Bola.com, Malang - Sepekan sudah Arema FC menggelar persiapan menuju Liga 1 2022/2023. Namun ada yang beda dari sesi latihan tim berjulukan Singo Edan ini di Stadion Gajayana, Malang, Jumat (12/05/2023).
Ya, Dendi Santoso dkk mengenakan jersey latihan baru. Bagian atas berwarna merah dengan garis hitam, kemudian dipadu dengan celana hitam.
Baca Juga
Advertisement
Bisa dibilang baru kali ini Arema menggenakan jersey latihan yang membuat gagal fokus. Coraknya mirip AC Milan atau Persipura Jayapura.
Tak sedikit awak media yang heran dengan jersey latihan baru ini. Karena jarang Arema menggunakan seragam latihan seperti ini.
Biasanya, Singo Edan menggunakan seragam latihan tidak bermotif. Hanya desain satu warna antara jersey dan celana. Baik itu warna merah, biru, kuning atau hitam.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Ada Paten Warna
Jadi, tidak ada paten warna dalam seragam latihan. Kecuali jersey utama, Arema identik dengan warna biru. "Kami hanya ingin lebih fresh saja,” kata Tjiptadi Purnomo, Manajer SEA, apparel milik Arema FC.
Lebih lanjut, dia menampik jika desain yang dipakai terinspirasi dari klub lain. Baik itu AC Milan atau lainnya.
"Inspirasinya tidak mengambil dari klub lain. Hanya ingin lebih fresh saja. Ada juga jersey latihan warna lain yang motifnya sama,” sambungnya.
Selain warna merah kombinasi hitam, ada jersey latihan lain berwarna biru kombinasi hitam. Tapi seragam itu belum digunakan.
Kabarnya, jersey latihan tersebut mirip dengan Inter Milan. Sehingga dua jersey latihan Arema menyerupai seragam dua klub besar di Milan, Italia.
Advertisement
Ajang Kreatifitas
Sejak memiliki apparel sendiri, Arema cukup kreatif terkait desain jersey latihan maupun pertandingan. Biasanya, setiap musim ada satu tema yang diusung.
Tahun ini, Arema menangkat tema Return of The King. "Tahun ini temanya bangkitnya sang raja,” imbuh Tjiptadi.
Bisa jadi, tahun ini diharapkan jadi kebangkitan Arema. Karena musim lalu mereka terpuruk. Tidak konsisten sejak awal musim.
Lalu terjadi Tergedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Setelah itu Singo Edan jadi tim musafir sampai akhir musim. Ini membuat Arema finish di urutan 12 klasemen akhir Liga 1.