Bola.com, Gresik - Saat Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia masih berlangsung, kericuhan suporter sepak bola tetap tak terelakkan. Kericuhan suporter terjadi setelah pertandingan antara Gresik United kontra Deltras Sidoarjo berakhir pada Minggu (19/11/2023).
Piala Dunia U-17 2023 seharusnya menjadi momen pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat di lingkaran sepak bola Indonesia. Baik dari sisi pelaksanaan hingga teknis pertandingan, seharusnya berkaca dari turnamen akbar tersebut.
Advertisement
Namun, saat hajatan dua tahunan tersebut belum rampung, sepak bola Indonesia kembali jatuh di lubang yang sama. Setelah ricuh yang terjadi di Aceh, giliran suporter Gresik United terlibat kerusuhan dengan pihak pengamanan.
Kejadian itu ditengarai akibat buntut kekalahan tuan rumah atas Deltras Sidoarjo dengan skor 2-1 di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Minggu (19/11/2023) sore WIB. Suporter tak puas dengan performa tim kesayangannya.
Dalam pertandingan tersebut, Gresik United sejatinya unggul lebih dulu lewat eksekusi penalti Victor Bertomeu pada menit ke-53. Namun, sang tamu bangkit dalam kurun dua menit lewat aksi Rosalvo Junior dan Risal Amin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gas Air Mata Dibalas Lemparan Batu
Dalam sejumlah tayangan video yang beredar di sosial media, para suporter awalnya berniat ngluruk manajemen Gresik United untuk hasil memalukan di Derbi Jawa Timur ini. Namun, keinginan mereka terbentur pihak keamanan yang telah berjaga.
Saat massa semakin tak terkendali, pihak keamanan tak kuasa dan melepas gas air mata ke tengah kerumunan suporter. Walaupun sempat dicegah beberapa fans lain, mereka masih terus melakukannya.
Fans yang makin panas lantas menyerang ke arah stadion. Lemparan batu sempat mengenai kaca bagian depan walau tak menimbulkan kerusakan berarti.
Advertisement
Gresik United Bakal Rangkul Suporter
Terkait insiden tersebut, media officer Gresik United, Deny Ali Setiono mengakui timnya gagal memenuhi ekspektasi suporter. Ini jadi kekalahan kedua beruntun yang dialami usai sebelumnya takluk dari Persekat Tegal.
"Prinsipnya kita sangat mengecewakanlah. Adapun sepak bola itu ada kalah atau juga menang. Mungkin ini nanti akan jadi evaluasi buat manajemen Gresik United di pertandingan ke depan," bukanya.
"Kami juga akan melakukan koordinasi dengan para suporter sehingga kejadian ini tak akan terulang lagi di kemudian hari," sambung pria yang juga berprofesi sebagai wartawan tersebut.
Deltras Minta Fans Tetap Tenang
Sementara itu, manajer Deltras, Dian Felani, memastikan seluruh pemain, pelatih dan ofisial tim tak terlibat dalam kejadian tersebut. Walaupun kepulangan tim sempat tersendat, praktis tak ada ancaman untuk klub berjulukan The Lobster tersebut.
“Fans Gresik United tidak meluapkan amarahnya kepada tim Deltras. Hanya saja mereka tadi sempat ingin menyuarakan aspirasi ke manajemen atas hasil kekalahan tersebut. Selebihnya kami tidak tahu detail kejadian, karena tim masih berada di dalam stadion," ungkapnya.
"Tim memang sempat tertahan di stadion. Usai kondisi di luar dirasa kondusif, barulah kami keluar dengan menggunakan bus hingga pintu tol dan alhamdulilah aman," sambung Dian.
Pria yang juga berprofesi sebagai pengusaha ini meminta fans untuk tetap tenang dan tidak tersulut dengan kejadian itu. Ia meminta para pendukung untuk menikmati kemenangan yang membawa mereka ke posisi kedua Grup 3.
"Kami juga memberikan imbauan kepada Deltamania agar tetap menjaga suasana kondusif, tertib, dan menikmati kemenangan, karena ini untuk Deltamania dan masyarakat Sidoarjo. Sebab, tim masih harus fokus ke laga-laga selanjutnya, mohon doa dan dukungannya selalu,” tandasnya.
Advertisement