Bola.com, Jakarta Nama Maman Abdurrahman masih belum hilang dari kompetisi BRI Liga 1 musim ini. Pada usia 41 tahun, dia masih tercatat sebagai pemain Persija Jakarta. Hanya saja, musim ini dia belum dapat kesempatan bermain. Lantaran Persija punya barisan pemain belakang yang lebih muda dengan level Timnas Indonesia.
Seperti Rizky Ridho, Hansamu Yama, M. Ferrari. Selain itu, satu bek asing, Ondrej Kudela juga selalu jadi pilihan utama. Meski demikian, Maman masih berupaya untuk bersaing.
Advertisement
Dia enggan gantung sepatu sebelum satu keinginannya tercapai, yakni bermain satu lapangan dengan putranya di level profesional. Entah itu sebagai lawan maupun rekan satu tim. Itu disampaikan dalam sesi interview di kanal youtube Sportcast 77.
“Saya masih ingin bermain. Belum berfikir pensiun dulu karena masih punya target. Main bersama anak di satu tim atau sebagai lawan. Yang penting di kompetisi profesional,” terang pemain yang sudah 7 tahun bermain di Persija ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jejak Sang Anak
Hasrat Maman untuk mendapat target itu sebenarnya tak terlalu sulit. Bahkan bisa dibilang sudah didepan mata. Putra pertamanya kini bermain untuk Persija Jakarta U-16, yakni Dafa Rofif Adburahman.
“Anak saya posisinya sama. Sebagai pemain belakang. Sekarang di kompetisi Elite Pro, dengan Persija U-16,” jelas
Impian maman makin sempurna apabila sang anak yang beranam Dafa bermain satu klub dan menggantikan posisinya dalam sebuah pertandingan. Itu akan jadi tanda jika Maman Abdurrahman waktunya untuk berfikir pensiun.
Advertisement
Menjadi Pelatih
Sebenarnya, Maman sudah mempersiapkan masa pensiunnya beberapa tahun silam. Dia sudah mengikuti kursus kepelatihan. Saat ini, bek yang mengawali karir profesional di Persijatim itu sudah memiliki lisensi B AFC.
Artinya, selepas berhenti jadi pemain dia tetap bergelut di sepakbola. Yakni sebagai pelatih.
“Setelah target main dengan anak tercapai, semoga ada jalannya menjadi seorang pelatih. Sekarang sudah ada lisensi kepelatihan. Tapi harus terus belajar lagi,” imbuhnya.
Momen bermain dengan anak tentu sangat langka. Kebanyakan saat sang anak bermain di klub profesional, sang ayah sudah jadi pelatih. Seperti Sartono Anwar melatih anaknya Nova Arianto di PSIS. Sama halnya dengan Yusuf Ekodono bersama dua putranya Fandi Eko dan Wahyu Subo di Bhayangkara FC.
Main Bersama Anak Sahabat
Bicara tentang generasi penerus, justru Maman sudah dilewati sahabatnya semasa bermain. Harry Salisbury, sahabatnya ketika membela Persijatim dan PSIS Semarang itu sudah memiliki anak yang terjun di sepakbola profesional, yakni Rayhan Hannan.
Menariknya, Rayhan kini jadi rekan satu tim Maman di Persija Jakarta. Musim ini Reyhan promosi ke tim senior. Maman ikut senang karena mengikuti perkembangan anak sahabatnya ketika masih kecil.
“Dulu saya sempat melatih SSB tempat Rayhan. Pernah foto bareng dia waktu itu. Sampai sekarang masih ada fotonya. Ayahnya juga masih komunikasi tentang perkembangan Reyhan di Persija,” sambungnya. Karena itu, Maman juga ingin anaknya segera bermain di kancah profesional.
Advertisement