Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan menantang Timnas Iran dalam ujicoba menjelang Piala Asia 2024. Laga tersebut dijadwalkan berlangsung di Doha, Qatar, Selasa (9/1/2024).
Pertandingan ini merupakan kali ketiga bagi tim asuhan pelatih Shin Tae-yong sebelum bertarung di Piala Asia 2024. Pada dua laga sebelumnya, Rizki Ridho dkk. dikalahkan Timnas Libya 4-0 dan 2-1 pada pemusatan latihan di Antalya, Turki.
Baca Juga
Advertisement
Duel Timnas Garuda kontra Iran nanti diprediksi bakal sangat berat ketimbang menghadapi Libya. Pasalnya, saat ini Timnas Melli, julukan Iran, menempati rangking tertinggi di Asia.
Berdasar daftar peringkat terakhir yang dirilis FIFA, Iran bertengger di urutan ke-21. Sementara saat melawan Libya yang menghuni posisi 120 saja, Indonesia tak berkutik.
Bicara sepak bola Iran, sebenarnya pemain Negeri Mullah ini banyak mengekspor pemainnya di pentas Liga berbagai penjuru dunia. Beberapa di antaranya pernah beraksi di Lihat Indonesia.
Namun sejak era sepak bola profesional di Tanah Air tak banyak pemain asal Iran berkiprah di sini. Karir dan prestasi mereka pun tak sebanding dengan pamor Iran sebagai raksasa sepak bola Asia.
Pada musim 2018, Shahin Balijani ramai dirumorkan akan bergabung ke Kalteng Putra FC. Pemain berposisi sebagai striker itu berasal dari klub Shahin Bushehr, anggota kasta kedua Liga Iran.
Namun, Kalteng Putra batal merekrut Balijani karena manajemen memilih Yoo Hyun-goo, untuk mengisi satu slot pemain asing asal Asia. Apalagi sosok asal Korsel itu sudah lama berkarir di Indonesia.
Sayang, Balijani pun gagal mengikuti jejak empat kompatriotnya asal Iran yang pernah mewarnai kompetisi di Indonesia. Tapi di antara mereka ada sosok yang pernah fenomenal di Lihat Indonesia. Siapa saja mereka, yuk kita telusuri jejak rekamnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Duo Iran di Klub Persitara Era ISL
Jakarta pernah punya dua wakil pada kompetisi ISL 2009/2010, yakni Persija dan Persitara. Saat itu Persitara bangkit di bawah komando Manajer Tim Harry 'Gendhar' Riswanto.
Untuk menyaingi pamor Macan Kemayoran yang lebih dulu eksis, Persitara pun mendatangkan sekaligus dua pemain asal klub Sepahan, kontestan di Liga Iran.
Mereka adalah Vali Khorsandipish dan Afshin Parsaeian Rad yang berposisi sebagai bek dan striker. Vali Khorsandipish, atau akrab dipanggil Vali Kenari tampil sebanyak 16 pertandingan dan mencetak satu gol.
Namun bek berpostur 195 centimeter didepak Persitara karena performanya dianggap tidak memuaskan. Berikutnya, mantan pemain klub Sepahan ini melanjutkan petualangannya di Persiwa Wamena pada 2012/13 dan Sriwijaya FC musim 2013/14.
Selama membela Persiwa, Vali Kenari mencetak dua gol dalam 18 penampilannya. Sementara, Vali hanya mencatatkan 12 kali aksi bersama Sriwijaya FC.
Sementara Afshin Parsaeian Radhanya menyumbang empat gol dalam 15 penampilan bersama klub berjulukan Laskar Si Pitung itu. Afshin memutuskan keluar dari Persitara menyusul didepaknya Vali Kenari menjelang musim 2010/11.
Advertisement
2. Milad Zeneyedpour
Zeneyedpour merupakan pemain Iran generasi kedua yang bermain di Indonesia. Ia memperkuat Madura United pada musim Liga 1 2018 di bawah asuhan manajer Gomes De Oliveira.
Pemain berposisi gelandang serang ini bermain dalam 13 pertandingan dan mencetak satu gol. Gol semata wayang itu diciptakan Milad Zeneyedpour ketika Madura United dikalahkan Bhayangkara FC dengan skor 1-2. Setelah bermain di Indonesia, Zeneyedpour hijrah ke Liga Malaysia, membela klub UKM FC.
3. Omid Nazari, Blasteran Fenomenal
Bila dibandingkan tiga pemain kelahiran asli Iran tersebut, nama Omid Nazari patut disebut sebagai sosok fenomenal di Indonesia. Pemain berdarah campuran dari ayah asal Iran dan ibu Filipina ini memiliki jejak rekam karir lebih bagus.
Meski sebagai pemain blasteran, sebenarnya gelandang yang pernah berbaju Persib pada Liga 1 2019 ini pernah beberapa kali membela Timnas Iran. Karena memiliki dua paspor Iran dan Filipina, Omid memilih menjadi penggawa Timnas Filipina.
Omid Nazari lahir di Malmo, Swedia. Dia berlatih di Akademi Malmo FF sejak 1996. Namun, dia baru melakukan debut profesional bersama klub senior Malmo FF di usia 20 tahun.
Pada 13 Juli 2011, Omid Nazari merasakan debut di pentas kualifikasi Liga Champions kala Malmo berhadapan dengan klub asal Kepulauan Faroe, HB Torshavn.
Setelah karirnya tidak berkembang di Eropa, Omid Nazari pun akhirnya mencoba peruntungan ke negara asal ibunya, Filipina. Global Cebu adalah klub pertama Omid Nazari di Liga Filipina. Bersama Global Cebu, ia bermain sebanyak 15 kali dan mencetak delapan gol.
Pada 17 November 2016, Omid Nazari ingin merasakan atmosfer sepak bola lebih meriah dibandingkan Liga Filipina. Dia pun pindah ke Liga Malaysia. Melaka United menjadi pelabuhannya.
Namun di klub ini karir Omid Nazari terpuruk. Akhir Maret 2017, Nazari memutuskan kembali ke Liga Filipina. Dia sukses bersama Ceres-Negros F.C. Nazari mempersembahkan dua gelar liga di musim 2017 dan 2018.
Omid Nazari bertahan di Ceres-Nehros hingga 2019. Selanjutnya dia bergabung dengan Persib Bandung. Meski setengah musim membela Persib, namun Omid Nazari sempat jadi pujaan para Bobotoh, pendukung fanatik Maung Bandung.
Advertisement