Bola.com, Malang - Persaingan di papan bawah BRI Liga 1 2023/2024 bisa dibilang tidak terlalu ketat. Sejak pertengahan putaran pertama, hanya tiga klub yang berkutat di zona degradasi. Arema FC, Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC.
Meski tiga klub itu sudah melakukan pembenahan, termasuk mengganti posisi pelatih kepala, tetapi hasilnya belum bisa membuat mereka lepas dari zona degradasi BRI Liga 1.
Baca Juga
Advertisement
Persikabo 1973 mendatangkan Aji Santoso yang baru diberhentikan oleh Persebaya Surabaya. Dia memimpin Persikabo sejak pekan kesembilan.
Satu pekan berikutnya, Fernando Valente diresmikan Arema. Sementara Bhayangkara baru ditangani pelatih asal Argentina, Mario Gomez di laga pertama putaran kedua.
Bisa dibilang pergantian pelatih belum bisa memberikan efek instan kepada tiga klub tersebut, karena performa tim belum konsisten.
Ini sekaligus jadi ajang pertaruhan reputasi para pelatih tersebut, mengingat ada yang baru musim ini menangani tim papan bawah, yakni Mario Gomez.
Pelatih asal Argentina itu sebelumnya dikenal dengan image pelatih mahal langganan tim besar. Persib Bandung, Borneo FC, dan Arema FC pernah ditanganinya.
Sedangkan Aji Santoso pernah membuat Persebaya Surabaya bersaing di papan atas. Untuk Fernando Valente, dia baru berkarier di Indonesia musim ini ini. Tentunya, dia tak ingin debutnya berakhir dengan Arema FC terdegradasi.
Jadi, ketiga pelatih itu saat ini mendapatkan tantangan tersendiri. Jika tak kunjung meraih banyak kemenangan, bukan hanya nama besar yang jadi pertaruhan.
Kritik dari suporter dan manajemen tentu akan bermunculan. Berikut hasil yang sudah didapat tiga pelatih dari tim papan bawah BRI Liga 1 tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fernando Valente
Bisa dibilang pelatih asal Portugal ini rapornya tak terlalu buruk. Sebelum dia datang, Arema sempat FC jadi juru kunci di klasemen BRI Liga 1.
Kini, tim berjulukan Singo Edan itu ada di urutan 16 dengan 21 poin. Total dia sudah memainkan 13 laga bersama Arema. Hasilnya, 5 kali menang, 3 imbang dan 5 kali kalah.
Dia sempat punya kans membawa Arema FC lepas dari zona degradasi. Namun, beberapa kali Arema menelan kekalahan pada momen tersebut.
Kini, Arema terpaut 3 poin dari tim yang ada di atasnya, Persis Solo dan Persebaya Surabaya. Namun, dua tim di atasnya itu masih punya simpanan dua laga yang belum dimainkan.
Banyak yang melihat permainan Arema membaik di bawah asuhan Fernando Valente. Arema mampu memberi perlawanan meski menghadapi tim papan atas.
Sayangnya, hasil yang didapatkan tidak selalu berpihak. Tak jarang Singo Edan dijauhi keberuntungan. Mereka pernah menelan dua kekalahan beruntun karena kartu merah yang diterima anak buahnya.
Jika dibandingkan dua tim lain di zona degradasi, sebenarnya posisi Fernando paling sulit, karena Arema menghemat dari segi finansial. Jadi pelatih berusia 64 tahun itu tak bisa meminta banyak pemain di masa transfer window.
Tak cukup sampai di situ, dia juga kehilangan striker haus gol, Gustavo Almeida yang dipinjamkan ke Persija. Langkah itu diambil manajemen Arema demi mendapatkan dana segar dari hasil peminjaman pemain.
Itu membuat sang pelatih harus memutar otak mencari pemain pengganti yang cepat on fire, karena Arema tidak lagi butuh proses. Mereka mengejar kemenangan demi selamat dari degradasi.
Untungnya, saat ini Fernando tidak mendapatkan tekanan dari manajemen dan Aremania. Dari segi manajemen, mereka memahami posisi Fernando saat ini tidak mudah, lantaran dia punya skuat dalam jumlah terbatas.
Sedangkan dari segi Aremania, sejak tragedi Kanjuruhan, hanya segelintir suporter yang memberi dukungan langsung. Apalagi Arema musim ini bermarkas di Bali.
Advertisement
Mario Gomez
Pelatih asal Argentina ini baru memimpin Bhayangkara FC dalam 5 laga. Hasilnya, semua berakhir imbang.
Sebenarnya, manajemen punya ekspektasi tinggi kepada mantan asisten pelatih Inter Milan itu, karena Bhayangkara FC menggelontorkan banyak dana di bursa pemain paruh musim.
Pemain sekelas Radja Nainggolan, Osvaldo Haay, I Putu Gede, Witan Sulaeman, dan beberapa pemain berkualitas didatangkan. Tentu saja untuk menyelamatkan The Guardians, julukan Bhayangkara dari degradasi.
Maklum, saat ini mereka ada di dasar klasemen BRI Liga 1 dengan 12 poin. Mario diharapkan bisa segera memberi kemenangan untuk Bhayangkara FC. Apalagi mereka terpaut 12 poin dari tim yang ada di luar zona degradasi.
Pekerjaan yang tidak mudah. Namun, Mario Gomez sepertinya yakin timnya ada di jalur yang benar. Meski belum meraih kemenangan, setidaknya mereka tidak kalah dalam 5 laga beruntun.
Selanjutnya, mereka akan berhadapan dengan tim di papan tengah, seperti Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, dan PSS Sleman. Ini waktu yang tepat baginya untuk memangkas jarak dengan tim yang ada di atasnya.
Jika gagal meraih kemenangan, Bhayangkara FC semakin dekat dengan degradasi. Dan ini akan jadi pengalaman pertama Mario Gomez mengantar tim turun ke kasta kedua Liga Indonesia.
Aji Santoso
Â
Pelatih lokal yang sebenarnya sangat diperhitungkan di BRI Liga 1. Sebelumnya, dia berhasil membawa Persebaya bersaing di papan atas.
Sayang, musim ini dia punya start buruk dan harus berganti klub. Aji sudah memimpin Persikabo dalam 14 pertandingan.
Sayang, hasilnya kurang memuaskan. Dia baru memberikan satu kemenangan. Sisanya, 4 kali imbang dan 9 laga berujung kekalahan. Hanya 7 poin yang baru diberikan.
Sepertinya Aji butuh waktu untuk membangkitkan Persikabo. Padahal jumlah pertandingan semakin berkurang.
Saat ini, Persikabo ada di urutan 17 dengan 15 poin. Mereka punya jarak 9 poin dari tim yang berada di atas zona degradasi.
Sayang, dalam 4 laga beruntun, Persikabo hanya meraih 1 poin. Ini membuat fans sempat gerah dan meminta Aji mundur dari jabatannya.
Sebenarnya, Aji sudah mendapat kesempatan memperbaiki materi pemain saat transfer window. Dia sudah mengubah semua komposisi pemain asing. Namun, itu membuat timnya butuh adaptasi lagi untuk menemukan performa terbaik.
Ini jadi pekerjaan sulit Aji Santoso. Nama besarnya kini dipertaruhkan. Lantaran beberapa kali dia sebenarnya punya sejarah jadi penyelamat beberapa klub, seperti Persela Lamongan, Persebaya Surabaya. Beberapa klub lain sempat dibuatnya menjadi tim yang disegani.
Advertisement