Bola.com, Jakarta - Duel sengit Persija Jakarta versus Persib Bandung akan tersaji pada pekan ke-11 BRI Liga 1 musim ini. Pertandingan kedua tim bakal dihelat di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (1/9/2023) sore WIB.
Melakoni duel big match ini, Persija berambisi merengkuh kemenangan. Tim Macan Kemayoran gagal memetik tiga poin dalam empat laga terakhir, dengan perincian dua kekalahan dan dua hasil imbang.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Persib sedang dalam kepercayaan diri tinggi. Tim Maung Bandung berhasil menyapu bersih kemenangan dalam dua pertandingan terakhir di Liga 1.
Hasil tersebut membuat Persib Bandung kini berada di tempat ke-11 klasemen sementara BRI Liga 1 dengan nilai 14. Mereka unggul satu angka atas Persija Jakarta di posisi ke-12.
Berbekal torehan tersebut, Persib bertekad untuk mencuri tiga poin dari Persija. Apalagi, mereka mampu meraih dua kemenangan dan satu kekalahan dari tiga laga terakhir melawan Persija.
Sama-sama mengincar kemenangan membuat duel Persija Jakarta versus Persib Bandung diprediksi berjalan sengit sejak menit awal. Apalagi, laga kedua tim bukan sekadar soal pertemuan dua klub sepak bola, tetapi juga gengsi yang sudah mengakar rumput sampai ke suporter.
Bola.com coba merangkum enam pertemuan Persija Jakarta kontra Persib Bandung yang berjalan begitu ikonik. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persib Vs Persija: 7-0 (Piala Jusuf 1976)
Piala Jusuf adalah turnamen besar di Makassar. Event ini menjadi ajang rutin pada era 1970-an dan diikuti oleh tim-tim perserikatan elite Indonesia seperti Persija, Persib, PSMS, PSM, dan juga Persebaya.
Pada edisi perdana 1976, final menampilkan pertandingan tim dari Bandung dan Jakarta.
Persija Jakarta melangkah ke final setelah menjadi juara Grup A dan menang atas Persipal Palu 2-1 di semifinal. Sedangkan Persib Bandung tampil sebagai sebagai runner-up Grup B dan mampu menjungkalkan PSMS Medan dengan skor 1-0 di semifinal.
Laga final dilangsungkan di Stadion Mattoanging, Makassar, pada 10 Februari 1976, dipimpin oleh wasit Tumbo Saranani. Kepemimpinan sang pengadil sarat kontroversi.
Si Merah-Putih (julukan Persija), berkali-kali melakukan protes karena merasa dicurangi wasit. Gol Cecep pada menit ke-39 pun dianggap offside oleh kubu Jakarta.
Puncaknya terjadi pada menit ke-50, kala Atik menjebol gawang Sudaryanto untuk kali kedua. Ofisial Persija gusar berat karena menilai gol tersebut lagi-lagi offside. Soetjipto Soentoro, pelatih Tim Macan Kemayoran pun meminta pemainnya untuk meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes.
Persija ngambek menolak melanjutkan pertandingan. Tanpa ampun, panitia turnamen pun memberikan kemenangan untuk Persib Bandung dengan skor 7-0 dan menjadi juara Piala Jusuf edisi perdana.
Advertisement
Persib Vs Persija: 0-1 (Divisi Utama PSSI 1986-1987)
Tahun 1986 merupakan tahun emas Persib Bandung. Adjat Sudradjat cs. merupakan juara bertahan Perserikatan edisi tahun 1986.
Kubu Maung Bandung memulai langkah di kompetisi putaran wilayah dengan menjamu Persija terlebih dahulu di Stadion Siliwangi, Bandung, pada 16 November 1986. Menjelang laga suasana sudah terasa panas.
Dalam perjalanan ke Stadion Siliwangi, bus Persija sempat menjadi sasaran pelemparan para pendukung Persib.
