Bola.com, Gianyar - Start Bali United di BRI Liga 1 2023/2024, seperti mengulang kejadian yang sama di Liga 1 2017. Saat itu, Bali United dua kali tumbang melawan Madura United dan Persipura Jayapura.
Pada musim ini, kejadian serupa terulang. Kali ini PSS Sleman dan Borneo FC yang membuat Ilija Spasojevic dkk tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka berada di dasar klasemen sementara setelah menelan dua kekalahan.
Baca Juga
BRI Liga 1: Persebaya Nyaman di Puncak Klasemen, Madura United Raih Kemenangan Kedua
Hasil Lengkap BRI Liga 1 Hari Ini: Madura United Akhiri Rentetan 6 Kekalahan Beruntun, Persebaya Kukuh di Puncak Setelah Bungkam Borneo FC
Perbandingan Serdadu Madura United Vs Bali United di BRI Liga 1: Lini Tengah yang Jadi Kunci
Advertisement
Berbanding terbalik dengan RANS Nusantara United dan Dewa United. Kedua tim musim lalu ada di dasar klasemen, sekarang bertengger di puncak klasemen. Apa yang salah dari Bali United? Jika dilihat, skema permainan yang dibuat oleh pelatih Stefano Cugurra terbilang monoton.
Strategi pelatih yang karib disapa Teco tersebut sudah sangat mudah terbaca oleh tim lawan. Itu sebabnya selain kalah dalam dua laga perdana BRI Liga 1 2023/2024, Bali United juga tidak pernah menang dalam lima pertandingan sebelum bergulirnya BRI Liga 1.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Stuck
Tidak ada pemain yang konsisten bermain apik juga menjadi penyebabnya. Eber Bessa meskipun dianggap sebagai playmaker kuat, tetap saja tidak luput dari kesalahan. Emosinya yang tinggi di lapangan dan sering melakukan protes kepada wasit, menjadi boomerang untuknya.
Brwa Nouri meskipun bermain apik di pekan pertama dengan menjadi pemain dengan umpan sukses terbanyak dengan 58 umpan sukses, memiliki kelemahan soal kecepatan. Nouri sudah dua kali melakukan blunder yang sama.
Adilson Maringa sebagai penjaga gawang asing, performanya mulai menurun dibandingkan saat masih membela Arema FC. Tidak ada garansi gawang Bali United akan aman jika Maringa berada di bawah mistar gawang.
Teco juga lebih senang memainkan pemain yang itu-itu saja. Teco enggan untuk melakukan perubahan strategi dan komposisi pemain. Jika boleh berkata, lini depan Bali United sebenarnya masih sangat baik. Ilija Spasojevic bisa mencetak gol lagi asalkan ia bisa mendapatkan umpan akurat.
Pun dengan Jefferson de Assis yang baru dimainkan satu kali. Teco juga harus berani mengubah komposisi pemain. Misalnya menempatkan Privat Mbarga sebagai penyerang lubang dengan skema false nine. Strategi ini terbukti ampuh musim lalu ketika Bali Unite ditinggal Ilija Spasojevic ke Timnas Indonesia.
Â
Advertisement
Tak Berani Umpan Pendek, Gelandang Tidak Berkontribusi
Meskipun sudah mendatangkan Jefferson de Assis yang usianya jauh lebih muda dari Spaso, Jefferson masih perlu adaptasi dengan gaya permainan Bali United yang hanya mengandalkan umpan lambung.
Teco masih belum berani memberikan instruksi untuk bermain dari kaki ke kaki. Itu sebabnya sektor gelandang Bali United tidak berkutik sama sekali. Disamping itu, banyak pihak yang mengatakan jika Bali United tidak mendapatkan strategi terbaik dari Teco. Bahkan sepak bola pragmatis yang diusung Teco, dianggap oleh banyak pihak sebagai blundernya.
Teco Panik dan Mulai Salahkan Wasit
Â
Teco sudah mulai terlihat panik pasca dua kekalahan beruntun di BRI Liga 1 2023/2024. Suasana tim juga kurang kondusif. Sudah beberapa pekan terakhir, awak media tidak diperkenankan untuk menyaksikan sesi latihan di Bali United Training Center.
Kepanikan ini berubah disalahkannya wasit. "Beberapa keputusan wasit sangat merugikan. Wasit bernai memberikan penalti untuk Borneo, tetapi tidak untuk Bali United," terang Pelatih Bali United Stefano Cugurra.
Selain wasit, Bali United juga belum maksimal karena ada beberapa pemain cedera. Mulai dari pemain baru seperti Tegar Infantrie, Irfan Jaya, hingga Yabes Roni Malaifani masih dibekap cedera.
Advertisement