Bola.com, Jakarta - Perjalanan panjang Timnas Indonesia sejak 1934 hingga saat ini telah menghadirkan begitu banyak pelatih, baik lokal maupun asing, yang berupaya untuk membawa Tim Garuda berprestasi. Ada 45 pelatih, baik yang menjadi pelatih tunggal, berduet, maupun membentuk trio, serta caretaker, yang menangani Timnas Indonesia.
Johannes Christoffel Jan Mastenbroek adalah pelatih yang pertama menangani Timnas Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda. Kemudian ada pula sejumlah nama lokal seperti Endang Witarsa, Sinyo Aliandoe, hingga Danurwindo.
Baca Juga
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
Advertisement
Sebelum kehadiran Shin Tae-yong, Simon McMenemy, Luis Milla, ataupun Alfred Riedl, ada begitu banyak pelatih asing yang juga pernah menangani Tim Garuda. Anatoli Polosin dan Ivan Kolev adalah dua di antaranya. Belum lagi ada Henk Wullems dan Peter Withe.
Dari begitu banyak pelatih yang pernah menangani Timnas Indonesia, dan masih dalam suasana Sewindu Bola.com, berikut delapan pelatih terbaik Timnas Indonesia sepanjang masa:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alfred Riedl
Pelatih Timnas Indonesia yang cukup sering dipercaya oleh PSSI, mulai dari Piala AFF 2010, Piala AFF 2014, dan terakhir pada Piala AFF 2016.
Pelatih asal Austria itu sangat diingat oleh penggemar sepak bola Indonesia karena keberhasilannya membuat tim yang tampil meyakinkan di Piala AFF 2010 dan 2016. Namun, sayang dalam dua edisi itu, Tim Garuda hanya menjadi runner-up.
Â
Advertisement
Anatoli Polosin
Pelatih asal Uni Soviet ini terkenal sebagai sosok yaang keras dalam menangani timnya. Ia dikenal senang menggembleng fisik para pemain hingga merasa kelelahan dan tak sedikit yang menyerah.
Fakhri Husaini, Jaya Hartono, Eryono Kasiba, dan Ansyari Lubis pun sampai harus mundur dari tim karena tak kuat dengan latihan fisik ala Polosin. Namun, latihan keras Polosin tak sia-sia, Timnas Indonesia sukses meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila.
Kala itu skuad timnas Indonesia dihuni pemain-pemain seperti Ferry Raymond Hattu, Eddy Harto, Aji Santoso, Peri Sandria, dan Robby Darwis. Timnas Indonesia menjungkalkan Thailand lewat babak adu penalti pada partai final SEA Games 1991.
Ivan Kolev
Kemudian ada Ivan Kolev asal Bulgaria yang menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 2002. Ia menangani Tim Garuda di Piala Tiger 2002 setelah lebih dulu menangani beberapa klub Indonesia, seperti Persija Jakarta dan Persipura Jayapura.
Kiprah Timnas Indonesia pada Piala Tiger 2002 sangat baik. Sebanyak 19 gol dicetak Tim Garuda yang hanya kebobolan lima gol. Timnas Indonesia menjadi runner-up sat itu.
Kolev juga memimpin Timnas Indonesia lolos ke putaran final di Piala Asia 2004. Namun, di puataran final, berada satu grup dengan China, Bahrain, dan Qatar, Tim Garuda gagal lolos dari fase grup.
Ajang serupa kembali diikuti Kolev saat periode kedua menangani timnas Indonesia atau pada 2007. Namun, lagi-lagi gagal. Timnas Indonesia menelan dua kekalahan dan hanya sekali menang pada Piala Asia 2007 sehingga terhenti di fase grup.
Advertisement
Bertje Matulapelwa
Jangan lupakan nama Bertje Matulapelwa. Ia menjadi aktor di balik kesuksesan Timnas Indonesia meraih emas SEA Games 1987 di Jakarta.
Ia ditunjuk menjadi pengganti Sinyo Aliandoe pada 1985. Bertje ditunjuk untuk membawa timnas Indonesia memperbaiki prestasi di SEA Games.
Pada tahun pertama, ia gagal. Tim Garuda kalah tujuh gol tanpa balas dari Thailand di babak semifinal. Grafik meningkat mulai ditunjukkan timnas Indonesia arahan Bertje pada Asian Games 1986 dan lolos dari fase grup bersama Arab Saudi.
