Bola.com, Jakarta - Format baru Liga 1 rencananya akan digunakan mulai musim 2023/2024. Nantinya 18 kontestan akan berlaga satu sama lain dengan sistem kandang dan tandang.
Kemudian di akhir musim, empat penghuni teratas klasemen akan melaju ke Championship Series. Tim peringkat pertama akan bertanding melawan tim peringkat keempat.
Baca Juga
Persib Disebut Beruntung oleh Pelatih Persita, Bojan Hodak: Ya Semoga Sampai Akhir Musim Begitu
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Darel Valentino, Pesona The Last Boy Scout di Tengah Gemerlap Para Bintang di Malut United FC saat Bekuk PSIS di BRI Liga 1
Advertisement
Lalu tim peringkat kedua akan berlaga melawan tim penghuni posisi ketiga. Mereka semua akan berlaga dalam dua leg. Pemenang dari masing-masing laga itu akan berlaga di babak final yang juga akan berlangsung dalam dua leg.
Format baru itu mengundang pro dan kontra. Satu kontra datang dari pengamat sepak bola Tanah Air, Yusuf Kurniawan. Ia merasa Championship Series yang hanya melibatkan empat tim kurang ideal.
"Empat tim lolos ke Championship Series seakan meniadakan yang tim yang tepat di bawah, padahal kalau kita lihat persaingan di Liga 1 dalam beberapa musim terakhir mereka yang berada di posisi delapn besar itu bisa saling mengalahkan," ujar Yuke pada acara diskusi sepak bola berjudul Liga Indonesia 2023/2024, Untung Rugi Format Baru Kompetisi, Rabu (31/5/2023) siang di Jakarta.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lebih Baik Delapan Tim?
Yusuf Kurniawan kemudian memberikan ide yang cukup menarik. Alih-alih menggunakan empat tim pada babak Championship Series, alangkah baiknya jika ada delapan tim yang terlibat pada fase tersebut.
Ia merasa hal itu akan lebih seru. Seperti ketika adanya babak delapan besar di Divisi Utama Liga Indonesia dua dekade lalu.
"Pandangan saya alih-alih dengan empat tim saja tapi bikin sekalian babak delapan besar. Secara komersial dan TV itu juga seru dan akan klimaks juga di babak akhir," jelasnya.
Advertisement
AFC Kaget
Yusuf Kurniaan kemudian menceritakan pengalamannya ketika masih menjadi bagian dari PSSI pada 2017. Saat itu ia membuat perwakilan AFC kaget.
Sebab, Yuke mempresentasikan bagaimana sistem kompetisi sepak bola Indonesia. AFC kaget ketika mengetahui liga level tertinggi di Indonesia memiliki format satu wilayah.
"Saat itu kita dibilang gila, AFC saja memakai beberapa wilayah untuk kompetisi mereka," ujarnya.
Harusnya Dua Wilayah
Yusuf Kurniawan tidak masalah dengan format baru Liga 1 yang menggunakan Championship Series. Namun, menurutnya akan lebih efektif jika liga kembali menggunakan dua wilayah.
Dengan demikian, keterwakilan dari tiap daerah akan lebih terasa. Klub juga bisa berhemat dana yang cukup besar dengan adanya dua wilayah.
"Kalau pakaI Championship Series harusnya pakai dua wilayah, keterwakilan daerah itu lebih masuk, tidak terkesan ada kelompok elitis di klub tertentu," tandas Yuke.
Advertisement