Bola.com, Phnom Penh - Timnas Thailand U-22 mengamuk di babak final SEA Games 2023. Tim berjulukan Gajah Perang itu menyerang Timnas Indonesia U-22 secara membabi buta.
Sejumlah ofisial dan pemain Timnas Indonesia U-22 menjadi korban kebrutalan Thailand U-22 seperti manajer Sumardji, pemain Komang Teguh Krisnanda, dan ofisial Tegar Diokta Andias
Baca Juga
Jelang Timnas Indonesia Vs Arab Saudi, Sumardji Beri Update Terbaru soal Cedera Kevin Diks
Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia, Kevin Diks Masih Cedera 2 Hari Jelang Lawan Arab Saudi, Kemungkinan Absen
Sumardji Bocorkan Situasi Skuad Timnas Indonesia Jelang Lawan Jepang: Bisa Banyak Bercanda, Tanda Kondisi Tim Bagus
Advertisement
Kejadian berawal dari selebrasi bench Thailand U-22 ketika Yotsakorn Burapha mencetak gol penyama kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-90+7. Beberapa ofisial Gajah Perang merayakannya dengan berlari ke bangku cadangan Timnas Indonesia U-22.
Aksi provokasi Thailand U-22 itu dibalas ofisial Timnas Indonesia U-22 tatkala Irfan Jauhari mencetak gol ketiga sekaligus membawa Timnas Indonesia U-22 unggul 3-2 pada menit ke-91 dalam babak perpanjangan waktu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cerita Sumardji
Keributan pun pecah. Ofisial Thailand U-22 menghajar Tegar habis-habisan. Sumardji bergerak cepat untuk melerai. Namun, pria berpangkat Kombes. Pol itu justru dipukul dan didorong kubu lawan hingga ambruk.
"Jadi, ketika Timnas Indonesia U-22 kembali unggul menjadi 3-2, semua ofisial lari ke bench Thailand," ujar Sumardji membuka kronologi.
"Lantaran semua ofisial berlari, anak-anak juga, ceritanya membalas selebrasi Thailand U-22 waktu menyamakan kedudukan menjadi 2-2."
"Begitu membalas ke Thailand U-22, saya sampaikan jangan. Rupanya, tiba-tiba dari belakang saya dipukul dan langsung terjatuh," jelas Sumardji.
Advertisement
Sumardji Enggan Memperpanjang Urusan
Masih dalam insiden itu, kiper Thailand U-22, Soponwit Rakyart, berlari dari gawangnya untuk memberikan bogem mentah kepada bek Timnas Indonesia U-22, Komang Teguh Krisnanda.
Buntut dari kekerasan yang dilakukan Thailand U-22 itu, dua ofisial Thailand U-22 dan Soponwit Rakyart dikartu merah wasit Matar Ali Al-Hatmi Qasim dari Oman. Komang Teguh juga diusir keluar.
"Bagi saya, sudahlah tidak apa-apa. Namanya juga perjuangan, membutuhkan pengorbanan," tutur Sumardji.
"Saya juga berterima kasih. Mungkin kalau bench mereka tidak emosi dengan saya dan yang lain, mungkin tidak terjadi seperti ini," jelasnya mengambil hikmah atas kejadian yang berujung medali emas buat Timnas Indonesia U-22.
Terima Kasih kepada Kapolri dan Ketua PSSI
Selain itu, Sumardji juga berterima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua PSSI, Erick Thohir, yang telah memercayainya sebagai manajer Timnas Indonesia U-22.
"Ini adalah berkat dan rahmat dari yang kuasa, memberikan anugerah kepada kita setelah 32 tahun kita susah mendapatkan medali emas. Sekarang, kita mendapatkannya," ungkap Sumardji.
"Terkhusus, saya berterima kasih kepada Kapolri yang sudah menugaskan saya untuk menjadi pembawa Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023. Pesan beliau agar menjaga mental anak-anak dari menit awal datang sampai sekarang. Mental anak-anak terjaga dengan baik."
"Terima kasih juga kepada Ketua PSSI yang telah memberikan dukungan luar biasa kepada tim ini," ucap Sumardji.
Advertisement