Bola.com, Jakarta - Indonesia seperti tak pernah kekurangan pesepak bola di posisi bek kiri. Sebelum era Pratama Arhan, ada banyak nama yang pernah jadi andalan merah putih. Satu di antaranya Erol FX Iba. Pemain asal Papua itu jadi andalan Timnas Indonesia di SEA Games 2001 dan turnamen level senior di 2006-2009.
Pria yang kini meniti karir sebagai pelatih itu menceritakan perjalanan karirnya di kanal youtube Sportcast 77 beberapa hari lalu. Ternyata, Erol punya jalan karir yang mulus. Dimulai dari Diklat Papua, lalu ke Ragunan dan langsung ditarik Semen Padang tahun 1998.
Advertisement
“Saya punya target step by step. Ikut latihan dulu di Semen Padang. Tempat tinggal dan makan sudah tersedia, tinggal fokus sepak bola. Target awalnya asal masuk Semen Padang. Lalu berusaha bisa masuk tim yang dibawa main tandang. Saya ingin lihat kota-kota lain juga. Naik pesawat, tidur hotel, makan gratis dan dapat uang saku,” kenangnya.
Setelah masuk line-up, dia menunggu momen dapat kesempatan debut. Waktu itu Erol masih jadi pilihan ketiga setelah Herman Pulalo. “Setelah masuk line-up dan ikut away, saya target bisa main 5 menit,” sambungnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Awal Main
Baru pertandingan ke empat pada musim 1998, Erol dapat kesempatan main. Dua bek kiri senior absen. Herman Pulalo harus pulang ke Papua karena orang tua meninggal. Sedangkan senior Afdal Yusra akumulasi kartu.
“Alhamdulillah main lawan PSMS Medan saya buat gol. Sejak itu, tempat bek kiri milik Erol Iba,” katanya lalu tertawa.
Sejak momen itu, hingga keluar dari Semen Padang tahun 2002, Erol jadi pilihan utama di bek kiri. Sehingga dia jadi penerus pemain Papua yang betah tinggal di Padang. Meski akhirnya hengkang membela PSPS Pakanbaru, Arema Malang dan klub lainnya, Erol tetap tak bisa lepas dari Padang.
Advertisement
Pernikahan
Dia pun membuka rahasia para pemain yang betah di Padang. Selain dia, ada teman seperjuangan, Elie Aiboy dan juniornya Vendri Mofu.
“Rata-rata pemain Papua yang di Padang, istrinya radius 1 kilometer dari mess Semen Padang. Lokasi mes ada di dalam lingkungan perusahaan Semen Padang. Paling dekat, istri saya. Dia tinggal di dalam perumahan perusahaan. Kalau Elie, mertuanya ada didepan gerbang masuk Semen Padang. Sedangkan Mofu dibelakang perusahaan,” ceritanya.
Karena itu, Erol dan pemain lain sampai saat ini punya hubungan darah dengan Padang. Bahkan mereka sudah dianggap sebagai legenda klub Semen Padang.
“Pulang pergi latihan sering berjumpa. Jadi 2-3 tahun setelah itu akhirnya menikah. Tapi belum ada yang bisa pecahkan rekor Mofu. Dia belum satu tahu sudah dapat istri di Padang,” candanya.
Sempat Ditawari Karyawan Semen Padang
Setelah dua tahun bermain untuk Semen Padang, Erol sempat ditawari menjadi karyawan perusahaan. Mayoritas pemain mendapat tawaran itu. Termasuk rekannya sesama Papua, Elie Aiboy. Namun, dia tidak menerima tawaran tersebut.
“Waktu itu saya juga masih muda. Mungkin 21 tahun. Kalau saya terima jadi karyawan di PT Semen Padang, tidak bisa pindah klub. Posisi kami juga belum menikah. Mungkin kalau tawaran itu datang setelah menikah, pasti akan terima,” kenangnya.
Tapi, justru karier Erol menanjak ketika membela beberapa klub lain. Dia ikut bermain di PSPS Pakanbaru bersama para pemain Timnas Indonesia. Seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Uston Nawawi dan lainnya. Setelah itu pindah ke Arema dan mendapatkan tiga juara. Divisi 1, dan dua Copa Indonesia.
Advertisement