Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 tiba di Jakarta pada Kamis (18/5/2023) malam WIB. Para pemain, pelatih, dan ofisial masuk buku sejarah, karena sukses meraih medali emas SEA Games 2023, setelah terakhir kali didapat 32 tahun silam.
Medali emas SEA Games pertama kali diraih Indonesia pada edisi 1987. Beberapa catatan juga ditorehkan Timnas U-22, setelah meraih emas di SEA Games XXXII/2023, Kamboja.
Baca Juga
Shin Tae-yong Panggil Striker Muda PSS Hokky Caraka ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024
Situasinya Kritis, Persis Solo Keberatan Lepas Zanadin Fariz ke TC Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024
Ketatnya Persaingan Masuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Dari 122 Pemain Liga 1 Hanya 33 Dipanggil Shin Tae-yong Ikut Seleksi
Advertisement
Meskipun tidak pernah menelan kekalahan sejak fase grup, sejumlah catatan juga perlu dijadikan bahan evaluasi bagi Timnas Indonesia U-22 di kemudian hari.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kelebihan Timnas Indonesia U-22
Timnas U-22 menjadi tim yang paling produktif di antara kontestan SEA Games lainnya. Hingga melawan Thailand di final yang berlangsung di Olympic Stadium Phnom, Penh pada Selasa (16/5/2023) malam WIB.
Timnas Indonesia U-22 muncul sebagai tim paling produktif dengan mengoleksi 21 gol. Lini pertahanan Tim Garuda Muda hanya kebobolan 5 gol sejak fase grup.
Yang spesial juga adalah Timnas Indonesia U-22 untuk pertama kalinya memberondong gawang Thailand lima gol di partai final. Selama fase grup, catatan tiga clean sheet juga menyertai.
Jumlah kemasukan Timnas Indonesia U-22 lebih baik dibandingkan Vietnam yang sudah kebobolan tujuh gol dan Thailand yang kemasukan delapan gol.
Permainan pragmatis juga menjadi salah satu kelebihan Timnas Indonesia U-22. Pendapat itu sempat diungkapkan pengamat sepak bola Bali, I Gede Mahatma Dharma. Pria yang akrab disapa Dede itu melihatnya dari laga menghadapi Thailand di final.
“Kalau saya lihat, permainan Timnas U-22 di bawah coach Indra Sjafri cukup pragmatis. Mereka bisa mengantisipasi permainan melawan Thailand misalnya,” beber Dede.
Pria yang juga menjadi pelatih Bali United U-18 tersebut menambahkan, faktor Indra Sjafri juga menjadi sisi positif dari Timnas Indonesia U-22.
"Bisa diamati gaya permainan Timnas U-22 yang mengandalkan ball possession. Semua keputusan berjalan dengan baik. Kapan harus menyerang, kapan harus bertahan, sampai kapan harus melakukan counter attack," tuturnya.
Advertisement
Kekurangan Timnas Indonesia U-22
Berhasil menjadi tim dengan jumlah memasukkan gol tertinggi dan kemasukan paling rendah selama perhelatan SEA Games 2023, tidak membuat Alfeandra Dewangga dkk. bermain tanpa cela.
Masih ada beberapa kekurangan yang terlihat meskipun bisa ditutupi dengan baik. Kekurangan yang terlihat di Timnas U-22 kental terlihat saat laga perdana fase grup menghadapi Timnas Filipina.
Transisi dari menyerang ke bertahan yang kurang maksimal hingga ketenangan dalam bermain, masih menjadi kekurangan Ramadhan Sananta dan kolega.
Kekurangan ini bisa diatasi dengan baik pada fase grup, tetapi tidak di semifinal dan final. Saat menghadapi Vietnam, Timnas U-22 selalu unggul lebih dulu. Namun akhirnya, Vietnam tetap mengejar keunggulan Timnas Indonesia U-22.
Di final melawan Thailand, kasus yang sama juga terjadi. Sudah unggul 2-0 pada babak pertama, Timnas U-22 hilang konsentrasi pada menit-menit akhir.
“Tapi waktu di final melawan Thailand, Timnas Indonesia U-22 sedikit lengah pada akhir-akhir pertandingan. Sedikit hilang konsentrasi dan Thailand bisa membalas gol dari gagalnya antisipasi bola rebound,” tutup Dede.