Bola.com, Malang - Arema FC berada di zona degradasi BRI Liga 1 2023/2024. Padahal Singo Edan sebenarnya memiliki materi pemain yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dengan pengalaman dan punya harga yang mahal.
Namun, di tangan pelatih Fernando Valente, justru ada beberapa nama besar dalam skuad Arema FC yang menjadi langganan bangku cadangan.
Baca Juga
Advertisement
Mereka seperti tidak masuk dalam skema permianan pelatih asal Portugal itu. Ketika kehabisan stok pemain, baru nama besar itu masuk lineup.
Sementara di satu sisi, ada yang menyayangkan keputusan Fernando Valente, karena manajemen telah menggelontorkan dana lumayan besar untuk mendatangkan mereka.
Namun, sang pelatih memiliki pertimbangan tersendiri. Dia lebih memilih pemain yang mengutamakan kolektivitas tim, bukan skill individu di atas lapangan.
Berikut para pemain mahal yang tidak selalu menjadi pilihan utama di skuad Arema FC:
====
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Evan Dimas Darmono
Â
Kabarnya, dia masih jadi pemain termahal di skuad Arema FC. Namun sampai saat ini, Evan Dimas baru tampil dalam 6 pertandingan.
Itupun hanya tiga kali dia tampil sebagai starter. Sisanya sebagai pengganti. Gelandang 28 tahun ini juga belum pernah tampil selama 90 menit.
Ketika ditangani Fernando, Evan bahkan baru dimainkan selama 7 menit, yakni saat melawan Persebaya Surabaya. Sedangkan lima laga lainnya dia bermain saat Arema masih ditangani I Putu Gede dan Joko Susilo.
Cukup ironis nasib Evan, karena belakangan dia menghilang dari skuad karena sakit. Baru kemarin (23/10/2023) dia bisa berlatih dengan tim untuk pemulihan kondisi.
Padahal selama ini jika dalam kondisi fit, Evan selalu jadi pilihan utama, baik di Arema FC maupun klub sebelumnya.
Pada awal menangani Arema, Fernando melihat karakter bermain Evan belum sesuai dengan strateginya. Sang pelatih lebih suka gelandang petarung seperti Jayus Hariono maupun Charles Raphael. Pemain tersebut punya cara bermain lebih simpel.
Â
Advertisement
Greg Nwokolo
Pemain naturalisasi ini juga baru bermain dalam 6 pertandingan bersama Arema FC. Namun, dia belum pernah turun sejak menit awal. Greg hanya bermain di pengujung pertandingan. Total dia baru bermain selama 50 menit pada musim ini.
Pada era Fernando, dia baru bermain sekali, yakni melawan Borneo FC. Itupun Greg baru masuk pada menit 89. Terkesan ada ketidakcocokan antara Greg dengan sang pelatih.
Beberapa waktu lalu, Fernando menganggap Greg belum memiliki fisik yang mumpuni. Sebab, musim lalu Greg vakum dari sepak bola.
Namun, hal itu dibantah sang pemain. Dia menegaskan jika kondisinya sudah 100 persen. Dia juga sempat membuat assist saat pertandingan melawan Persija Jakarta.
Namun, setelah Fernando datang, Greg tak dapat tempat meskipun sebagai pemain pengganti. Padahal pemain yang satu ini dikenal punya skill diatas rata-rata. Selain itu, dia juga termasuk pemain mahal. Meskipun usianya kini sudah 37 tahun.
Ichaka Diarra
Bek asal Mali ini jadi pemain asing dengan jumlah penampilan paling minim. Ichaka baru turun dalam 9 pertandingan.
Bek jangkung ini sempat berkuat dengan cedera hamstring. Namun saat pulih, dia tidak selalu jadi pilihan utama. Justru gelandang Charles Raphael yang lebih sering diturunkan sebagai stoper.
Sangat disayangkan, padahal di situs transfermarkt, Ichaka Diarra punya nilai pasar tetinggi di skuad Arema FC, yakni Rp4,35 miliar, nilai yang sama dengan gelandang Ariel Lucero.
Namun, pada era kepelatihan Fernando, Ichaka baru dua kali dimainkan, yakni lawan PSS Sleman dan PSM Makassar.
Padahal pada awal musim, Ichaka selalu jadi pilihan utama. Bahkan dia sempat didapuk sebagai wakil kapten. Jika Ahmad Alfarizi absen, dia akan mengenakan ban kapten.
Advertisement