Bola.com, Jakarta - Penampilan yang diperlihatkan Timnas Indonesia pada dua laga FIFA Matchday melawan Palestina dan Argentina menyisakan sejumlah catatan.
Evaluasi ini berkaitan dengan aspek positif sekaligus negatif skuad Garuda. Pada dua pertandingan melawan Palestina dan Argentina, Timnas Indonesia gagal mendapatkan kemenangan.
Baca Juga
BRI Liga 1: Transisi Bertahannya Lemah, Persis Dibuat Tak Berdaya oleh Dua Winger Timnas Indonesia
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Advertisement
Duel pertama berakhir imbang tanpa gol, sedangkan laga kedua berujung kekalahan dengan skor 0-2. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tentu sudah mengumpulkan sejumlah catatan yang menjadi evaluasi kegagalan anak asuhnya pada dua laga ini.
Apalagi, khusus laga pertama, skuad Garuda bermain lebih baik dan punya peluang untuk menang. Sayangnya, keunggulan atas Palestina tak bisa dimaksimalkan Timnas Indonesia.
Sejumlah kesempatan berharga yang berpotensi menghasilkan gol pun nyatanya tak mampu dimaksimalkan. Dari dua pertandingan ini, setidaknya ada sejumlah catatan positif dan negatif yang ditampilkan Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertahanan Cukup Kokoh
Bermain melawan negara sekelas Timnas Argentina, skuad Garuda memang harus meladeni dominasi total dari lawan. Skuad asuhan Shin Tae-yong juga kesulitan untuk merebut penguasaan bola.
Akhirnya, Timnas Indonesia dipaksa bertahan total untuk menahan laju gempuran yang dilancarkan Timnas Argentina dari berbagai sisi. Strategi ini sebetulnya cukup efektif untuk meminimalkan ancaman.
Apalagi, gol-gol yang dicetak Timnas Argentina memang dinilai sulit untuk diantisipasi. Sepakan keras Leandro Paredes, misalnya, bakal sulit dihalau oleh kiper mana pun. Hal serupa juga terjadi pada tandukan Cristian Romero yang memaksimalkan sepak pojok.
Â
Advertisement
Mental Bertanding Patut Diapresiasi
Terlepas dari kualitas antara kedua kubu yang terpaut jauh, mental bertanding yang diperlihatkan oleh para pemain Timnas Indonesia memang sudah sepatutnya mendapatkan apresiasi.
Pasalnya, Asnawi Mangkualam dan kolega tak gentar menghadapi duel melawan skuad asuhan Lionel Scaloni yang sebagian pemainnya berkarier di kompetisi elite Eropa.
Khusus performa Asnawi, daya juang ini lah yang patut ditiru oleh para pemain Timnas Indonesia lainnya. Keberaniannya duel melawan bintang muda Manchester United, Alejandro Garnacho, layak mendapatkan kredit khusus.
Â
Serangan Balik Sering Buntu
Salah satu senjata andalan Timnas Indonesia selama ini ialah kecepatan para pemainnya. Itulah sebabnya, skema serangan balik menjadi tumpuan utama untuk membongkar pertahanan lawan, termasuk musuh yang lebih kuat.
Sayangnya, pada dua laga FIFA Matchday ini, keunggulan itu tak mampu dimaksimalkan para pemain Indonesia. Taktik defend-counter yang kerap jadi senjata justru sering kandas di tengah jalan.
Salah satu penyebabnya ialah pengambilan keputusan yang kurang tepat. Misalnya, dalam beberapa momen, Marselino Ferdinan yang bisa menginisiasi serangan balik justru terus menggiring bola.
Padahal, sebetulnya ada opsi operan yang bisa membuat serangan balik ini dilanjutkan. Namun, karena keputusan itu, Marselino justru dilanggar pemain lawan dan counter-attack-nya kandas.
Â
Advertisement
Penyelesaian Akhir Masih Buruk
Catatan evaluasi yang paling mencolok dari performa Timnas Indonesia pada dua pertandingan FIFA Matchday melawan Palestina melawan Argentina ialah buruknya penyelesaian akhir lini depan.
Pada pertandingan pertama melawan Palestina, skuad Garuda mendapatkan banyak sekali peluang berbahaya yang sebetulnya bisa menjadi gol. Namun, tidak ada satu pun yang berhasil dikonversi menjadi gol.
Adapun pada laga kontra Argentina, Indonesia memang tak banyak menyerang. Namun, beberapa peluang emas yang berhasil diciptakan juga tak kunjung menghasilkan gol untuk tim Merah Putih.