Bola.com, Jakarta - Ada sembilan pemain eks Timnas Indonesia U-20 dan Timnas Indonesia U-22 yang memilih jalan karier menarik. Mereka memutuskan ikut pendidikan Kepolisian dan TNI.
Pemain yang mengikuti pendidikan tersebut adalah Kakang Rudianto, Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Ananda Raehan, Dimas Juliono, Rabbani Tasnim, Daffa Fasya, Muhammad Faiz Maulana, dan Muhammad Ferarri.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan latar belakang terjadinya hal itu. Menurut Erick, para pemain itu yang meminta kepada Presiden RI, Joko Widodo, untuk ikut pendidikan Kepolisian dan TNI.
Permintaan itu terjadi ketika mereka diundang ke istana setelah membawa Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas di ajang SEA Games 2023.
"Memang waktu itu ada pertemuan di Istana Merdeka, Presiden menawarakan apa yang bisa negara berikan dengan jasa para pahlwan di SEA Games selain bonus," ungkap Erick Thohir.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jalur Prestasi
Para pemain eks Timnas Indonesia U-20 dan U-22 itu mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan Polri dan TNI melalui jalur khusus, yakni jalur prestasi.
Menurut Erick Thohir, pencapaian di SEA Games 2023 layak diapresiasi. Juga kinerja para pemain yang bermain untuk Timnas Indonesia U-20.
"Di situ disampaikan ada yang mau ikut TNI, ASN, Polri, bahkan BUMN, apakah mereka masuk ke Polri ada prosedurnya salah satunya mungkin karena pemanggilan ini," tutur Erick Thohir.
Advertisement
Kesempatan Lebih Besar
Lebih lanjut, Erick Thohir merasa dirinya tak bisa menghentikan keinginan pemain untuk bergabung dengan institusi Polri, TNI, maupun yang lain.
Menurut menteri BUMN itu, para pemain sepak bola juga berhak mennetukan masa depannya. Mereka perlu berpikir karier apa yang akan dijalani selepas pensiun sebagai pemain profesional.
"Ketika ada keinginan bergabung ke institusi Polri kita stop ya tidak bisa, tetapi kan itu bisa kembali lagi jadi pemain, kita mendorong mereka dapat kesempatan lebih besar," tandasnya.