“Saat itu bis sudah mau masuk stadion. Beberapa pendukung Persib ada yang melempar ke arah bis. Beruntung saya waktu itu dilindungi oleh Bang Patar Tambunan. Beberapa kaca sempat pecah,” cerita Eddy Sofyan, adik ipar kapten Persija, Tonny Tanamal, yang kebetulan ikut dalam rombongan Tim Macan Kemayoran.
Saat berada di dalam stadion, kondisi lebih parah terjadi. Panitia pelaksana pertandingan Persib pun kewalahan mengatur penonton yang membludak sampai sentelban. Panpel hanya menjual 20 ribu tiket saja, namun massa yang ada dalam stadion mencapai 50 ribu.
Para pemain Persija tak terpengaruh tekanan teror bobotoh. Mereka bermain rapi dan santai menghadapi serbuan dari tuan rumah. Akhirnya sebuah gol dari Adityo Darmadi cukup untuk meruntuhkan dominasi Tim Pangeran Biru di Bandung.
Selebrasi Adityo semakin menambah bumbu emosional di laga ini. Kepalan tangan Adityo menandakan kemenangan Jakarta atas tekanan hebat yang terjadi di Bandung.
Persib Vs Persija: 1-1 (Liga Indonesia 2002)
Rivalitas Persib dengan Persija kian memanas di era kompetisi penggabungan Galatama dan Perserikatan berlabel Liga Indonesia pada pertengahan 1990-an.
Maung Bandung jadi jawara edisi perdana kompetisi kasta elite 1995-1996, setelah menaklukkan Petrokimia Putra dengan skor 1-0 pada partai final. Tak mau kalah bersaing, Tim Macan Kemayoran menancapkan kaki menjadi kampiun pada musim 2001. Persija jadi yang terbaik setelah mengalahkan PSM Makassar dengan skor 3-2.
Cerita menarik terjadi pada LI edisi 2002 di Stadion Siliwangi, Bandung, pada 3 Maret.
Persib sempat unggul 1-0 melalui gol salto Sujana pada menit ke-8. Hanya keunggulan tersebut tidak berlangsung lama, Persija mampu menyamakan kedudukan melalui sepakan dari Budi Sudarsono pada menit ke-30.
Yang menjadi kontroversi adalah proses gol Budi Sudarsono. Ditandai dari cederanya pemain Persija ini, lemparan ke dalam oleh pemain Persib Bandung ke dalam lapangan sebagai bentuk fair play malah disalahartikan oleh Budi.
Penyerang berjuluk si Piton itu malah memanfaatkan kesempatan untuk mencetak gol. Tanpa ampun Budi melepaskan tendangan kerasnya ke gawang Cecep Supriatna, yang berada dalam posisi tak siap. Wasit mensahkan gol itu. Protes keras mencuat dari ofisial Persib.
Adu mulut terjadi pada akhir pertandingan. Pemain dan ofisial Persib yang merasa kemenangannya dirampas secara kontroversial mendatangi pengawas pertandingan untuk melakukan protes keras. Bumbu persaingan makin panas karena Persib kabarnya sudah sewot ke Persija setelah tim Macan Kemayoran membajak pemain binaan Persib, Andi Supendi menjelang kompetisi bergulir.
Advertisement
Persija Vs Persib: WO (Liga Indonesia 2005)
Hubungan antara suporter pendukung Persija dengan Persib, The Jakmania-Viking, mulai memanas pada pertengahan tahun 2000-an. Teror psikologis yang terkadang berlebihan kerap didapat Macan Kemayoran serta Maung Bandung saat menyatroni Jakarta atau Bandung.
Persija dan Persib yang jadi tim unggulan juara Liga Indonesia 2005 bersua pada 4 September di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Laga yang semestinya menjadi pertandingan terakhir fase reguler Wilayah Barat batal digelar karena tim tamu menolak bertanding. Saat itu Persija sudah memastikan lolos ke babak 8 besar. Sementara, Persib gagal melangkah ke babak berikutnya.
