Bola.com, Jakarta Demi menaikkan level dan prestasi Timnas Indonesia, PSSI terpaksa harus melakukan langkah pragmatis dengan menaturalisasi di skuad Timnas Indonesia.
Dalam setahun terakhir, banyak pemain heritage alias yang memiliki darah keturunan Indonesia mendapat kewarganegaraan Indonesia. Kini mereka menjadi bagian dari berbagai kelompok umur di Timnas Garuda.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
Soal naturalisasi ini, Juan Revi Auriqto punya pandangan pribadi yang menarik untuk disimak.
Meski mantan gelandang Arema ini tak setuju dengan naturalisasi, tapi kebijakan PSSI memang sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari bila Indonesia ingin mensejajarkan diri dengan dengan negara-negara di Asia.
"Saya pribadi tak setuju dengan naturalisasi. Tapi kebijakan ini memang cara termudah untuk mendongkrak prestasi Timnas Indonesia. Apalagi negara-negara lain juga melakukan hal itu," katanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Piala Asia 2023: Naturalisasi dan Keturunan Wajar
Juan Revi pun mengamati skuad para peserta Piala Asia 2023 Qatar.
"Dari 24 negara yang lolos babak final Piala Asia 2023Â hampir semua ada pemain naturalisasi. Apakah itu pemain yang punya darah keturunan atau alih kewarganegaraan dari negara lain," ucapnya.
Juan Revi melihat kiprah para pemain naturalisasi cukup menjanjikan, meski belum mempersembahkan sebuah gelar Internasional.
"Mayoritas pemain naturalisasi berusia muda. Jadi mereka butuh waktu untuk berprestasi. Tapi sementara cukup bagus lah. Semoga tiga sampai lima tahun ke depan, mereka bisa membanggakan Indonesia," ujarnya.
Advertisement
Jadi Andalan Indonesia
Perjalanan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 berakhir. Kekalahan 0-4 dari Australia di Stadion Jassim bin Hamad, Al-Rayyan, Qatar (28/1/2024) menutup kiprah skuad Garuda.
Walau begitu, edisi Piala Asia ke-18 ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Untuk pertana kalinya, tim Merah Putih berhasil melaju hingga fase gugur.
Momen tersebut tak lepas dari kepiawaian pelatih Shin Tae-yong dalam meracik tim. Dukungan dari PSSI membuat keajaiban tersebut bisa terwujud.
Federasi tertinggi sepak bola tanah air itu terus menggenjot program naturalisasi. Mereka berhasil mengumpulkan para pemain yang memiliki darah Indonesia.
Kehadiran mereka pada akhirnya memberikan warna baru bagi permainan Timnas Indonesia. Mayoritas diantaranya bahkan jadi pemain andalan sepanjang turnamen.
Masih Muda
Nilai plus pemain keturunan di Timnas Indonesia adalah usianya masih muda. Rafael Struick, Ivar Jenner, Justin Hubner, Elkan Baggott, dan Sandy Walsh, bisa diandalkan hingga mungkin 10 tahun ke depan.
PSSI ingin naturalisasi empat pemain diaspora cepat selesai supaya bisa memperkuat Timnas Indonesia yang baru saja tersingkir dari 16 besar Piala Asia 2023 Qatar.
Keempat pemain itu adalah winger Fortuna Sittard di Liga Belanda, Ragnar Oratmangoen, duo SC Heerenveen di Liga Belanda, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, dan kiper FC Dallas di Liga Amerika Serikat, Maarten Paes.
Khusus Nathan Tjoe-A-On, seharusnya proses perpindahan kewarganegaraannya telah tuntas pada akhir Desember 2023 bersamaan dengan pelantikan Jay Idzes.
Namun, bek yang dipinjamkan klub Inggris, Swansea City, ke SC Heerenveen itu disebutkan belum mempunyai waktu untuk diambil sumpah kewarganegaraannya.
Advertisement