Bola.com, Surabaya - Kebijakan naturalisasi untuk Timnas Indonesia terus menimbulkan gelombang pro dan kontra di kalangan pencinta sepak bola nasional.
Bagi para pendukung nasionalisme Tanah Air tentu saja naturalisasi dinilai bisa mematikan karir pemain pribumi yang telah bertahun-tahun menggeluti sepakbola.
Baca Juga
Evan Dimas Berikan Semangat untuk Timnas Indonesia yang Gagal Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024: Terima Kasih Sudah Berjuang!
Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, PSSI: Pemain Sudah Tampil Maksimal
Timnas Indonesia Tersingkir di Fase Grup Piala AFF 2024, Cahya Supriadi: Kami Kurang Beruntung
Advertisement
Naturalisasi juga dianggap malah menghambat proses regenerasi dan pembinaan usia muda lewat SSB maupun akademi sepakbola yang kini sedang menjamur di Indonesia.
Padahal sejatinya kebijakan naturalisasi yang sedang gencar dilakukan PSSI bukan asal-asalan. Federasi Sepakbola Indonesia itu punya aturan baku untuk alih kewarganegaraan bagi pesepak bola diaspora tersebut.
Pertama calon pemain yang dinaturalisasi harus memiliki darah keturunan Indonesia. Berikutnya, PSSI sangat selektif hanya menaturalisasi pemain yang memiliki grade tinggi. Sehingga nantinya mereka bisa mendongkrak performa dan prestasi Timnas Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wajar
Di mata Mursyid Effendi langkah PSSI dinilai wajar di tengah kesulitan Timnas Garuda bersaing di level regional Asia Tenggara bahkan Asia.
"Kalau saya berpikir positif saja. Di era globalisasi sekarang, saya kira kebijakan PSSI bisa diterima. Toh pemain yang dinaturalisasi punya hubungan darah keturunan Indonesia," katanya.
"Naturalisasi bukan hal yang tabu. Sebelumnya Timnas Indonesia pernah pakai pemain naturalisasi yang tak punya hubungan darah. Negara-negara di Asia Tenggara yang prestasinya di atas kita juga melakukannya," tambahnya.
Advertisement
Tetap Harus Pembinaan
Seharusnya bagi pembina pesepak bola usia dini kebijakan PSSI ini bisa dijadikan tantangan untuk melahirkan pemain bagus masa depan.
"Bagi pembina usia muda ini harus jadi tantangan. Jangan malah menyerah dan putus asa. Apalagi ngambek tak mau melatih anak-anak muda lagi. Kita harus tunjukkan mampu mencetak pemain yang bisa menembus Timnas Indonesia," ucapnya.
Mursyid Effendi pun mengungkapkan keberhasilannya mengorbitkan Evan Dimas dari klub Mitra Surabaya.
"Awalnya banyak yang meragukan kualitas Evan Dimas. Tapi sebagai pelatihnya, saya terus meyakinkan Evan bisa jadi pemain Timnas Indonesia. Setelah itu, prestasinya tergantung Evan Dimas sendiri," jelasnya.
Kualitas
Namun, legenda Persebaya itu, menegaskan agar PSSI menaturalisasi pemain yang punya kualitas di atas pemain yang ada sekarang.
"Dari berita yang beredar, pemain naturalisasi itu grade A. Jika seperti itu, berarti kualitasnya di atas pemain lokal yang ada. Ya, kita amati bersama apakah kualitasnya seperti itu. Asal jangan seperti pepatah beli kucing dalam karung," pungkasnya.
Advertisement