Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas di SEA Games 2023. Ada beberapa momen penting yang terjadi di Kamboja. Satu di antaranya saat Garuda Muda berlaga di semifinal.
Saat itu Timnas Indonesia U-22 bertanding melawan Timnas Vietnam U-22. Skuad Garuda Muda mampu meraih kemenangan 3-2. Padahal, saat itu tim asuhan Indra Sjafri harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-60.
Advertisement
Satu pergantian penting dilakukan Indra Sjafri pada awal babak kedua. Ia memasukkan Muhammad Taufany untuk menggantikan Ananda Raehan.
Muhammad Taufany menjadi penentu kemenangan Timnas Indonesia U-22. Tembakan jarak jauh yang ia lepaskan pada akhir babak kedua mampu membobol gawang Vietnam dan membawa Garuda Muda berlaga di final SEA Games 2023.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Bingung
Kepada kanal Youtube JEBREEETmedia TV, asisten pelatih Timnas Indonesia U-22, Bima Sakti mengungkapkan kejadian menarik pada laga itu. Menurutnya, Indra Sjafri sempat bingung dalam melakukan pergantian.
Menurut Bima, Indra Sjafri sempat bingung apakah ia akan memasukkan Muhammad Taufany atau Beckham Putra. Indra kemudian yakin untuk lebih memilih Taufany.
"Itu kami sama coach Indra sempat debat untuk memasukkan Taufany atau Beckham. Dua-duanya bagus cuma kan pas apa enggak masuknya di posisi tertekan," ungkap Bima Sakti.
"Saat itu Coach Indra minta masukkan Taufany, ya udah kami bismillah aja," sambungnya.
Advertisement
Pemain Terbaik
Timnas Indonesia U-22 hanya bisa membawa 20 pemain di SEA Games 2023. Skuad itu cukup minim untuk menghadapi jadwal padat selama berlaga di Kamboja.
Asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 yang lain, Kurniawan Dwi Yulianto merasakan hal itu. Namun, Kurus bersyukur memiliki skuad yang sedang ada pada kondisi terbaik.
"Kita diuntungkan, pemain yang kita bawa itu terbaik. Secara kualitas sangat bagus, yang paling penting adalah mentalitas dan kebiasaan. Kadang ada pemain yang tidak dimainkan menjadi toxic, ini enggak. Mereka bisa memahami karena ini bagian dari strategi," jelas Kurniawan.
Sumber: JEBREEETmedia TV