Bola.com, Surabaya - Bulan Oktober 2023 menjadi bulan yang kelam buat Persebaya Surabaya. Bagaimana tidak, klub berjulukan Bajul Ijo itu tak mendapat poin sama sekali di pertandingan BRI Liga 1 2023/2024.
Ada tiga pertandingan yang dilakoni Persebaya selama Oktober. Semuanya berakhir dengan kekalahan. Bahkan, Bajul Ijo telah menjelma sebagai lumbung gol bagi tiga tim yang mereka hadapi itu.
Baca Juga
Advertisement
Situasi yang terjadi tahun ini hampir mirip dengan apa yang pernah dihadapi pada empat tahun silam. Saat itu, Persebaya sedang terpuruk di bulan Oktober dalam lanjutan Liga 1 2019. Bulan Oktober juga jadi saksinya.
Ada empat pertandingan yang dijalani Persebaya pada Oktober 2019 berada di bawah arahan pelatih Wolfgang Pikal. Itu diawali dengan bermain imbang 0-0 saat menjamu Borneo FC pada 11 Oktober 2019.
Berikutnya, mereka melakoni partai tandang dan kalah 1-4 melawan Persib Bandung (18/10/2019). Tak cukup sampai situ, Persela Lamongan juga jadi mimpi buruk Persebaya. Duel ini berakhir 1-0 untuk Persela (23/10/2019).
Harapan terakhir muncul di laga berikutnya dengan menjamu PSS Sleman, Selasa (29/10/2023). Kali ini Persebaya Surabaya malah dipermalukan dengan skor 2-3 di hadapan pendukung sendiri.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Krisis Kemenangan
Rentetan hasil bulan Oktober 2019 itu melengkapi derita Persebaya. Mereka menelan tiga kekalahan beruntun. Bahkan, jika ditarik ke belakang, Bajul Ijo sudah tidak menang dalam tujuh laga berturut-turut.
Persebaya saat itu hanya berada di peringkat kesembilan klasemen sementara dengan 31 poin dari 25 pertandingan. Padahal, mereka memasang target menembus empat besar klasemen akhir. Saat itu, hanya sembilan laga tersisa.
Dampak kekalahan dari PSS Sleman itu sangat besar. Setelah pertandingan, situasi stadion jadi mencekam karena Bonek masuk ke lapangan. Mereka mengirim protes dengan merusak beberapa fasilitas stadion tersebut.
Sampai sekitar 20 menit setelah itu, Stadion GBT masih mencekam. Berbagai properti stadion dirusak.
Para pemain, jajaran pelatih, dan manajemen Persebaya langsung dievakuasi. Mereka meninggalkan Stadion GBT dengan menaiki kendaraan rantis dan diamankan oleh pihak kepolisian.
Hal itu kemudian memaksa sesi konferensi pers dari Persebaya ditiadakan. Di ruang media, para wartawan sudah menunggu dan tidak ada perwakilan pelatih atau pemain yang hadir. Ini menjadi kali pertama Persebaya tidak hadir dalam konferensi pasca laga.
Advertisement
Berganti Pelatih
Hanya sehari setelahnya, Rabu (30/10/2023), Wolfgang Pikal memutuskan mundur dari jabatan pelatih. Itu jadi kali kedua pada Liga 1 2019 berpisah dengan pelatih kepala setelah sebelumnya memecat Djadjang Nurdjaman.
Manajemen klub bergerak cepat untuk menemukan pengganti. Alhasil, Aji Santoso ditunjuk sebagai pelatih kepala dan langsung memimpin latihan tim sehari berikutnya pada Kamis (31/10/2023).
Hasilnya ternyata di luar dugaan karena Aji Santoso mampu melewati sembilan laga tanpa kekalahan sampai akhir Liga 1 2019. Mereka sempat bermain imbang kontra Tira-Persikabo dan Semen Padang yang jadi penghuni papan bawah.
Anehnya, Persebaya justru mampu menang melawan tim-tim yang tampil stabil di papan atas. Tujuh tim yang dikalahkan Persebaya dan PSM Makassar, Persipura Jayapura, Madura United, Bhayangkara FC, Arema FC, Persija Jakarta, dan Badak Lampung.
Runner-up
Di akhir Liga 1 2019, Persebaya menduduki posisi runner-up dengan 54 poin hasil 14 menang, 12 seri, dan delapan kalah. Mereka memiliki selisih 10 angka dari Bali United menjadi kampiun dengan koleksi 64 poin.
Kini, Persebaya menghadapi situasi yang hampir mirip dengan empat tahun silam. Mereka terpuruk di posisi ke-11 klasemen sementara dengan 22 poin hasil dari 17 pertandingan.
Tiga kekalahan selama bulan Oktober 2023 menjadi aib. Mereka sempat dipermalukan 2-3 saat menjamu Persib (7/10/2023). Berikutnya, Bajul Ijo kalah 1-3 dari Bali United (20/10/2023) dan takluk 0-4 kontra Persik Kediri (27/10/2023) di laga tandang.
Hanya dalam tiga pertandingan Oktober 2023, Persebaya sudah kebobolan 10 gol. Angka itu terhitung buruk untuk sebuah klub yang memasang target juara Liga 1 musim ini.
Advertisement
Bonek Menuntut
Dampaknya juga sudah mulai terlihat, yakni pelatih Josep Gombau kehilangan jabatannya digantikan oleh Uston Nawawi sebagai caretaker. Bagaimana dengan Bonek? Tak ada perusakan stadion, tapi mereka melakukan aksi demo.
Suporter dengan warna kebesaran hijau itu menggelar aksi di Kantor Marketing Persebaya, Sutos, Surabaya, Senin (30/10/2023) lalu. Mereka menuntut evaluasi setelah klub Bajul Ijo kian terpuruk di Liga 1 2023/2024.
Ada empat tuntutan yang disuarakan Bonek dalam aksi ini. Pertama, mereka menuntut CEO Persebaya Azrul Ananda membuat statement tegas serta mengambil langkah strategis dan konkret penyelamatan tim, melalui perbaikan kualitas individu baik jajaran kepelatihan hingga pemain jangan seperti beli kucing dalam karung.
Kedua, jika dalam tiga laga putaran kedua, Persebaya tidak mampu meraih hasil maksimal 9 poin dengan kemenangan penuh atau setidaknya 7 poin, manajer tim harus mengundurkan diri.
Ketiga, lakukan pengawasan penuh terhadap pemain, baik lokal maupun asing. Tidak ada siapapun yang boleh mengakses kedekatan dengan para pemain kecuali demi kepentingan Persebaya. Terakhir, target juara harus tetap terealisasi di musim ini.
Â
Bangkit?
Saat ini, Oktober kelam buat Persebaya sudah terlewati sekaligus tepat satu putaran kompetisi musim ini. Waktu telah memasuki bulan November. Tim asal Kota Pahlawan itu sudah waktunya bangkit menatap dua pertandingan di bulan ini.
Persebaya akan lebih dulu bertandang ke markas Barito Putera (9/11/2023), sebelum menjamu PSIS Semarang (26/10/2023). Tak ada kata lain, Bajul Ijo harus memenangi dua laga itu jika tak ingin situasinya kian runyam.
Advertisement