Persib menolak bertanding karena merasa keselamatannya terancam oleh The Jakmania. Pendukung Persija membludak di Stadion Lebak Bulus hingga di belakang garis lapangan.
Perwakilan PSSI pun sampai harus memundurkan waktu kick-off dari pukul 15.30 menjadi 18.00 WIB. Sisa waktu yang ada digunakan untuk Panpel Persija menertibkan penonton yang memenuhi area teknik. Persib dibujuk tetap bertanding.
Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, kubu Persib tetap tidak muncul ke lapangan. Akhirnya keputusan kemenangan WO diambil oleh Komite Pertandingan PSSI. Pertandingan dimenangkan Persija dengan skor 3-0.
Kubu Persib berdalih bahwa mereka tidak akan nyaman bermain dengan tekanan penonton yang membludak hingga pinggir lapangan. Dengan alasan tersebut, Persib pun memutuskan untuk tak hadir dan kembali pulang ke Bandung.
Kemenangan tersebut pun disambut suka cita oleh pendukung Persija yang memang sudah memadati Stadion Lebak Bulus dari siang hari. Kekalahan WO Persib di Jakarta itu menggenapi rekor tak pernah menang di kandang Persija selama hampir sembilan tahun.
Persija Vs Persib: 1-1 (Indonesia Super League 2013)
Persija harus menjamu Persib Bandung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada 28 Agustus 2013 karena tak mendapat izin menggelar pertandingan di Jakarta. Bentrok keduanya yang dihelat di tempat netral menjadi laga yang panas karena dihadiri oleh ribuan pendukung Persib dan Persija.
Menpora, Roy Suryo, adalah orang yang mencuatkan ide menghadirkan bobotoh di tribun penonton. Ia ingin perseteruan antara The Jakmania dengan bobotoh yang sudah berlangsung bertahun-tahun berakhir.
"Sudah saatnya permusuhan ini disudahi. Harus ada yang memulai mempertemukan kedua kelompok di tribun," ujar Roy Suryo kala itu.
Suasana mencekam terasa menjelang pertandingan. Aparat kepolisian bekerja keras mengamankan bobotoh saat masuk ke area stadion. Dan benar saja keributan antara dua kelompok pecah di tengah pertandingan.
Kerusuhan tersebut menghentikan pertandingan pada babak kedua. Pendukung Persija dan Persib terlibat baku hantam di tribun selatan. Pihak keamanan pun turun tangan dan membuat kedua pendukung tersebut kocar kacir.
Kembali ke pertandingan. Persija sebelumnya yang sudah unggul terlebih dahulu lewat sepakan M. Ilham pada menit ke-22 akhirnya berhasil disamakan oleh Sergio van Dijk pada menit 72. Gol pemain naturalisasi itu berawal dari kesalahan stoper, Ngurah Nanak Wahyu mengantisipasi bola ke arah Andritany.
Bola liar disambar dengan cepat oleh Sergio, yang kala itu menjadi pusat perhatian seiring keputusan pindah kewarganegaraan dari Belanda ke Indonesia.
Selepas laga, bentrok panas antara The Jakmania dengan bobotoh meletus di area sekitar stadion. Menegaskan kalau hubungan keduanya masih sulit didamaikan.
Advertisement
Persib Vs Persija: 3-2 (Liga 1 2018)
Sejak era Liga 1 dimulai musim 2017, pertandingan pada 23 Agustus 2018 menjadi paling banyak menghasilkan gol. Laga Persib versus Persija ini berakhir dengan skor 3-2.
Saling kejar gol terjadi selama 90 menit pertandingan. Persib unggul dulu lewat Ezechiel Ndouassel pada menit ke-29, lalu dibalas Jaime (45').
Maung Bandung kembali unggul melalui penalti Jonatan Bauman pada menit ke-60, kemudian disamakan Rohit Chand (65'). Gol penentu kemenangan Persib hadir pada menit ke-90 lewat Bojan Malisic.