Timnas Indonesia juga lolos ke semifinal setelah mengandaskan Uni Emirat Arab pada babak adu penalti. Langkah Indonesia akhirnya terhenti oleh Korea Selatan pada babak semifinal, Garuda takluk 0-4.
Peter Withe
Pelatih asal Inggris ini sempat mengubah gaya bermain Timnas Indonesia. Perubahan dilakukan Withe terlihat dari skema permainan, di mana saat itu para pemain Tim Garuda akhirnya akrab dengan formasi 4-4-2.
Boaz Solossa adalah pemain yang diorbitkan oleh Peter Withe di Timnas Indonesia. Saat itu, Timnas Indonesia tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2006. Namun, Tim Garuda hanya meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang, membuat mereka berada di posisi ketiga.
Sementara itu, Timnas Indonesia asuhan Peter Withe cukup bertaji di Piala Tiger 2004. Boaz Solossa dan Ilham Jaya Kesuma membuat permainan timnas Indonesia menjadi atraktif.
Tanpa tersentuh kekalahan, timnas Indonesian menduduki puncak klasemen Grup A dengan tiga kemenangan dan sekali seri. Saat semifinal, Malaysia pun dilibas dengan skor agregat 5-3. Anak asuh Peter White pun melenggang ke final.
Namun penampilan apik timnas Indonesia tak berlanjut di final. Timnas Indonesia menyerah 2-5 dalam final yang berlangsung dua leg tersebut. Withe kembali dipercaya memimpin timnas Indonesia di Piala AFF 2007. Sayang, hasil yang diraih justru lebih buruk.
Timnas Indonesia terseok-seok dengan hanya meraih satu kemenangan dan dua kali imbang, hasil itu membuat Ilham Jaya Kesuma dan kolega gagal ke semifinal. Tim Garuda pun menduduki peringkat ketiga dengan lima poin, sama seperti Singapura dan Vietnam, namun kalah selisih gol.
Advertisement
Nandar Iskandar
Nandar Iskandar mendapatkan kepercayaan dari PSSI untuk menangani Timnas Indonesia. Nandar pun sukses membawa Tim Garuda lolos ke putaran final Piala Asia 2000 di Lebanon.
Pada fase kualifikasi Timnas Indonesia tak terkalahkan saat menghadapi Hong Kong dan Kamboja. Namun, di putaran final, Indonesia gagal lolos dari fase grup karena kalah dari China dan Korea Selatan.
Nandar juga menangani Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000, di mana Garuda sukses mencapai final. Sayangnya, penampilan gemilang Timnas Indonesia selama fase grup gagal diperlihatkan di final, di mana mereka kalah 1-4 dari Thailand.
Namun, hingga saat ini Nandar menjadi satu-satunya pelatih lokal yang membawa Timnas Indonesia ke final Piala Tiger atau AFF.
Tony Pogacnik
Tony Pogacnik menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 1954. Pelatih asal Kroasia dan Yugoslavia itu punya jasa besar bagi Tim Garuda dengan ketekunannya mencari talenta terbaik hingga ke pelosok daerah.
Ia tidak ragu untuk memperbaiki dasar teknik para pemain yang dipanggil ke Timnas Indonesia, mulai dari tendangan, sundulan, hingga melakukan tekel. Ia pun sukses membawa Tim Garuda mencapai semifinal Asian Games 1954 di Manila.
Tak cukup sampai di situ, timnas Indonesia juga menembus babak perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne. Saat itu Timnas Indonesia mampu merepotkan tim kuat, Uni Soviet, yang diperkuat kiper legendaris Lev Yashin.
Bermaterikan pemain-pemain jempolan macam Andi Ramang, Rukma Sudjana, Maulwi Saelan, dan Wowo Sunaryo, Timnas Indonesia asuhannya meraih pencapaian tertinggi sepanjang sejarah yakni merebut medali perunggu Asian Games 1958.
Â
Advertisement
Henk Wullems
Pelatih yang menangani Timnas Indonesia pada 1995 hingga 1996. Selama menjadi pelatih Tim Garuda, Wullems berhasil mengantarkan tim asuhanya meraih medali perak Asian Games 1997.