Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia U-22 baru saja membuat sejarah baru. Skuad Garuda Muda membawa pulang medali emas SEA Games untuk kali pertama sejak 1991 silam.Keberhasilan di Kamboja pun dilalui dengan perjalanan yang luar biasa.
Utamanya saat menghadapi Vietnam dan Thailand. Gelandang Indonesia U-22, Marselino Ferdinan menyebut kebersamaan jadi salah satu faktor kunci keberhasilan mereka. Ia dan rekan-rekannya begitu akrab satu sama lain di luar lapangan.
Baca Juga
Rapor Setiap Lini Timnas Indonesia Usai Gasak Arab Saudi: Kerja Keras yang Berbuah Hasil
Marselino Ferdinan Mencuri Hati Netizen Malaysia: Baru Pertama Kali Ini Saya Puji Pemain Timnas Indonesia
Hasil Lengkap UEFA Nations League: Ditahan Imbang Bosnia, Timnas Pusat Gagal Ikuti Jejak Kemenangan Indonesia
Advertisement
"Kesuksesan ini karena kebersamaan satu tim. Kami memang sering kumpul atau sebelum main ngobrol apa yang harus dilakukan," ungkapnya saat menyambangi Kantor KONI Jawa Timur, Rabu (24/5/2023).
"Setelah 32 tahun tidak mendapat emas, itu juga menjadi motivasi tersendiri pastinya. Jadi kami terpompa untuk bisa mengalahkan rasa takut," imbuh Marselino Ferdinan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Drop saat Laga Final
Dalam kesempatan tersebut, pemain berusia 18 tahun itu juga mengungkapkan situasi yang terjadi di partai final kontra Thailand.
Bangku cadangan Indonesia sempat merayakan kemenangan karena laga telah usai. Tetapi yang terjadi, tim Gajah Putih berhasil menyamakan skor di serangan terakhir waktu normal.
"Waktu skor 2-1, itu masih ada bola pelanggaran. Tapi itu malah jadi gol. Saya sudah stress waktu itu, rasanya hancur, kalah ini," urai pria yang akrab disapa Lino ini.
"Untung teman-teman saling dukung semua, kami bisa main seperti biasa. Kami perbaiki semuanya dan mental kami di perpanjangan waktu memang luar biasa bagus," jelasnya.
Advertisement
Ogah Ikut Kericuhan
Selepas Irfan Jauhari mengembalikan keunggulan Indonesia U-22 di awal perpanjangan waktu, kericuhan meletus di bangku cadangan. Manajer Sumardji bahkan sampai terjungkal setelah diterjang ofisial Thailand.
Tetapi penggawa KMSK Deinze tersebut mengaku ogah terlibat dalam kericuhan tersebut. Menurutnya, itu justru akan membuat karier yang dibangunnya berantakan.
"Saya tetap fokus karena saya tahu prioritasnya. Jadi tidak terpikir untuk ikut-ikutan karena nanti ada sanksi dan lain-lain yang bisa merugikan saya sendiri," ucapnya.
Ucapan Selamat dari Belgia
Kiprah Marselino Ferdinan bersama tim nasional rupanya diikuti dengan seksama oleh pelatih dan rekan-rekannya di Belgia. Ucapan selamat pun berhamburan selepas keberhasilannya tersebut.
Eks penggawa Persebaya Surabaya tersebut terkesan dengan hal tersebut. Ini menunjukkan timnya tetap aware dengannya selama membela Merah Putih.
"Banyak teman-teman chat bilang congratulations. Saya lihat dari situ bukan karena ucapannya tapi perhatian mereka kepada saya," katanya.
"Saya masih berusia 18 tahun dan mereka support terus baik pelatih maupun asisten pelatih. Saya merasa bahagia juga sih," tandas Lino.
Advertisement