Bola.com, Gianyar - Pada musim ini, Bali United tidak semengerikan era Liga 1 2019 atau pun BRI Liga 1 2021/2022. Bahkan bisa dikatakan tidak bisa lebih baik dibandingkan Liga 1 2017 ketika masih ditangani oleh Widodo Cahyono Putro.
Sejak musim lalu, atau BRI Liga 1 2022/2023, performa Bali United mulai menurun. Serdadu Tridatu menjadi tim yang tidak terlalu ditakuti. Mereka gampang kebobolan, ada 53 gol dalam 34 pertandingan musim lalu masuk ke gawang Bali United.
Baca Juga
Advertisement
Catatan itu menjadikan tim asuhan Stefano Cugurra itu sebagai tim dengan paling banyak kebobolan pada musim lalu. Sementara pada musim ini, baru 11 pertandingan dilewati Bali United sudah kebobolan 17 gol, tentu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Bali United? Apakah sang arsitek tim, Stefano Cugurra, sudah kehilangan kreasi? Apakah ada hal lain yang membuat performa Bali United menurun?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ada Keretakan di Dalam Tim?
Dari informasi yang beredar, ada keretakan di ruang ganti Serdadu Tridatu. Privat Mbarga sempat bersuara lantang di akun Instagram pribadinya. Ia sedikit gundah karena kondisi ruang ganti Bali United yang sepertinya tidak kondusif.
Privat dalam unggahannya menjelaskan jika para pemain Serdadu Tridatu akan terlihat baik ketika bisa membantu Bali United meraih kemenangan.
Komentar “pedasnya” tersebut langsung mendatangkan reaksi dari suporter. Membuat kegaduhan, Privat pun menutup kolom komentarnya. Akhirnya, unggahan Privat langsung dihapus.
Advertisement
Pemain Asing Disorot
Pemain asing juga menjadi sorotan tajam suporter. Performa tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan. Teco pun sempat membela anak-anak asuhnya, terutama pemain asing.
“Menurut saya semua pemain dalam tim sama-sama tengah berjuang. Tim ini sedang memperbaiki performa dan sedang berjuang memperbaiki kekurangan,” terang Teco.
Bali United sebenarnya mulai bangkit, tetapi itu hanya terjadi ketika bermain dalam laga kandang. Hanya ketika menjamu PSS Sleman pada pekan perdana BRI Liga 1 mereka kalah. Sisanya, Bali United meraih kemenangan di Stadion Dipta.
Pemain Asing Baru pun Tak Ketinggalan
Bukan hanya Privat Mbarga atau Eber Bessa saja yang disorot performanya, tetapi juga Adilson Maringa. Kiper asing itu bahkan tidak lebih baik dibandingkan penjaga gawang lokal. Bahkan suporter membandingkannya dengan Nadeo Arga Winata, Wawan Hendrawan, atau Ridho Djazulie
Ridho yang masih di Bali United, sampai pekan ke-11 belum mendapatkan kepercayaan dari pelatih yang karib disapa Teco. Padahal gawang Adilson Maringa sudah 17 kali kebobolan di BRI Liga 1 musim ini. Jelas bukan catatan yang bagus.
Selain itu, performa Mohammed Rashid sebagai pengganti Brwa Nouri sebagai gelandang bertahan juga jadi sorotan. Performanya tidak lebih baik jika dibandingkan dengan Nouri.
Banyak kesalahan passing dilakukan oleh Rashid. Contohnya ketika menghadapi PSIS Semarang. Baru setelah Tegar Infantrie masuk, kekuatan lini tengah Serdadu Tridatu kembali hidup.
Jefferson de Assis juga belum memperlihatkan kemampuan terbaiknya. Dua dari empat gol yang dilesakkan Jeff, adalah hasil dari sepakan penalti.
Advertisement
Ada yang Salah dengan Taktik Teco?
Skema Teco juga sudah mudah terbaca lawan. Inilah yang juga disorot oleh suporter.
"Ada penurunan performa dari pemain asing Bali United. Taktik yang dibuat Coach Teco juga sedikit membosankan. Itu jadi salah satu penyebab mengapa Bali United tampil tidak konsisten," ujar seorang suporter Bali United yang enggan disebut namanya kepada Bola.com.
Bali United perlu melakukan terobosan, terutama skema dari Teco. Tersisa enam pertandingan di putaran pertama BRI Liga 1. Manajemen Bali United dan Teco perlu melakukan terobosan yang lebih visioner ke depannya agar performanya tidak makin menurun.
Persaingan di BRI Liga 1
Advertisement