Bola.com, Jakarta - PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah resmi mengumumkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor resmi kompetisi Liga 1 2023/2024. Ini melanjutkan kerja sama sebelumnya yang sudah terjalin sejak 2 musim lalu.
Munculnya BRI sebagai sponsor resmi kompetisi kasta tertinggi tentu menambah daftar panjang perusahaan plat merah yang tercatat pernah menyokong persepakbolaan Tanah Air. Sebab, jauh sebelum era Liga 1, sudah ada bank milik negara yang menjadi sponsor.
Baca Juga
Advertisement
Jika merujuk pada catatan sejarah sponsorship di kompetisi kasta tertinggi, setidaknya ada tiga kategori perusahaan yang pernah menjadi penyumbang dana untuk menjalankan roda kompetisi.
Terhitung dominan ialah perusahaan rokok. Di masa lalu, muncul beberapa industri tembakau yang menjadi sponsor kompetisi. Selain itu, ada pula perusahaan teknologi digital yang dominan di era Liga 1.
Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dominasi Perusahaan Rokok
Sejak unifikasi dua kompetisi sepak bola yang meleburkan Galatama dan Perserikatan pada 1994, masa awal penyelenggaraan Liga Indonesia lebih sering mendapatkan sokongan dana dari perusahaan rokok.
Pada dua musim pertama, yakni 1994/1995 dan 1995/1996, Dunhil menjadi sponsor utama Liga Indonesia. Musim berikutnya, giliran Kansas yang menyokong gelaran Ligina 1996/1997.
Perusahaan rokok sempat absen selama beberapa musim sebelum mencuatnya dominasi Djarum sebagai sponsor utama selama enam musim, mulai dari 2005 hingga 2010/2011.
Sejak saat itu, perusahaan rokok mulai absen sebagai sponsor utama kompetisi sepak bola. Hal ini turut dibatasi oleh munculnya kebijakan Tobacco-Free Policy for FIFA Events yang melarang industri tembakau masuk ke persepakbolaan.
Advertisement
Era Perusahaan Digital
Setelah era Liga Super Indonesia berakhir dan diikuti dualisme kompetisi hingga berujung pembekuan FIFA, PSSI di bawah nakhoda Ketua Umum Edy Rahmayadi akhirnya memutuskan untuk mengubah format kompetisi menjadi Liga 1.
Perubahan yang dilakukan mulai tahun 2017 ini turut membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan teknologi yang bergerak di sektor digital untuk masuk sebagai sponsor utama.
Pada musim pertama, Liga 1 didukung oleh Gojek dan Traveloka. Memasuki musim 2018, Traveloka mengundurkan diri dan hanya menyisakan Gojek.
Selanjutnya, muncul perusahaan situs elektronik komersial yang berasal dari Singapura, Shopee. Perusahaan yang dimiliki Sea Limited ini menjadi sponsor utama selama dua musim, yakni edisi 2019 dan 2020.Â
Sayangnya, kompetisi Liga 1 2020 harus terhenti setelah bergulir tiga pekan karena merebaknya pandemi Covid-19 pada medio Maret 2020. Sejak pagebluk itu, Shopee menarik diri dari sepak bola.
Â
Bank Milik Negara
Jauh sebelum PT LIB menggandeng BRI sebagai sponsor resmi kompetisi selama dua musim ini, sebetulnya sudah ada bank milik negara yang pernah menjadi penyokong dana, yakni Bank Mandiri.
Kerja sama antara operator kompetisi dengan bank plat merah itu terjadi pada era Liga Indonesia, tepatnya mulai edisi 1999/2000. Itulah sebabnya, kompetisi Divisi Utama saat itu juga dikenal sebagai Liga Bank Mandiri karena alasan sponsor.
Hadirnya Bank Mandiri sebagai sponsor resmi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia ini berjalan cukup lama. Setidaknya, kerja sama ini berlangsung lima tahun hingga musim 2004.
Advertisement