Bola.com, Jakarta Tak terasa, perjalanan kami meliput SEA Games 2023 sudah hampir selesai. Tentunya, kami akan terus mengikuti Timnas Indonesia U-22 yang akan berlaga di final melawan Thailand.
Di sebelah hotel Timnas Indonesia U-22, ada sebuah kafe bernama Pink Cafe. Kami mendapati informasi bahwa staf medis skuad Indonesia biasa bersantai di sini.
Advertisement
Pada Senin (15/5/2023), kami mengunjungi Pink Cafe dan benar saja, sejumlah tim medis sedang menyeruput teh dan kopi. Lokasinya tepat di depan Masjid Al Serkal.
Mereka membahas perkembangan fisik para pemain Timnas Indonesia U-22. Peluang emas juga masuk pembahasan.
Di sisi lain, lingkungan Islami terasa di area sekitar Pink Cafe. Restoran halal dan warga Muslim/Muslimah jadi pemandangan umum.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bagi-Bagi Rupiah
Saat hendak kembali ke hotel Timnas Indonesia U-22 dan membayar bill, beberapa staf memberikan uang rupiah.
Ternyata, pemilik warkop bernama Visal ini mengoleksi uang dari negara lain, termasuk uang Euro, hingga Serbia.
Kami juga memberikan uang pecahan Rp50 ribu kepada Visal dan ia sangat suka.
“Terima kasih. Semoga Timnas Indonesia U-22 juara, besok saya nonton ke stadion,” kata Visal.
Advertisement
Tradisi Ngopi di Kamboja
Nyeruput kopi jadi kebiasaan warga Indonesia di beberapa daerah. Pagi hingga malam menuju pagi lagi, banyak warung kopi yang tetap buka. Lalu bagaimana dengan di Kamboja? Bola.com mencoba untuk melihatnya sembari meliput SEA Games 2023.
Pemandangan unik kami temukan di coffee shop persis di sebelah hotel tempat kami menginap selama meliput SEA Games 2023. Warung kopi itu terlihat cozy dan instagramable.
Namun demikian, ada satu hal yang bikin kami terheran. Kedai kopi bernama The Grounds itu hanya buka sampai pukul 6.00 sore.
Ternyata, warga Kamboja memang tak begitu suka menyeruput kopi pada malam hari. Bahkan, tidak ada istilah begadang.
“Orang Kamboja enggak kayak kita yang dikit-dikit ngopi. Kalaupun ngopi juga pagi hari,” ujar Andri, WNI yang bermukim di Phnom Penh sejak 2019.
“Jarang ada orang begadang, jadi jangan heran banyak coffee shop enggak buka sampai malam,” kata Lanjar menambahkan.
Bola.com di Kamboja
Advertisement