Bola.com, Jakarta Sejarah mencatat Timnas Indonesia memiliki sederet striker haus gol, satu di antaranya adalah mendiang Ricky Yakob atau Ricky Yakobi. Pria kelahiran Medan tersebut kerap dianggap sebagai maestro di lini depan Tim Garuda.
Ricky Yakobi merupakan bomber top pada periode pertengahan 80-an hingga awal 90-an. Bambang Nurdiasyah merupakan pesaing terberatnya dalam perebutan tempat di skuat utama Timnas Indonesia.
Baca Juga
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Ricky mulai merangkak naik ketika Bertje Matulapelwa memasukkan namanya dalam skuad Asian Games 1986. Ia menjadi aktor utama yang meloloskan Indonesia hingga semifinal. Sepulang dari Asian Games, Ricky menjadi pilihan mengemban ban kapten.
Karier Ricky semakin melambung setelah dibeli klub Matsushita Jepang pada 1988. Namun, kariernya tidak sukses karena sulit beradaptasi dengan udara dingin.
Meski demikian, nama Ricky tetap meroket di Tanah Air, terutama setelah meraih medali emas SEA Games 1987 bersama Timnas Indonesia asuhan Bertje Matulapelwa.
Ricky populer dengan nama Ricky Yacobi. Huruf i ditambahkan setelah ia menjalani karier di Jepang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Era 1980-an
Masa keemasan Ricky Yacobi pada paruh kedua dekade 1980-an. Namanya tak lepas dari Arseto Solo. Selain itu, ia pernah memperkuat PSMS Medan dan merebut Piala Suratin.
Ricky mendapat julukan Paul Breitner Indonesia karena mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Selain teknik yang bagus, pria kelahiran 12 Maret 1963 itu memiliki kecepatan.
Ricky tampil menonjol bersama Timnas Indonesia pada Asian Games 1986 di Korea Selatan. Ketika itu, Timnas Indonesia hanya kalah 0-2 dari Arab Saudi dan bermain imbang 1-1 melawan Qatar.
Indonesia menang 1-0 kontra Malaysia dan menang 4-3 lewat adu penalti melawan Uni Emirat Arab (UEA). Ricky mencetak satu gol dalam laga perempat final melawan UEA itu.
Sayangnya, langkah Indonesia terhenti di semifinal setelah kalah dari Korea Selatan dengan skor 0-4. Tim Garuda juga kalah dari Kuwait pada perebutan medali perunggu.
Â
Advertisement
Perjalanan Sang Maestro
1986 - Bertemu Uni Emirat Arab di perempatfinal Asian Games, Ricky mencetak gol Indah pada menit ke-49, meneruskan umpan Yonas Sawor dengan tendangan voli tanpa sedikit pun menyentuh tanah. Indonesia menang adu penalti 4-3.
1987 - Rikcy mengemban ban kapten Timnas Indonesia senior saat masih berusia 23 tahun. Ia turut mengantar skuat Garuda meraih medali emas SEA Games 1987. Ia juga mencetak gol pada babak semifinal melawan Myanmar
1988 - Mencoba peruntungan di Matsushita FC (Gamba Osaka) namun gagal beradaptasi dengan cuaca dingin, ia hanya mencetak satu gol dari empat laga.
Akhir Cerita di Lapangan Bola
Ricky Yacobi kini telah tutup usia. Ricky wafat pada usia 57 tahun akibat serangan jantung, ketika bermain sepak bola di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Sabtu (21/11/2020) pagi WIB.
Ketika itu, Ricky baru mencetak gol dan ingin melakukan selebrasi. Namun nahas, Ricky Yacobi terjatuh dan tak sadarkan diri. Dia pun langsung di bawa ke Rumah Sakit Mintoharjo, Jakarta.
Sayangnya, nyawa Ricky Yacobi sudah tak tertolong. Pria yang pernah membawa Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987 itu dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu pagi WIB.
Advertisement