Bola.com, Parepare - PSM Makassar mengubur mimpi bermain di play-off kualifikasi Liga Champions Asia 2023/2024, setelah kalah adu penalti dari Bali United pada leg kedua di Stadion BJ Habibie, Parepare, Sabtu (11/6/2023).
Kegagalan PSM lolos mewakili Indonesia di play-off kualifikasi Liga Champions Asia 2023/2024, tak terlepas dari kegagalan Wiljan Pluim dalam mengeksekusi penalti.
Baca Juga
Advertisement
Ia menjadi algojo terakhir dalam duel adu penalti, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Namun, bola hasil speakan Pluim melambung tinggi di atas mistar gawang Bali United yang dikawal M. Ridho.
Pada waktu normal, Wiljan Pluim juga gagal memanfaatkan beberapa peluang yang bisa dikonversi menjadi gol. Namun, pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, enggan menyalahkan pemain asal Belanda itu.
"Penalti ini, saya tidak melihatnya sebagai kesalahan individu karena bisa terjadi pada semua tim. Jadi bukan salah Pluim. kami kalah sama-sama, kami menang sama-sama," bebernya selepas pertandingan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minta Maaf kepada Suporter
Yang jelas, Tavares bangga dengan perjuangan anak asuhnya dalam dua laga menghadapi Tim Serdadu Tridatu, sekaligus meminta maaf kepada suporter PSM Makassar, karena mereka gagal menang.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada suporter. Saya bangga terhadap tim saya dan saya tahu bahwa dalam dua pertandingan, Bali United bermain baik," kata Tavares.
"Kami juga memintah maaf kepada suporter. Kami sudah bekerja keras. Mohon maaf tidak bisa melangkah lagi dan tentunya saya ucapkan selamat untuk Bali United," sambungnya.
Advertisement
Komentari Wasit
Seperti dalam leg pertama di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Tavares kembali berkomentar mengenai wasit. Namun, ia tidak berbicara sangat keras terhadap kepemimpinan wasit.
Bernardo Tavares menilai ada beberapa keputusan yang harus dipertanyakan. Contohnya adalah waktu tambahan yang diberikan wasit, pada saat pemain Bali United sering terjatuh akibat mengalami cedera.
"Wasit hanya memberikan waktu beberapa menit saja. Permainan tidak bisa dilanjutkan saat ada pemain cedera. Hal ini terus berulang tapi wasit hanya memberikan beberapa menit waktu tambahan," terangnya.
Butuh VAR
Bahkan pelatih berpaspor Portugal itu menilai jika Liga 1 memang sangat membutuhkan VAR, agar tidak ada kesalahan berulang yang dilakukan wasit.
Termasuk ketika wasit Yudi Nurcahya memberikan kartu merah untuk pelatih Fisik PSM, Paulo Renato Goncalves Quarte, pada menit ke-118.
"Sepertinya asisten wasit tidak mau membantu wasit utama di dalam. Tentu saja kami kecewa tidak bisa melangkah ke Liga Champions Asia karena banyak kesalahan-kesalahan wasit yang dilakukan di pertandingan," ungkapnya.
"Saya jelaskan sekali lagi, kalau Indonesia mau maju, sangat urgent sepak bola Indonesia butuh VAR. Wiljan Pluim juga ditendang dekat tiang dan wasit berada dua meter dari tiang. Saya yain wasit pembantu di luar tidak melihat," tutupnya.
Advertisement