Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia gagal meraih kemenangan saat berjumpa Palestina pada laga pertama FIFA Matchday periode Juni 2023. Sejatinya, skuad Garuda sukses tampil dominan pada laga ini.
Namun, duel yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Rabu (14/6/2023) ini harus berakhir tanpa pemenang. Timnas Indonesia dan Palestina harus puas bermain imbang tanpa gol.
Baca Juga
Advertisement
Merujuk pada data yang disajikan Lapangbola.com, skuad asuhan Shin Tae-yong memang cenderung lebih mendominasi pertandingan ketimbang Palestina. Hal itu terlihat dari persentase penguasaan bola.
Sepanjang pertandingan, skuad Garuda sukses mencatatkan 59 persen penguasaan bola. Dari segi penciptaan peluang, Timnas Indonesia juga sebetulnya lebih unggul. Namun, berbagai keuntungan ini tak dapat dimaksimalkan oleh Marc Klok dkk.
Sejatinya Timnas Indonesia punya banyak kesempatan untuk unggul dan mengamankan kemenangan pada pertandingan ini. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Membuang Banyak Peluang
Apabila dibandingkan dengan Palestina, Timnas Indonesia sebetulnya memiliki peluang lebih banyak untuk mencetak gol pada pertandingan ini. Hal itu terlihat dari statistik sepanjang laga.
Selama 2x45 menit, skuad Merah Putih setidaknya berhasil melancarkan total 12 kali tembakan ke area pertahanan lawan. Dari semua upaya ini, setidaknya ada enam tembakan yang mengarah ke gawang.
Sayangnya, semua peluang ini tak ada satu pun yang sukses dikonversi menjadi gol. Semua upaya yang dikerahkan oleh para pemain Timnas Indonesia bisa diamankan dengan baik oleh kiper Palestina.
Advertisement
Serangan Balik Tidak Optimal
Timnas Indonesia memang tak menguasai bola sepanjang pertandingan. Ketika tim lawan memegang kendali permainan, skuad Garuda cenderung menerapkan garis pertahanan yang sedang.
Taktik semacam ini memang diterapkan untuk memberikan pressing ketat ketika pemain lawan sudah terpojok. Ketika penguasaan bola berhasil diambil alih, anak asuh Shin Tae-yong langsung melancarkan serangan balik yang cepat.
Sayangnya, taktik defend-counter semacam ini belum bisa dimaksimalkan oleh Timnas Indonesia. Dalam beberapa momen, serangan balik cepatnya justri bisa dipatahkan oleh tim lawan.
Beberapa Pemain Terlalu Individual
Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab kegagalan Timnas Indonesia meraih kemenangan pada pertandingan ini ditengarai karena sejumlah pemain yang terlalu individual.
Pasalnya, dalam beberapa momen, ada peluang emas yang berhasil diciptakan skuad Merah Putih via skema serangan balik. Namun, peluang ini gagal dimaksimalkan dengan baik karena pemain Indonesia terlalu individual.
Salah satu momen yang menggambarkan situasi ini ialah ketika Yakob Sayuri mendapatkan bola di area kotak penalti lawan pada menit ke-56. Bukannya memberikan umpan silang, pemain PSM Makassar ini justru melesakkan tembakan.
Padahal, sebetulnya ada sejumlah opsi operan yang bisa dilakukan Yakob. Namun, ia memilih menyepak bola dan hanya menghasilkan tembakan sudut.
Advertisement