Bola.com, Malang - Kiper asing Arema FC, Julian Schwarzer sedang jadi perbincangan. Itu tak lepas dari performa apik di laga debutnya bersama tim berjuluk Singo Edan pada pekan 5 BRI Liga 1 2023/2024 meskipun mereka hanya meraih hasil imbang 1-1 melawan tuan rumah Persis di Stadion Sriwedari, Solo, Minggu (30/7/2023).
Kiper 23 tahun asal Filipina itu melakukan 10 saves penting. Dia hanya kebobolan lewat tendangan penalti Alexis Messidoro. Pujian dari pelatih hingga Aremania mengalir kepada anak mantan kiper Chelsea, Mark Schwarzer tersebut. Keraguan di posisi kiper pada BRI Liga 1 2023/2024 pun terkikis.
Baca Juga
Advertisement
Karena, dua kiper lokal, Teguh Amiruddin dan Adixi Lenzivio sembar panen kritikan di awal musim. Teguh kebobolan 7 gol dari 3 pertandingan. Sedangkan Adixi 5 gol hanya di satu laga.
Namun, perlu diingat. Arema FC tak boleh cepat puas dengan laga debut yang sudah dilalui Julian. Karena, Arema FC pernah menggunakan dua kiper asing sebelumnya. Yakni Srdan Ostojic (Sergio) dan Adilson Maringa (Brasil). Dua kiper itu juga melakoni debut di Liga 1 dengan meyakinkan. Tapi tidak semua berakhir dengan torehan prestasi. Berikut perbandingkan debut para kiper asing Arema FC.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Srdan Ostojic
Kiper asal Serbia ini datang ke Arema FC saat usianya sudah 35 tahun. Cukup tua. Dia bergabung pada paruh musim 2018. Waktu itu, Arema FC belum puas dengan performa Utam Rusdiana, dan Kurniawan Kartika Ajie. Ostojic menjalani debut di markas Sriwijaya FC 21 Juli 2018.
Kiper jangkung ini membuat pemain sekelas Beto Goncalves, Esteban Vizcarra dan lainnya frustasi. Karena banyak peluang yang berhasil dimentahkan. Sehingga Arema FC menang telak 3-0 di Palembang. Ostojic panen pujian. Kerinduan akan kiper tangguh seperti Kurnia Meiga mulai terobati.
Tapi entah mengapa, di laga selanjutnya justru Ostojic seperti kehilangan kemampuannya. Dia kebobolan 4 gol dan membuat Arema FC kalah 3-4 dari Mitra Kukar. Dua laga selanjutnya, Ostojic kerap melakukan blunder dan membuat Singo Edan meraih hasil imbang. Yakni 1-1 lawan Persija Jakarta dan 2-2 melawan Borneo FC.
Setelah melewati 4 pertandingan, dia hanya jadi penonton di bangku cadangan sampai akhir musim. Total Ostojic kebobolan 7 gol dan membuat 1 cleansheet. Manajemen Arema FC sempat trauma mendatangkan kiper asing lagi. Karena Ostojic merupakan kiper asing pertama Singo Edan. Namun dia membuat historis yang menyedihkan.
Advertisement
Adilson Maringa
Musim 2021, Arema FC memutuskan kembali mengontrak kiper asing. Manajemen dan tim pelatih sepertinya kurang yakin dengan stok kiper lokal. Waktu itu ada teguh Amiruddin, Kartika Ajie dan Andriyas Francisco yang mengisi slot penjaga gawang. Arema FC memutuskan mendatangkan Maringa dan meminjamkan Kartika Ajie.
Debut Maringa bersama Arema FC bisa dibilang tak terlalu bagus. Hanya hasil imbang 1-1 dari PSM Makassar. Namun, setelah itu justru Maringa jadi salah satu kiper terbaik di Liga 1. Musim 2021/2022, dia jadi kiper dengan cleansheet paling tinggi. Yakni 15 kali.
Maringa disetarakan dengan Meiga dari segi kemampuan. Refleknya luar biasa, ditunjang dengan postur ideal sebagai penjaga gawang. Namun musim 2022/2023, performanya menurun. Dia juga sering absen karena cedera. Maringa hanya membuat 8 cleansheet dan kebobolan 32 gol.
Sebenarnya, musim ini dia masih terikat kontrak dengan Arema FC. Namun dia memilih pindah ke Bali United. Manajemen Arema FC tak menahannya. Karena performanya mulai turun.
Julian Schwarzer
Dari perawakannya, sebenarnya Julian kurang meyakinkan. Dia tak lebih tinggi dari kiper lokal Arema FC, Teguh Amiruddin. Padahal, ayahnya, Mark Schwarzer tergolong kiper jangkung. Karena itu ayahnya sempat membela Chelsea dan lama bermain di Timnas Australia.
Keraguan lainnya, dia selama ini belum pernah membela tim besar di Asia Tenggara. Sebelumnya, dia hanya di tim muda Filipina lalu membela Kuching FA, Malaysia. Tim yang ada di papan bawah Liga Super Malaysia.
Tapi, Julian menjawab keraguan tersebut. Dia tampil luar biasa di laga debutnya. Sebanyak 10 save dilakukan. Pengambilan keputusannya selalu tepat. Baik menangkap atau menepis bola. Atau saat dia maju atau bertahan didepan gawang.
Namun itu belum jadi ukuran. Ujian selanjutnya, bisakah Julian bermain konsisten. Karena jika terbuai dengan pujian Arema FCnia, bisa saja dia terlalu percaya diri. Itu sudah sering terjadi di tim Singo Edan.
Advertisement