Bola.com, Jakarta - Federation Internationale des Associations de Footballeurs Professionnels atau FIFPro mendesak PSSI untuk mengintervensi kasus penunggakan gaji Kalteng Putra terhadap 29 pemainnya.
Lewat artikel yang diterbitkan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), FIFPro juga meminta PSSI untuk menghentikan tindakan yang sangat tidak profesional dan terpuji yang dilakukan Kalteng Putra.
Baca Juga
Advertisement
FIFpro memberikan dukungan penuh kepada 29 pemain Kalteng Putra, yang berada dalam situasi sulit dan tidak menguntungkan akibat perbuatan Kalteng Putra.
Buntut gajinya yang tidak dibayar, para pemain menolak membela Kalteng Putra ketika melawan PSCS Cilacap dalam babak play-off degradasi Liga 2 2023/2024 dalam partai keenam Grup D pada 27 Januari 2024.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Deskripsi FIFPro
"Para pemain merasa terpaksa mengambil langkah ini di mana mereka sebelumnya telah mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan masalah tersebut," tulis keterangan FIFPro yang dimuat APPI.
"Mereka merasa tidak dianggap serius ketika mereka tidak dapat bertemu dengan pemilik dan manajemen gagal memenuhi janji yang dibuat pada minggu sebelumnya."
"Para pemain awalnya menolak untuk memainkan pertandingan sebelumnya di laga keempat play-off Liga 2, namun berubah pikiran setelah manajemen berjanji akan segera membayar tunggakan gaji, yang tetap urung dilakukan," jelasnya.
Advertisement
Kalteng Putra Berulah
"Setelah para pemain mengumumkan bahwa mereka tidak akan memainkan pertandingan di pertandingan kelima, klub mendesak mereka untuk pergi 'demi alasan keselamatan dan keamanan'," ungkap FIFPro.
"Setelah orang asing mengunjungi mess mereka di tengah malam dan menuntut mereka untuk memainkan pertandingan tersebut, para pemain kemudian kembali ke rumah masing-masing."
"Hal yang lebih buruk lagi, ketika, klub mengajukan tuntutan pidana terhadap pemain yang memposting masalah tersebut di akun media sosial mereka," jelas FIFPro.
Intimidasi
FIFPro kecewa dengan Kalteng Putra bukan hanya karena tidak menghormati kontrak pemain dengan tak membayar gaji mereka, tetap juga memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada para pemain dengan mengintimidasi melalui prosedur pidana.
"Strategi yang tidak semestinya ini pernah digunakan sebelumnya oleh suatu klub di Indonesia dan FIFA telah memberikan sanksi atas hal tersebut," ujar FIFPro.
"FIFPro telah bersurat kepada FIFA mengenai masalah ini dan mendesak PSSI agar segera melakukan intervensi untuk menyelesaikan situasi tersebut," paparnya.
Advertisement
PT LIB Buka Suara
Sementara itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, sempat buka suara terkait penunggakan gaji pemain di beberapa klub Liga 2.
"Memang kesulitan finansial ini bukan makanan baru, bukan persoalan baru, ini sudah lama. Bahkan beberapa klub, Liga 2 khususnya, kami sudah memberi kebijakan lebih tepatnya mungkin punishment," jelas Ferry Paulus pada beberapa waktu lalu.
"Dana kontribusi di Liga 2 akan kami tahan sampai pada ambang batas tunggakan-tunggakan yang ada. Kalau sekarang ada tunggakan lagi, ini kami tidak tahu seberapa besar, masih berupaya untuk mencari tahu mana-mana aja klubnya, terus kemarin ada klub asal Pulau Kalimantan juga, kami sudah berkomunikasi."
"Kemudian kami dengar juga ada beberapa klub di luar klub Pulau Kalimantan, dua atau tiga hari kemarin komunikasi, tapi saya belum tahu update-nya seperti apa," terang Ferry Paulus.
Persaingan di BRI Liga 1 2023/2024
Advertisement