Bola.com, Jakarta - Pembinaan pemain usia muda masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar bagi sepak bola Indonesia. Hal itu dirasakan betul oleh legenda sepak bola nasional, Indriyanto Nugroho.
Meski belakangan ini harus diakui ada peningkatan pada aspek pembinaan usia muda itu. Terutama jika dibandingkan 10 atau 20 tahun yang lalu.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
Namun, Indriyanto Nugroho menyoroti satu hal. Kompetisi usia muda yang ada di Indonesia banyak yang masih tak berjenjang dan berkelanjutan.
"Kompetisi harus berjenjang, kalau tidak berjenjang ya buat apa," kata Indriyanto Nugroho dalam konferensi pers Liga Top Skor U-17 di Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024) petang WIB.
Padahal menurut Indriyanto Nugroho, kompetisi usia muda yang berjenjang sangat penting bagi perkembangan pemain. Terutama sebelum mereka menembus kompetisi di level senior.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Potensi Besar
Indriyanto Nugroho kembali menegaskan proses pembinaan usia muda itu harus dijalankan dengan baik dan dari usia yang paling muda.
"Proses dari bawah, proses dari pembinaan itu harus berjalan baik," ujarnya. Â
Eks pemain Pelita Jaya dan PSIS Semarang itu kemudian kembali mengingatkan publik mengenai potensi yang dimiliki sepak bola Indonesia. Mereka tinggal mendapatkan wadah kompetisi yang baik.
"Indonesia potensi sangat luar biasa, bagaimana Papua bisa mendapatkan Boaz, kita tahu semua bakat alam dari sana, Kalimantan, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bagaimana kita memberikan wadah untuk mereka berkembang, kalau tidak ada wadah itu ya bagaimana Timnas kita bisa bagus," jelasnya. Â
Advertisement
Pelatih Berkualitas
Lebih lanjut, Indriyanto Nugroho mengungkapkan fakta yang cukup menyedihkan. Menurutnya, jumlah pelatih usia muda yang berkualitas di Indonesia masih cukup terbatas.
Kondisi itu menurut Indriyanto Nugroho bisa menghambat perkembangan pemain muda di Indonesia untuk memahami cara bermain yang benar.
"Pelatih juga harus diedukasi, cara latihan, cara bermain. Para pelatih di di sini harus bisa mengembangkan filosofi, jangan asal datang latihan, game begitu saja. Â Di pertandingan para pemain tidak akan muncul potensinya," jelas asisten Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023.
30-34 Pertandingan
Sementara itu direktur Liga Top Skor Indonesia, Yusuf Kurniawan menjelaskan mengenai jumlah laga ideal yang harus dijalani pemain muda untuk terus bisa berkembang. Jumlahnya paling tidak 30 laga dalam satu tahun.
"Idealnya 30-34 pekan," katanya.
"Tapi kami tidak bisa lakukan itu karena harus berbagi dengan kegiatan di Askot atau Askab PSSI, makanya kita kolaborasi dengan mereka untuk membagi waktu. Kami bermain 4 bulan sisanya mereka. Artinya kebutuhan minimal 30-34 pertandingan dalam setahun terpenuhi," tandas Yuke.Â
Â
Advertisement