Sukses


Perundungan hingga Tawuran Antarpelajar Merajalela, Taufik Jursal Ajak Pemuda Kembali ke Sepak Bola

Bola.com, Jakarta - Penggiat sepak bola usia muda, Taufik Jursal Effendi, mengajak pemuda-pemudi untuk kembali ke sepak bola. Menurutnya, lewat olahraga si kulit bundar itu, kekerasan antarpelajar maupun perundungan bisa dikikis.

Aksi kekerasan di kalangan pelajar dan remaja memang cenderung meningkat akhir-akhir ini. Seorang pelajar bernama Arya Saputra (16) meninggal dunia setelah diserang oleh pelajar lain di sekitaran Simpang Pomad, Kota Bogor pada 10 Maret 2023.

Terbaru, kasus perundungan yang terjadi di sebuah sekolah SMP di kawasan Cilacap. Di luar itu, begitu banyak kasus perundungan lain yang melibatkan anak-anak dan remaja yang tidak dilaporkan ke pihak aparat keamanan atau kepolisian.

"Saya benar-benar prihatin dengan kasus-kasus ini," ujar Taufik Jursal Effendi yang menghabiskan waktunya lebih dari 20 tahun membina pesepak bola muda. "Soalnya, kasus-kasus perundungan sekarang sudah berpotensi menghilangkan nyawa dan luka permananen."

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

<p>Piala Dunia U-17 - ilustrasi Piala Dunia U-17 2023 Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)</p>

 

EMTEK Group sebagai pemegang hak siar Piala Dunia U-17 2023 menayangkan pertandingan-pertandingan penyisihan hingga final di berbagai platform. Sobat Bola.com bisa menyaksikan aksi bintang-bintang muda kelas dunia di Indosiar, SCTV, Vidio, Moji TV, Champion TV, Mentari TV, dan Nex Parabola. Nikmati juga berita-berita eksklusif Piala Dunia U-17 di Bola.com, dengan mengklik tautan ini.  

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Solusi Sistemik

Nah, menurut Taufik Jursal Effendi, untuk menemukan solusi yang sistematis, semua aspek perubahan perilaku siswa atau pelajar harus ditinjau secara komprehensif. Aspek lingkungan, mulai dari rumah dan tempat main anak.

Aspek dan jenis informasi yang diakses anak melalui media sosial juga mesti dipantau. Yang terpenting adalah bimbingan di sekolah, kepekaan para guru, terutama guru BP. Regulasi sekolah terkait rewards dan punishment yang tepat bisa jadi solusi.

Dan kasus-kasus yang ada, semua bermuara kepada menurunnya etika, moral dan budi pekerti para remaja.

"Ini yang berbahaya bagi masa depan bangsa. Kalau budi pekerti sudah menurun, dan moral generasi rusak, akan mudah terjerumus ke kerusakan lainnya, terutama narkoba, kriminalitas dan penyakit sosial lainnya. Ini pada jangka panjang akan menjadi beban dan ancaman bagi negara," ketus pria yang turut membina Persija Barat ini menambahkan.;

 

3 dari 3 halaman

Kembali ke Sepak Bola

Indonesia, kata Taufik, akan menghadapi ledakan populasi jumlah penduduk usia produktif mulai 2030 mendatang, hingga puncaknya di tahun 2045, dengan komposisi hampir 70 persen penduduk Indonesia adalah mereka yang berada di level usia produktif.

“Ini kan kacau kalau dibiarkan. Usia produktif, tetapi dengan kualitas yang rendah, dan tidak mampu berkompetisi, karena tidak sehat secara fisik, mental dan spiritual, akibat kerusakan moral dan gaya hidup yang sejak di bangku sekolah. Di sisi lain, tenaga kerja asing akan semakin mudah masuk ke Indonesia. Ini harus serius dipikirkan pemerintah.”

Sepak bola, pembinaan pemain usia muda, menurut Taufik, menjadi salah satu solusi untuk mengurangi berbagai bentuk kenakalan remaja dan anak-anak usia sekolah.

"Sepak bola harus makin digalakkan pemerintah melalui semua jalur pembinaan yang ada,” katanya. Ini tidak bisa dilakukan 1-2 orang, harus digerakkan secara masif agar hasilnya juga maksimal,” tegas Taufik.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer