Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia tak mampu berbuat banyak saat kembali menghadapi Irak. Skuad asuhan Shin Tae-yong itu kalah 3-1 pada laga pertama Grup D Piala Asia 2023.
Laga yang berlangsung di Stadion Ahmad bin Ali, Al-Rayyan, Qatar, Senin (15/1/2024) malam WIB, bisa dikatakan sesuai prediksi banyak pihak. Mereka kepayahan menghadapi dominasi Irak.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
Skuad Garuda memang tertekan nyaris sepanjang laga. Marselino Ferdinan dkk kehilangan kendali di lapangan tengah yang menjadi kunci permainan.
Dari catatan tersebut, apa saja yang membuat para gelandang Timnas Indonesia keteteran melawan Irak? Berikut ulasan selengkapnya.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita- berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Justin Hubner Tak Cocok
Pelatih Shin Tae-yong seperti bingung menempatkan Justin Hubner. Dua posisi naturalnya yakni bek tengan bek kiri sudah ada yang menempati.
Eksperimen lantas dilakukan pelatih asal Korea Selatan tersebut. Ia mulai ditempatkan sebagai gelandang bertahan sejak laga uji cona kontra Libya.
Tetapi di laga ini, terlihat jelas Hubner tak memiliki kapasitas yang dibutuhkan Timnas Indonesia. Walau begitu, umpan progresifnya tetap layak diacungi jempol.
Â
Advertisement
Kehilangan Gelandang Petarung
Kapasitas yang dimaksud adalah kemampuan merebut bola di lapangan tengah. Bolongnya sektor tersebut membuat bek-bek Indonesia terlihat rentan.
Tapi sayangnya, tak ada satupun gelandang petarung dalam daftar pemain yang dipanggil. Mereka kebanyakan berperan sebagai gelandang box-to-box.
Alhasil, Irak begitu mudah mendominasi saat memasuki area lawan. Menempatkan pemain di masing-masing half-space merupakan cara cerdik mengeksploitasi kelemahan tersebut.
Â
Dua Gelandang Tengah Tak Cukup
Melihat taktik tiga bek yang dikembangkan pelatih Shin Tae-yong, rasanya skema itu sangat pas untuk mengakomodir kecepatan para pemain sayap.
Namun, keputusan tersebut justru menyimpan resiko besar. Tanpa gelandang petarung, duo lapangan tengah tak cukup ideal menahan gelombang serangan.
Sudah bisa ditebak, Indonesia babak belur di ruang kunci permainan. Irak begitu mudah menerobos dengan melakukan umpan daerah di ruang antar lini.
Advertisement