Bola.com, Lombok - Lombok memiliki segudang cerita menarik, tidak hanya dari segi alam yang indah dan budaya yang khas, tetapi juga sumber daya manusianya. Tak sedikit orang dari luar mencoba peruntungan untuk bisa mendapatkan hidup yang lebih baik.
Satu di antaranya, Muhammad Zahran. Pria berusia 20 tahun ini sudah berada di Lombok sejak tiga bulan lalu dan kini bekerja sebagai pelatih selancar di Pantai Selong Belanak.
Advertisement
Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Pancoran, Jakarta, tentunya ia tidak familiar dengan olahraga tersebut. Namun, demi bisa mendapat pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik, ia bertekad dan kini akhirnya menjadi pelatih untuk turis-turis yang datang.
“Saya awalnya enggak bisa surfing, tapi saya coba aja dan diajarin sama temen-temen yang ada di sini," ujar Aaron, panggilan akrabnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merantau demi Kuliah di Jerman
Keputusan Aaron untuk merantau ternyata sudah dipikirkan matang-matang. Anak ketiga dari lima bersaudara ini rela mengambil gap year setelah lulus SMA untuk mengumpulkan uang dan mengejar cita-citanya kuliah di Jerman.
Itulah salah satu alasan Aaron memilih Lombok sebagai tempat perantauannya. Ia mengaku, di Lombok bisa belajar dan mengasah kemampuannya berbicara bahasa asing, terutama Jerman.
“Di sini turisnya lebih banyak turis Eropa. Banyak Belanda, Prancis dan Jerman. Lebih mudah belajar sama orangnya langsung. Selebihnya saya belajar dari internet saja” ujarnya.
Aaron menargetkan bisa ikut ujian bahasa Jerman pada Desember tahun ini. Selanjutnya jika lulus, ia akan langsung mengurus dokumen-dokumen dan mencoba mendaftar ke beberapa perguruan tinggi di Jerman, dengan konsentrasi finance. Jerman menjadi incaran utama Aron karena menurutnya, setelah kuliah nanti jenjang kariernya lebih bagus.
“Saya sempat cek Hungaria, Romania tapi saya bandingin sama Jerman sepertinya kariernya lebih bagus. Karena saya enggak cuma mau kuliah aja tapi punya karier di sana," katanya.
Advertisement
Restu Orang Tua
Di awal ketika memutuskan untuk menunda kuliah, Aaron mengaku sempat merasa iri dengan teman-teman sebayanya yang bisa duduk di bangku kuliah. Namun, ia akhirnya bertekad untuk menjadikan hal tersebut motivasi agar bisa merasakan bahkan bisa lebih sukses dibanding teman-temannya.
“Sempat ada perasaan iri saat liat teman-teman saya di sosial media mereka kuliah, ikutan organisasi. Tapi saya pikir, itu saya jadikan motivasi saja kalau suatu saat saya juga bisa seperti mereka bahkan lebih dari mereka," tutur Aaron.
Aaron yakin mengambil keputusan untuk merantau tersebut karena sudah mengantongi restu dari kedua orang tua. Ia pun berniat, nantinya bisa membantu kedua orang tua untuk membiayai dua adik perempuannya.
“Orang tua sangat merestui setelah saya jelasin semua rencana saya. Semoga saya juga bisa meringankan beban mereka.”