Bola.com, Jakarta - Nama Hamka Hamzah dalam satu dekade terakhir bisa dibilang sangat akrab dengan jabatan kapten klub.
Di manapun dia berada, ban kapten selalu melingkar di lengannya. Mulai dari Mitra Kukar, Borneo FC, Arema FC, PSM Makassar, Sriwijaya FC hingga beberapa klub terakhirnya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam youtube Sportcast 77, pemain 39 tahun yang kini membela Bekasi FC itu menceritakan awal mula dia mendapatkan karakter leadership. Hamka mendapatkan sifat itu saat musim pertama membela tim tanah kelahirannya, PSM Makassar, yakni pada musim 2001.
“Saya belajar leadership waktu masih di PSM. Belajar dari para senior. Saya ambil sisi positifnya karena materi pemain PSM waktu itu legend semua,” kenang Hamka Hamzah.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ilmu dari Senior
PSM bertabur bintang kala itu. Mulai Ronny Ririn, Yosep Lewono, Ortizan Salossa, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto dan lainnya. Setelah itu, dia terpanggil membela Timnas Indonesia junior untuk turnamen Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam 2002 silam.
“Waktu di timnas junior itu saya mulai coba menyatukan pemain. Biar yang dari Jawa tidak kumpul sesama Jawa saja. Begitu juga yang dari daerah timur. Tapi waktu itu di timnas junior yang jadi kapten Samsul Chaerudin. Saya hanya membantu,” kenangnya.
Secara karakter, semasa muda Hamka sering berkumpul dengan pemain yang lebih senior ketika di klub. Di Persebaya Surabaya, dia berkumpul dengan Chairil Anwar dll. Sedangkan di Persik dia bertemu Kuncoro, Siswantoro dan lainnya.
“Ibaratnya di awal karier saya bertemu banyak legenda klub. Di PSM, Persebaya juga. Lalu di Persik ketemu para tukang jagal ibaratnya,” katanya lalu tertawa.
Advertisement
Awal Jadi Kapten
Hamka mulai dapat kesempatan jadi kapten sejak di Persija Jakarta. Tapi kala itu bukan kapten utama. Baru di Mitra Kukar dan klub Indonesia lainnya yang dibela, Hamka selalu ditunjuk sebagai pemimpin di lapangan.
“Kalau tidak salah, pertama kapten di Persija. Mungkin pelatih melihat saya bisa menjembatani pelatih dengan pemain. Bisa mengayomi pemain dan menyatukan pemain dari daerah yang berbeda. Bahkan bisa juga langsung komunikasi dengan pemilik klub. Banyak yang harus dipikirkan kapten. Jadi tidak sekadar memakan ban kapten di lengan. Di luar lapangan juga masih punya tanggung jawab. Jadi kapten itu tidak gambang,” tegasnya.
Sampai Tangani Masalah Personal
Sebagai kapten, Hamka tak hanya jadi kepanjangan tangan pelatih di lapangan. Ketika ada pemain yang tampil dibawah performa terbaik, dia akan mencari penyebabnya. Secara personal Hamka akan menggali penyebabnya dan mencari solusi bersama pelatih.
“Banyak pengorbanan yang harus dilakukan kapten. Mungkin sampai ada pemain yang ada masalah keluarga, juga harus dibicarakan solusinya agar tidak sampai mempengaruhi permainan di lapangan,” tegasnya.
Advertisement