Bola.com, Denpasar - Bek Persebaya Surabaya, Yohanes Kandaimu, menjadi korban perilaku rasisme. Hal itu menyusul pertandingan kontra Borneo FC pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2023/2024, Minggu (3/9/2023).
Saat itu, Persebaya berhasil menang 2-1. Yang jadi masalah adalah satu gol yang diciptakan Pesut Etam terjadi karena gol bunuh diri Yohanes Kandaimu pada menit ke-45. Sedangkan dua gol Persebaya dicetak Bruno Moreira pada menit ke-22 dan Ze Valente pada menit ke-72.
Advertisement
Gol bunuh diri dari Yohanes Kandaimu rupanya berbuntut panjang. Kandaimu kemudian sempat menjadi korban cemoohan setelah momen itu.
Ketika memasuki jeda antar babak, banyak video beredar mengenai suporter yang menyampaikan komentar tidak pantas ketika ia memasuki ruang ganti.
Setelah pertandingan, muncul pula komentar viral di Instagram. Adalah akun Instagram bernama @r_verde12 menuliskan komentar berbau rasisme. Sontak suporter Persebaya, Bonek, memberikan kecaman keras.
Kapten Persebaya Surabaya Reva Adi Utama pun bereaksi di Instagram. Tidak berlangsung lama, suporter tersebut bertemu langsung dengan Yohanes Kandaimu dan perwakilan pemain Persebaya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Insiden Rachmat Irianto
Hal ini mengingatkan terhadap insiden Rachmat Irianto. Tahun lalu, Rachmat Irianto mendapatkan kritikan berujung teror dan tuduhan pada keluarganya. Hal ini pula yang membuatnya hengkang ke Persib Bandung.
Seharusnya insiden yang menimpa Rachmat Irianto, bisa menjadi pembelajaran tentang bagaimana bijak bermedia sosial dan mendukung klub kebanggaan dengan kritikan yang membangun.
Advertisement
Respons Teco
Nah bukan hanya Persebaya Surabaya yang memberikan reaksi, tetapi juga pihak Bali United ikut memberikan tanggapan. Reaksi terhadap rasisme dilontarkan Pelatih Bali United Stefano Cugurra.
Pelatih yang karib disapa Teco tersebut tidak ingin ada rasisme lagi di sepak bola Indonesia. Baginya, tindakan suporter tersebut sudah di luar kontrol. Bukannya mengkritik, tetapi justru mencemooh dan melakukan tindakan rasisme.
Apalagi isu rasisme bukan terjadi satu atau dua kali, tetapi cukup sering terjadi. Ia tidak mau ada kasus seperti ini terulang kembali. “Kami semua tidak boleh lupa yang terjadi di Malang musim lalu,” beber Teco singkat.
Bersikap Bijaksana
Teco ingin seluruh suporter di Indonesia tanpa terkecuali bisa bersikap bijak dalam menyikapi segala sesuatu. Entah tim yang didukungnya sedang terpuruk atau dalam kondisi yang bagus karena terus memenangkan pertandingan.
“Suporter seharusnya bisa datang ke stadion untuk menikmati pertandingan dengan bijak. Setelah pertandingan, semua suporter juga harus balik ke rumah dengan aman dan selamat,” tutupnya.
Advertisement