Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2023/2024 telah menyelesaikan 19 pekan. Namun, peta persaingan papan atas telah transparan.
Sementara ini, posisi lima besar dihuni Borneo FC, Persib, PSIS, Bali United, dan RANS Nusantara FC.
Baca Juga
Advertisement
Jika tak ada kendala di tengah perjalanan, kelima klub ini akan mampu bertahan hingga musim untuk melaju ke fase Championship Series yang diwakili empat tim teratas.
Jika itu yang terjadi, maka ada tiga klub raksasa yang secara tradisional menjadi kekuatan sepak bola Indonesia sejak jaman Perserikatan yang diprediksi sulit menggeser hegemoni tim-tim level atas tersebut.
Apabila diamati dari perjalanan putaran pertama BRI Liga 1 2023/2024 akan ada tiga tim besar yang akan terengah-engah menyodok ke posisi elite.
----Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Persija Jakarta
Kiprah Persija tak segemerlap musim lalu yang berhasil finis sebagai runner-up. Sebenarnya kekuatan Macan Kemayoran tak banyak berubah, bahkan lebih kuat dengan bergabungnya kembali Marco Simic.
Namun, bomber asal Kroasia itu tak banyak berkontribusi, karena lebih sering dibekap cedera. Hingga jeda panjang menyambut Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, posisi Persija masih tercecer di ranking kedelapan dengan koleksi 26 poin atau terpaut 15 angka dari Borneo FC sebagai pemuncak klasemen sementara.
Lini belakang pasukan Thomas Doll tampak lebih rapuh, karena Rizki Ridho sering menjalani laga bersama Timnas Indonesia. Termasuk bek muda Muhamad Ferrari yang mengikuti pendidikan Kepolisian.
Sementara Ondrej Kudela dan Hansamu Yama Pranata juga absen, karena cedera atau akumulasi. Gelandang asing Oliver Bias jarang tampil karena stok lokal dinilai lebih mumpuni.
Namun, di putaran kedua nanti Persija diramal akan lebih mengilap dengan bergabungnya Gustavo Almeida yang ditansfer dari Arema FC. Menarik ditunggu, apakah tim Ibu Kota ini mampu bangkit untuk menyodok di posisi lima besar di akhir musim ini.
Â
Advertisement
2. PSM Makassar
Di pentas kasta tertinggi Indonesia, seolah ada tradisi juara bertahan sulit mengulang keperkasaannya di musim berikutnya.
Kemungkinan besar ini akan dialami PSM. Idealnya musim ini Juku Eja yang tak banyak melakukan perombakan skuad, seharusnya masih bisa bersaing di papan atas.
Namun, problem yang ditengarai akibat penunggakan gaji pemain jadi masalah pelik yang membuat prestasi PSM menurun drastis. Keluarnya sang kapten tim, Wiljan Pluim, jadi fakta terjadinya keguncangan di internal tim.
PSM masih mengoleksi 23 poin dan berada di urutan ke-12. Perolehan angka ini terpaut 18 butir dari Borneo FC sebagai pimpinan klasemen sementara.
Tapi PSM masih bisa mengejar ketinggalan. Namun, pasukan Bernardo Tavares harus kerja keras dan keajaiban, setidaknya bisa melangkahi RANS dan Madura United yang sekarang mengumpulkan 31 angka. Selisih delapan poin rasanya tak terlalu berat bagi PSM.
Â
3. Persebaya Surabaya
Nasib Persebaya lebih ngenes ketimbang Persija dan PSM. Dinamika pergantian kursi pelatih disinyalir jadi kambing hitam merosotnya performa Bajul Ijo.
Aji Santoso yang dinilai gagal membawa tim kebanggaan Bonek ini diputus kontrak di tengah jalan. Persebaya sempat bangkit di tangan arsitek interim, Uston Nawawi.
Mantan gelandang itu berhasil menyumbang 13 poin dari empat kemenangan dan sekali imbang. Bahkan Persebaya menerobos peringkat enam besar.
Namun, tiba-tiba kinerja Persebaya turun drastis ketika tampuk kepelatihan berganti ke tangan Josep Gombao. Kini, mereka masih mengumpulkan 22 angka dan menghuni urutan 13 klasemen sementara.
Kita tunggu apakah belanja pemain baru Persebaya di bursa transfer kedua musim ini bisa dapat penggawa jempolan untuk mengangkat prestasi yang sedang jeblok.
Advertisement