Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Timnas Jepang saat berjumpa pada pertandingan pamungkas Grup D Piala Asia 2023. Ada sejumlah faktor yang membuat skuad Garuda tumbang pada laga ini.
Dalam duel yang berlangsung di Al Thumama Stadium, Doha, Rabu (24/1/2024) itu, Timnas Indonesia tumbang dengan skor 1-3 dari Jepang. Skuad Garuda harus kebobolan cepat lewat eksekusi penalti Ayase Ueda (6’).
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
Pada babak kedua, tim asuhan Hajime Moriyasu sukses menambah keunggulan lewat pemain yang sama, Ayase Ueda (52’). Gol bunuh diri Justin Hubner pada menit ke-88 memperlebar margin gol.
Menjelang laga berakhir, tepatnya pada menit ke-90+1, Sandy Walsh sukses memperkecil defisit gol. Kekalahan yang dialami Timnas Indonesia.ini tak terlepas dari sejumlah faktor. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesulitan Ciptakan Peluang
Timnas Indonesia cukup kesulitan dalam menghasilkan peluang. Skema build-up juga sangat sulit dilakukan Marselino Ferdinan dan kawan-kawan. Berbagai upaya yang digalang skuad Garuda lebih sering kandas di tengah jalan.
Transisi dari bertahan menuju menyerang juga setali tiga uang. Anak asuh Shin Tae-yong terlihat sangat terburu-buru dalam melakukan serangan balik cepat. Hal ini dapat dipatahkan dengan mudah oleh pemain lawan.
Peluang lainnya yang juga diupayakan, terutama melalui umpan direct ke area pertahanan skuad Samurai Biru yang menargetkan Elkan Baggott, juga masih belum membuat perbedaan yang berarti.
Advertisement
Sulit Lepas dari Tekanan
Sejak awal pertandingan, para pemain Timnas Indonesia juga menghadapi hambatan untuk keluar dari tekanan para pemain Jepang, terutama saat Timnas Jepang menerapkan tekanan yang tinggi.
Akhirnya, skema build-up tidak bisa berjalan dengan baik. Bola langsung dilambungkan ke depan yang berujung buntu. Sebab, Rafael Struick yang jadi target tak bisa memenangi duel udara.
Kegagalan Timnas Indonesia keluar dari tekanan ini berlangsung sepanjang laga. Saat Jepang menerapkan medium-block, lini tengah juga masih kurang nyaman dalam mendistribusikan bola.
Gagap Hadapi Transisi Cepat
Dari sektor pertahanan, Timnas Indonesia juga masih memperlihatkan sejumlah lubang. Hal ini terutama terjadi saat Jordi Amat dan kawan-kawan menghadapi transisi negatif, dari menyerang menuju bertahan.
Garis pertahanan ini dua kali terekspose, yang menghasilkan dua kebobolan. Yang pertama terjadi saat Ritsu Doan sukses melepaskan diri dari sisi kiri lalu melepaskan cutback yang disontek Ayase Ueda.
Penyebab terjadinya gol ketiga juga tak jauh berbeda. Timnas Indonesia pontang-panting menghadapi transisi cepat lawan dari sektor kanan. Situasi inilah yang diakhiri kesalahan Justin Hubner dalam menghalau bola sehingga menghasilkan gol bunuh diri.
Advertisement