Bola.com, Jakarta - Bagi Ilham Rio Fahmi, tahun ini barangkali menjadi momen yang paling spesial pada masa awal kariernya. Setelah menyabet gelar Pemain Muda Terbaik Liga 1 2022/2023, ia sukses meraih medali emas SEA Games 2023 bersama Timnas Indonesia U-22.
Kontribusi Rio Fahmi di balik keberhasilan Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 memang patut diapresiasi. Dari lima penampilannya, dia sukses menyumbang tiga assist untuk Garuda Muda.
Advertisement
Performanya bersama Persija Jakarta pun juga tak kalah istimewa. Pada musim keduanya bersama Macan Kemayoran, dia menjadi salah satu pemain muda yang paling banyak mengenyam menit bermain.
Sebab, selama semusim, bek berusia 21 tahun ini bermain sebanyak 30 kali. Sebagian besar memang turun sebagai starter. Tak hanya itu, ia juga sukses menyumbang satu gol dan dua assist.
Perjuangannya itu akhirnya ditutup dengan manis karena Persija Jakarta finis di peringkat kedua. Di bawah asuhan Thomas Doll, dia tampil moncer hingga menyabet penghargaan Pemain Muda Terbaik Liga 1 musim lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Bekerja di Konter Pulsa
Jauh sebelum namanya bersinar seperti sekarang ini, pemain kelahiran Banjarnegara itu harus melewati perjuangan yang panjang untuk bisa mewujudkan mimpinya menjadi pesepak bola profesional.
Sebab, Rio Fahmi harus bekerja di gerai pulsa untuk mencari pemasukan. Padahal, gaji yang diterimanya terhitung minim lantaran upah minimum regional (UMR) di daerahnya yang masuk kategori rendah.
“Setelah bersama Persibara U-17, saya sempat bekerja terlebih dahulu selama setahun. Saat itu, saya kerja di konter yang menjual pulsa dan paket internet,” kata Rio Fahmi dikutip dari kanal YouTube Ganjar Pranowo.
“Ketika itu saya hanya menjadi pegawai. Gajinya cuma satu juta rupiah, karena memang UMR Banjarnegara rendah,” imbuhnya.
Advertisement
Tak Mau Jadi Beban Keluarga
Sebelum bergabung dengan Persija Jakarta, pemain kelahiran 6 Oktober 2001 ini sempat mengawali kariernya bersama tim lokal, Persibara Banjarnegara. Dari sanalah, impiannya bermula.
Namun, Rio memang harus pintar dalam membagi waktu antara bekerja dan menjalani aktivitas latihan sehari-hari. Akhirnya, dua hal yang berjalan beriringan inilah yang mengantarkannya jadi pemain berlevel tim nasional.
“Dulu saat lulus SMA, saya memegang prinsip tidak ingin menganggur. Saya tidak mau menjadi beban bagi keluarga saya,” ujar pemain yang promosi bersama Persija Jakarta pada 2021 itu.
“Yang penting saat itu saya mendapat pemasukan. Akhirnya bekerja sambil latihan sepak bola. Latihannya setelah pulang dari kerja,” imbuhnya.
Tebak Juara Liga Champions
Advertisement