Bola.com, Malang - Ada tamu spesial dalam latihan Arema FC di Stadion Gajayana, Malang, Selasa (22/8/2023). Bukan pelatih baru, Fernando Valente yang datang, tetapi mantan kiper Chelsea dan Timnas Australia, Mark Schwarzer.
Mark Schwarzer duduk sendirian di tribun VIP sejak awal hingga latihan berakhir. Ia terlihat fokus dan memerhatikan betul pola latihan Arema FC.
Baca Juga
Advertisement
Mark datang tentu untuk melihat putranya, Julian Schwarzer. Sebelumnya, Mark dikabarkan akan melihat pertandingan Arema FC melawan Persikabo 1973 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (27/8/2023), namun ternyata dia datang lebih awal untuk melihat latihan tim berjuluk Singo Edan.
"Saya berada di Australia untuk bekerja di Piala Dunia Wanita sebagai pengamat untuk televisi. Saya sempatkan bertemu Julian. Tentu saja untuk perhatikan dia latihan, tempat tinggalnya dan kehidupannya di Malang," kata Mark.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sering Kasih Evaluasi buat Julian
Kiper yang 11 tahun bermain untuk Middlesbrough, Inggris itu melihat anaknya lebih berkembang di Arema FC. Dia mengetahuinya dari rekaman pertandingan. Hanya saja saat datang di Stadion Gajayana, Julian hanya melakukan recovery training bersama pemain inti.
"Saya pikir Julian menjadi lebih baik. Saya punya rekaman pertandingannya, dan kami membicarakan tentang performanya," tegasnya.
Jadi, Mark masih memberikan ilmunya kepada Julian. Pengalaman bermain di kasta tertinggi Liga Inggris dan 109 caps bersama Timnas Austalia tentu berguna untuk ditularkan kepada Julian. "Sampai sekarang saya masih memberikan evaluasi kepadanya," kata Mark.
Advertisement
Lebih Baik dari Liga Malaysia
Ini bukan kali pertama Mark mendampingi Julian secara langsung. Musim lalu, dia juga menyaksikan Julian saat bermain di Liga Super Malaysia bersama Kuching City.
"Waktu dia bermain di Malaysia, saya juga melihat pertandingannya. Menurut saya, Liga Indonesia lebih bagus. Karena persaingannya lebih ketat dan kompetitif," jelasnya.
Di Malaysia, kompetisi dikuasai klub raksasa Johor Darul Takzim. Sedangkan di Indonesia, semua klub bisa saling mengalahkan. Selain itu, atmosfer penonton juga lebih bagus. "Saya harap Julian nyaman bermain di Indonesia," ujarnya memungkasi.