Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan menghadapi Brunei Darussalam pada dua leg kualifikasi Piala Dunia 2026.
Leg pertama, tim asuhan Shin Tae-yong akan menjamu Brunei di Stadion GBK, Kamis (12/10/2023). Sementara leg kedua akan digelar di Stadion Nasional Hassanal Bolkiah, Selasa (17/10/2023).
Baca Juga
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Mengenal Alfan Suaib, Rivaldo Enero, dan Armando Obet Oropa, 3 Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Baru Kali Ini Dipanggil
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
Advertisement
Di level Asia Tenggara, Timnas Brunei Darussalam masih jauh di bawah Timnas Indonesia. Apalagi kini di peringkat FIFA, Brunei Darussalam masih menghuni rangking 191.
Tapi tahukah Anda. Meski prestasi Timnasnya masih memble di level Internasional, klub profesional Brunei Darussalam bernama DPMM FC (Duli Pengiran Muda Mahkota Football Club) pernah menorehkan prestasi di Liga Malaysia dan Liga Singapura. Kok bisa ya?
Lanjut di bawah ya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Klub milik Putra Mahkota
Berikut kisahnya. Klub milik Putra Mahkota, Pangeran Al-Muhtadee Billah ini awalnya hanya sebuah tim yang dibentuk di sebuah perguruan tinggi di Bandar Seri Begawan. Klub ini mulai dikelola serius pada 2002.
Sejak itu, DPMM FC menjadi tim profesional yang terjun di pentas Brunei Super League. Kompetisi kasta tertinggi ini menggantikan kompetisi Brunei Premier League yang sudah ada sejak 1985.
Tahun pertama, DPMM FC langsung menjuarai Liga Super Brunei. Gelar juara berikutnya diraih pada 2004. Termasuk Piala FA Brunei 2004 dan Piala Super Brunei pada tahun 2002 dan 2004.
Karena tak ada lawan sebanding di kompetisi domestik, DPMM FC memutuskan meninggalkan kompetisi Brunei pada pertengahan 2005. Selanjutnya, DPMM FC mengikuti kompetisi kasta kedua di Liga Malaysia yakni Malaysia Premier League.
Advertisement
Kasta Tertinggi Liga Malaysia
Setahun berkiprah di level kedua, DPMM FC langsung promosi ke kasta tertinggi Malaysia Premier League. Uniknya lagi, pada saat sedang berkompetisi di Malaysia. DPMM FC juga mengikuti Piala Singapura. Kompetisi bertajuk Cup Competition besutan Asosiasi Sepakbola Singapura (FAS) ini memang mengundang beberapa klub asing secara reguler.
Sayangnya, DPMM FC hanya dua musim tampil di Malaysia Premier League. Klub ini harus meninggalkan Negeri Jiran, karena konflik internal di otoritas sepakbola Brunei.
DPMM FC pun hijrah ke Liga Singapura pada musim 2009. Mereka menjadi tim pertama di Liga Singapura yang memainkan pertandingan kandang di luar negeri. Hebatnya, DPMM FC langsung menyabet gelar Piala Liga di tahun pertamanya.
Sanksi FIFA hingga Pandemi
Tapi disayangkan, pada 30 September 2009, FIFA membekukan keanggotaan Football Association Of Brunei Darusallam (FABD) karena campur tangan pemerintah dalam urusan sepakbola. Imbasnya tim-tim asal Brunei tidak dapat memainkan pertandingan yang ada di bawah naungan FIFA. Hukuman FIFA yang diberikan kepada FABD dihapus 20 bulan kemudian dan DPMM FC kembali berkiprah ke Liga Singapura.
Pada 2016, Liga Singapura membuat peraturan dengan membatasi penggunaan pemain impor di setiap klub peserta. Itu berakibat buruk bagi DPMM FC. Karena mereka hanya bisa memainkan tiga pemain asing termasuk pemain asal Brunei sebagai legiuner impor. Pemain lainnya mayoritas harus asli dari Singapura.
Di tahun 2017, DPMM FC berniat keluar Liga Singapura dan kembali berkompetisi di Liga Malaysia. Namun Liga Malaysia juga menerapkan aturan yang sama dengan Singapura.
Tahun 2019, DPMM FC mendapat kabar baik dari FAS yang mengijinkan mereka mengikuti kompetisi dengan aturan yang sudah ditentukan dan mendapat sedikit dispensasi. Di musim itu, DPMM FC sukses menjuarai Liga Singapura, mengungguli pesaing terdekatnya Geylang International dengan perbedaan empat poin.
Petualangan DPMM FC di Liga Malaysia dan Singapura terhenti pada 2020. Mereka hanya memainkan satu laga, karena terkendala Pandemi Covid-19. Akhirnya mereka pun memutuskan mundur, karena terkendala kebijakan antarnegara yang membatasi perjalanan dari luar negeri.
Advertisement