Bola.com, Jakarta - Pelatih Deltras FC, Widodo Cahyono Putro mengenang kembali momen saat dirinya menciptakan gol salto ke gawang Kuwait di Piala Asia 1996.
Turnamen tersebut jadi yang pertama untuk skuad Garuda di pentas Asia. Mereka berhasil melangkah ke putaran final setelah memuncaki kualifikasi Grup 4 yang berlangsung di Malaysia.
Advertisement
Walaupun menjalani debut di turnamen terbesar di Benua Kuning, Indonesia tak ciut nyali. Mereka bahkan mampu mengimbangi Kuwait di laga pertama.
"Saya waktu itu realistis lah. Kami dengan Korea Selatan dan yang lain Kuwait dan tuan rumah Uni Emirat Arab," bukanya.
"Tetapi saya ingin dan sempat berdoa. Cobalah bikin sesuatu yang bisa dikenang. Eh ternyata, bisa bikin gol terbaik sepanjang masa," lanjut pria yang akrab disapa WCP tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hasil Visualisasi Permainan
Pria yang sempat menjadi pelatih Bhayangkara FC itu mengaku sudah menduga momen itu akan terjadi. Sebelum laga, dia telah membayangkan apa yang bisa dilakukannya di lapangan.
Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, dia terus mengasah ketajamannya di muka gawang lawan. Jadi saat umpan silang Ronny Wabia terjadi, ia tak ragu melakukan tendangan gunting.
"Saya membayangkan, bagaimana bisa bermain bagus. Apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Terus berpikir positif. Saya sebelumnya mengasah feeling. Enggak harus salto, mungkin sepakan voli," ungkapnya.
Advertisement
Pesan Danurwindo
Pelatih Danurwindo yang saat itu memimpin Timnas Indonesia di Uni Emirat Arab, punya resep sederhana untuk menjaga kekompakan tim sepanjang turnamen.
Bermain pertama kali di level Asia tentu memberikan kebanggan tersendiri bagi pemain. Tetapi ia terus mengingatkan pentingnya bermain secara tim.
"Pesannya satu, kamu main untuk negara kamu bukan untuk individu kamu. Sudah itu saja. Berarti apa? NKRI harga mati. Jadi harus mati-matian," tandas WCP.