Bola.com, Jakarta - Jelang bersua Terengganu FC dalam matchday kedua AFC Cup 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali United harus mendapatkan kabar yang kurang baik.
Hal ini karena adanya sanksi AFC yang diberikan kepada Bali United. Sanksi tersebut adalah manajemen Bali United hanya diperbolehkan menjual 25 persen tiket dari total kapasitas Stadion Dipta. Artinya hanya 4 ribu yang boleh dijual dari kapasitas 18 ribu suporter yang bisa hadir.
Baca Juga
Advertisement
Pembatasan jumlah suporter ini merupakan dampak sanksi atas perilaku suporter yang menyalakan flare, bom asap dan kembang api saat laga terakhir Bali United di penyisihan grup AFC Cup tahun lalu.
AFC pun menghukum Bali United mengosongkan 75 persen kapasitas stadion saat laga home dalam satu pertandingan di bawah naungan AFC, artinya saat laga melawan Trengganu FC saja. Bukan itu saja, Bali United juga mendapatkan denda sebear USD30 ribu atau sekitar Rp460 juta.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Saat Laga BRI Liga 1, Penonton Tidak Penuh
Namun hal ini sebenarnya tidak ada masalah karena saat BRI Liga 1 2023/2024, kapasitas stadion pun tidak terisi penuh oleh suporter. Contohnya saat menghadapi Persikabo 1973 pekan lalu. Saat itu hanya terisi 2.697 suporter saja.
Akan tetapi melihat laga terakhir Bali United di kompetisi domestik Liga 1 saat menghadapi Persikabo 1973 hanya 2.697 penonton yang hadir, angka itu masih di bawah 25 persen kapasitas Stadion Dipta. Pelatih Bali United, Stefano Cugurra pun terpaksa gigit jari.
Sebab ia berharap suporter bisa memenuhi Stadion Dipta saat menghadapi Terengganu FC. "Harapan kami suporter bisa datang buat dukung kompetisi AFC," ujar Teco.Â
"Kami pasti butuh dukungan suporter mudah-mudhan banyak orang yang datang buat pemain lebih semangat main bagus," tambahnya.
Â
Â
Â
Advertisement
Gara-gara Flare
Perlu diketahui, sanksi AFC yang diberikan kepada Bali United kali ini karena adanya flare yang dinyalakan usai laga terakhir fase grup menghadapi Kaya FC IloIlo di AFC Cup 2022.
Ia sadar kesalahan yang sudah dibuat, akan berbuntut panjang. Tapi ia menghormati keputusan serta sanksi yang diberikan AFC kepada Bali United.Â
"Saya melihat suporter Bali United sangat fanatik. Kami sadar ada kesalahan dan manajemen sudah membayar denda tersebut. Tapi di pertandingan nanti, tidak bisa banyak dihadiri suporter yang akan mendukung kami," bebernya.
Â
Edukasi untuk Suporter
Teco pun berharap Manajemen Bali United bisa mengedukasi suporter agar bisa lebih bijak lagi dalam bertindak di dalam lapangan agar tidak ada sanksi yang diberikan. Teco juga tahu AFC lebih tegas dari Liga 1 untuk urusan sanksi.
"Semua harus belajar dan jangan sampai membuat kesalahan lagi. Manajemen perlu melakukan edukasi apa yang boleh dan tidak di dalam stadion," kata Teco.Â
"Harus bisa mengikuti berbagai aturan yang ada di dalam kompetisi karena di AFC, ada aturan yang lebih ketat," tutup Teco.
Advertisement