Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 akan berlaga di Piala AFF U-23 2023. Turnamen usia muda itu akan digelar mulai 17 Agustus mendatang di Thailand.
Skuad yang ditukangi Shin Tae-yong tergabung di Grup B pada Piala AFF U-23 2023. Mereka akan bersaing dengan Malaysia dan Timor Leste.
Baca Juga
Advertisement
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni memiliki analisis mengenai peluang Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2023.
Kusnaeni merasa peluang Timnas Indonesia U-23 di ajang itu cukup besar. Termasuk peluang tim-tim lain seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
"Saat ini level kita sama dengan Malaysia, Vietnam, atau Thailand, tim-tim otu bisa saling mengalahkan, tergantung siapa yang lebih siap," ujar Bung Kus kepada Bola.com, Jumat (11/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Siap Bisa Disikat
Kesiapan menjadi hal yang utama bagi kontestan Piala AFF U-23 2023 menurut Kusnaeni. Jika tak siap, mereka harus siap angkat kaki.
Kusnaeni kemudian berbicara mengenai kesiapan Timnas Indonesia U-23. Mereka saat ini terkendala dengan masih ada pemain yang belum bisa bergabung dengan pemusatan latihan di Jakarta.
"Kalau Timnas kita tidak siap, kita bisa disingkirkan oleh Malaysia, begitu juga sebaliknya," jelasnya.
Advertisement
Ogah Babak Belur
Beberapa bulan lalu, PSSI melalui sang ketua, Erick Thohir sempat mengungkapkan jika Piala AFF U-23 2023 bukan menjadi target utama. Namun, pada praktiknya, banyak pemain bintang yang tetap dipanggil untuk ajang itu.
Kusnaeni memberikan pendapat mengenai hal itu. Ia merasa Piala AFF U-23 memang bukan target utama. Namun, semua orang tentu tak mau Garuda Muda babak belur di ajang itu.
"Memang bukan target utama, tapi siapa yang mau Timnas Indonesia U-23 babak belur di Piala AFF U-23 2023. Makanya perlu dicari kompromi, kompromi itu dikomunikasikan dengan baik," katanya.
"Tidak mungkin semua keinginnan Timnas dan klub dipenhuhi. Misalnya ada aturan dua pemain saja yang dilepas untuk Timnas, yang penting kesepakatannya di mana," tandas Kusnaeni.