Bola.com, Malang - Arema FC tak sekedar menjadikan Stadion Gajayana, Kota Malang sebagai homebase di Liga 1 musim depan. Tapi lebih dari itu.
Manajemen tim Singo Edan ini berencana mengajukan hak kelola stadion tersebut. Apalagi Walikota Malang, Sutiaji sudah menyerahkan pembenahan Stadion Gajayana, kepada pihak Arema.
Baca Juga
Advertisement
Ada dua hal yang harus dibenahi Arema agar bisa menggunakan stadion itu untuk Liga 1. Pertama memperbaiki lampu stadion karena penerangannya masih belum memadai untuk pertandingan malam. Kedua, membuat tribune penonton menjadi single seat. Rencananya, akan ada 10 ribu tempat duduk yang dipasang.
“Arema FC berterima kasih kepada Walikota Malang dan Disporapar selaku pengelola Stadion Gajayana. Bahkan dalam diskusi yang dilakukan, Arema siap mengajukan hak kelola agar kedua pihak memiliki rencana jangka panjang untuk mengembangkan Stadion Gajayana,” kata General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengelolaan
Arema bisa juga diuntungkan jika bisa mengelola Stadion Gajayana. mereka punya wewenang penuh untuk pengelolaan. Seperti yang dilakukan Bali United dengan Stadion Kapten I Wayan Dipta. Mereka bisa membuat store, hingga cafe di stadion.
Namun, Arema belum berpikir jauh terkait apa yang akan dilakukan jika dapat kepercayaan mengelola Stadion Gajayana. Pastinya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh tim pengembangan bisnis Arema.
Advertisement
Jangka Panjang
Arema bisa berhomebase di Stadion Gajayana dalam waktu lumayan panjang. Markas utama mereka, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sampai saat ini belum direnovasi. Jika renovasi sudah dilakukan, butuh waktu 2 tahun untuk merampungkannya.
Beberapa waktu lalu, sempat ada aksi penolakan jika Stadion Kanjuruhan direnovasi. Sekompok Aremania meminta agar Stadion Kanjuruhan tidak dibongkar dan mendukung dijadikan sebagai museum Tragedi Kanjuruhan.
Pada 1 Oktober 2022, terjadi Tragedi Kanjuruhan yang memakan 135 korban jiwa di tempat tersebut. Artinya, belum ada kejelasan apakah Stadion Kanjuruhan bisa digunakan kembali atau tidak.