Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2023/2024 sudah bergulir dua pekan. Banyak kejutan yang terjadi. Tim yang musim lalu menempati papan bawah justru kini berada di papan atas. Seperti RANS Nusantara dan Dewa United yang sama-sama meraih dua kemenangan.
Selain itu, ada hal lain yang tak kalah menarik, yakni iprah pelatih lokal yang mana pada musim ini hanya ada empat nama yang masih dipercaya menangani klub BRI Liga 1. Aji Santoso (Persebaya Surabaya), Rahmad Darmawan (Barito Putera), Joko Susilo (Arema FC) dan Emral Abus (Bhayangkara FC).
Baca Juga
Advertisement
Dua nama pertama berhasil membawa timnya bersaing di 4 besar. Sedangkan dua nama selanjutnya berada di sekitar papan bawah. Mereka bersaing dengan 14 pelatih asing yang mencari peruntungan di Indonesia.
Ini sekaligus jadi sebuah tantangan tersendiri. Karena terakhir kali di tahun 2014 ada pelatih lokal yang membawa klub Liga 1 juara. Yakni Djadjang Nurdjaman bersama Persib Bandung. Setelah itu, semua klub juara ditangani pelatih asing.
Lalu bagaimana peluang pelatih lokal tahun ini? Jawabannya cukup terbuka. Itu terlihat dalam dua laga awal Liga 1. Meski masih terlalu dini, setidaknya Aji Santoso dan Rahmad Darmawan membuka jalan untuk bersaing di papan atas.
Sementara Joko Susilo dan Emral Abus, harus berjuang agar namanya tak masuk daftar pelatih yang dipecat di tengah jalan. Karena sudah hal biasa di BRI Liga 1 pelatih harus mengakhiri kontraknya lebih awal.
Berikut kinerja para pelatih lokal di dua laga awal BRI Liga 1 musim ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Aji Santoso
Pelatih asal Malang ini sementara membawa Persebaya Surabaya ada di urutan ketiga BRI Liga 1 2023/2024. Tim berjuluk Bajul Ijo ini mengantongi 4 poin. Menang dari Persis Solo lalu bermain imbang dengan Barito Putera.
Musim ini, Aji memang dapat target juara. Itu sudah dicanangkan manajemen sejak jauh-jauh hari. Dia dapat waktu dua musim untuk membentuk kerangka tim. Sehingga di musim ketiganya saat ini, Aji harus memberikan gelar juara Liga 1. Karena mantan pelatih Arema FC ini sudah paham betul karakter pemain yang dimiliki.
Selain itu, dia dapat wewenang penuh dari manajemen untuk memilih pemain. Meskipun musim ini dia kehilangan beberapa nama. Seperti bek Rizky Ridho yagn memilih gabung Persija Jakarta.
Tetapi di sisi lain, Aji punya tim yang kuat dalam menyerang. Dia punya banyak pemain kreatif. Seperti Ze Valente, Bruno Moreira hingga Sho Yamamoto. Sehingga permainan Bajul Ijo lebih atraktif. Dari dua pertandingan, mereka sudah mengemas 4 gol. Sehingga dia punya kans konsisten membawa Persebaya bersaing di papan atas.
Advertisement
Rahmad Darmawan
Beberapa tahun terakhir, pelatih yang satu ini sering menangani tim papan bawah. Seperti RANS Nusantara, Persikabo 1973 dan Barito Putera. Namun musim ini, dia berhasil membawa Barito Putera punya start yang bagus. Tim berjuluk Laskar Antasari ini ada di urutan 4 dengan 4 poin. Hasil sekali menang dan imbang.
Dari segi kualitas, RD tak perlu diragukan lagi. Dia salah satu pelatih besar di Indonesia. Pernah membawa Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC jadi juara ISL. Musim ini, dia punya waktu yang cukup untuk membentuk tim. Karena sejak paruh musim lalu dia menangani Barito Putera.
Sehingga apa kebutuhan tim asal Banjarmasin itu sudah diketahuinya. Dia membawa dua pemain yang pernah ditanganinya di klub lain. Seperti Makan Konate dan Hasim Kipuw.
Dua pemain ini bisa dibilang sarat pengalaman. Dan bisa langsung membaur dengan pemain lain. Ditambah lagi mereka sudah punya komposisi pemain asing komplit sejak laga pertama. Tiga pemain berasal dari Brasil, dua berasal dari Filipina. Satu-satunya pemain yang berasal dari Afrika, Mali, Makan Konate sudah lama berkiprah di Indonesia. Sehingga pemain asing Barito Putera tidak memiliki masalah adaptasi.
Joko Susilo
Dia diangkat jadi pelatih Arema FC sejak pengujung musim lalu. Bisa dibilang prestasinya tak terlalu mengkilap. Dua laga musim ini, Arema baru mengantongi 1 poin. Di laga pertama, mereka takluk dari Dewa United. Sedangkan pekan kedua, tim berjuluk Singo Edan bermain imbang dengan Persib Bandung.
Di Arema, bisa dibilang Joko Susilo tak punya wewenang penuh membentuk tim. Pelatih yang akrab disapa Getuk ini diduetkan dengan I Putu Gede Swisantoso. Kehadiran Getuk di Arema bisa dibilang hanya untuk memenuhi persyaratan regulasi. Karena dia sudah memiliki lisensi AFC Pro.
Tapi dalam latihan maupun pertandingan, I Putu Gede punya peran lebih besar. Karena dia yang lebih banyak memberikan instruksi.
Andaikan Putu Gede sudah mengantongi lisensi AFC Pro, besar kemungkinan dia yang akan jadi pelatih kepala. Saat ini, Putu masih menjalani kursus kepelatihan AFC Pro sampai Oktober mendatang.
Meski demikian, Getuk punya peran untuk memberikan beberpa pertimbangan teknis di lapangan. Dari segi permainan, Arema lumayan menjanjikan. Hanya saja, para pemain asing mereka gabung mendekati kompetisi bergulir. Sehingga butuh waktu adaptasi untuk mendongkrak permainan tim.
Advertisement
Emral Abus
Nama yang satu ini lebih dikenal sebagai instruktur kursus kepelatihan. Karena pelatih 64 tahun ini jarang menangani klub profesional. Posisinya di Bhayangkara hampir sama seperti Joko Susilo di Arema FC. Klub membutuhkan lisensi kepelatihannya.
Bhayangkara punya Agus Sugeng Riyanto yang punya peran besar dalam memberikan instruksi di lapangan. Saat ini, Agus masih proses mendapatkan lisensi AFC Pro yang berakhir pada Oktober nanti. Sehingga Bhayangkara mengangkat Emral Abus sebagai pelatih kepala karena memenuhi persyaratan lisensi kepelatihan.
Hal seperti ini pernah dialami Emral di Persib Bandung 2015 lalu. Waktu itu lisensi Djadjang Nurdjaman belum memenuhi syarat mendampingi Persib di AFC Cup. Sehingga Emral Abus yang didatangkan sebagai pelatih kepala. Namun dia tak punya wewenang penuh di klub terkait taktik dan strategi.
Saat ini, Bhayangkara ada di urutan 17. Mereka menelan dua kekalahan beruntun. Padahal tim ini dikenal sempat jadi langganan papan atas. Bisa dibilang ini jadi start terburuk tim berjulukan The Guardian tersebut.
Posisi BRI Liga 1 2023/2024
Advertisement