Bola.com, Jakarta - Pemain keturunan Indonesia-Belanda, Ragnar Oratmangoen, kini tengah menghadapi situasi kritis bersama klubnya, FC Groningen, di kompetisi Eredivisie musim 2022/2023.
Sebab, Ragnar Oratmangoen kehilangan tempat utama di FC Groningen. Hal itu juga membuatnya tak bisa berbuat banyak untuk membantu timnya tengah tertatih-tatih di zona degradasi.
Baca Juga
Hikmah dari Tersingkirnya FCV Dender di 32 Besar Piala Belgia 2024/2025: Ragnar Oratmangoen Cs Bisa Fokus di Liga
5 Rangkaian Hot News Timnas Indonesia yang Mengguncang Nusantara Siang Ini : Pengakuan Mengejutkan Coach Nova sampai Kegeraman Warganet
Ragnar Oratmangoen Semakin Sangar, Jepang Wajib Was-Was saat Jumpa Timnas Indonesia Nih!
Advertisement
Sebetulnya, pemain yang punya darah keturunan Maluku dari kakek-neneknya ini sempat mengawali musim dengan positif karena banyak mendapat kesempatan bermain bersama FC Groningen.
Bahkan, pada pekan kedua Eredivisie musim ini, Ragnar juga sempat berduel satu lapangan dengan bintang Manchester United, Anthony, yang kala itu masih berstatus sebagai pemain andalan Ajax Amsterdam.
Saat itu, ia bermain pada babak kedua, tepatnya saat menggantikan Tomas Suslov. Namun, Ragnar memang tak berkutik lantaran FC Groningen dalam kondisi tertinggal dan akhirnya digulung 1-6 oleh tim tuan rumah.
“Saat musim kompetisi baru mulai, kami sempat bermain melawan Ajax Amsterdam dan waktu itu Anthony masih bermain di sana. Saya masih ingat sekali pertandingan itu. Sebab, Anthony bermain sangat bagus,” kata Ragnar saat berbincang di kanal YouTube Yussa Nugraha.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tersungkur di Zona Degradasi
Setelah kekalahan telak itu, performa Ragnar Oratmangoen dan kawan-kawan memang terus menukik. Mereka lebih banyak mengalami kekalahan saat melawan kontestan lainnya musim ini.
Sampai saat ini, FC Groningen memang tersungkur di zona merah. Dengan koleksi 18 poin dari 33 pertandingan, asa untuk lolos dari zona degradasi kian menipis karena berjarak 10 poin dari pesaing terdekatnya, FC Emmen.
“Untuk klasemen saat ini, kami berada di posisi degradasi bersama FC Groningen. Situasi ini memang tidak baik bagi kami,” ujar pemain berusia 25 tahun itu.
“Saya saat ini juga tidak mendapatkan menit bermain sebanyak sebelumnya. Jadi, semoga saja kesempatannya jadi lebih baik untuk saya,” ia menambahkan.
Advertisement
Sempat Alami Perubahan Posisi
Situasi pelik lainnya yang juga dihadapi Ragnar ialah minimnya kesempatan bermain. Salah satu momen yang menjadi titik balik dari perjalanan kariernya ialah jeda musim dingin pada akhir tahun 2022 lalu.
Momen ini diawali dari pergantian posisi pelatih. Setelah sempat diasuh Frank Wormuth, FC Groningen mempercayakan kursi juru taktiknya kepada Dennis van der Ree.
Perubahan nakhoda ini memang turut berimbas pada nasib Ragnar. Sebab, dia yang awalnya berposisi sebagai winger justru dicoba untuk memainkan peran sebagai gelandang bertahan.
“Musim ini, saya bermain sebagai winger kiri sampai jeda musim dingin. Namun, saat itu pelatih kami justru dipecat,” ujar pemain kelahiran 21 Januari 1998 ini.
“Lalu, pelatih yang baru melihat saya lebih baik bermain di posisi gelandang bertahan. Setelah jeda musim dingin itu, saya bermain sekitar delapan laga. Dan setelah itu sampai sekarang ini, saya lebih sering duduk di bangku cadangan.”