Bola.com, Jakarta - Bagi orang yang mempercayai paham numerologi, ada angka tertentu dianggap membawa kesialan. Sehingga mereka menghindari angka tersebut.
Di Persik, ada dua angka yang dianggap keramat, yakni nomor 12 dan 9. Kebetulan sejak tahun 2014, jersey bernomor itu tak dipakai lagi oleh pemain.
Baca Juga
Advertisement
Angka 12 sengaja dipensiunkan. Padahal, sebelumnya itu menjadi nomor favorit Harianto, kapten tim masa kejayaan Persik 2003 hingga 2009.
Alasan jersey angka 12 tidak lagi digunakan adalah untuk menghormati suporter yang dianggap sebagai pemain ke-12 bagi Persik.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nomor 9 Membawa Tulah
Sementara jersey bernomor 9 dianggap membawa tulah. Nomor ini tak dipensiunkan. Namun siapa yang memakainya akan bernasib sial di tim Persik.
Cerita kekeramatan nomor 9 dimulai dari Johan Prasetyo pada 2006 lalu. Saat itu, striker jebolan Diklat Salatiga itu sedang di masa keemasannya.
Namun Johan yang kini berstatus sebagai asisten pelatih Persik terpaksa harus pensiun dini akibat cedera lutut. Dia mengalaminya pada laga semifinal Ligina 2006 antara Persik kontra Persmin Minahasa.
Pemain berikutnya yang gagal bersinar di Persik dengan nomor 9 adalah Machia Mallock dan Zhang Shuo. Kedua pemain asing ini tak bertahan lama di skuad Macan Putih akibat cedera, sehingga tersingkir dari tim.
Advertisement
Jefinho Alami Cedera Lutut
Sosok terakhir yang ketiban sial adalah Jefinho. Secara kualitas, striker asal Brasil ini sangat mumpuni. Namun sayang, di BRI Liga 1 2023/2024, dia hanya tampil tujuh kali. Tapi Jefinho berhasil mencetak dua gol dan satu assist.
Jefinho menderita cedera lutut setelah bertabrakan dengan bek Persis, Jaimerson pada laga pekan kedelapan. Tepatnya pada 12 Agustus lalu.
Setelah itu, Jefinho sempat duduk di bangku cadangan saat Persik mengalahkan Persikabo 1973 dengan skor 2-3. Dia juga hanya main sembilan menit, ketika Persik menundukkan Bhayangkara FC 2-0 di Kediri.
Tetap di Kediri
Namun hingga kini Jefinho tak berada lagi di skuad Macan Putih. Kendati begitu, penyerang berusia 29 tahun tersebut tetap disayang Persik.
Dia masih berada di Kediri dan mendapat perlakuan baik dari manajemen. "Soal Jefinho, dia tak ada di tim lagi. Tapi dia tetap di Kediri," kata Marcelo Rospide, pelatih Persik.
"Karena dia masih terikat kontrak dengan Persik. Sehingga manajemen bertanggungjawab merawat cedera yang dialami Jefinho," tambahnya.
Advertisement