Bola.com, Jakarta - Selama beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia sempat diasuh deretan pelatih dengan reputasi mentereng. Luis Milla dan Shin Tae-yong yang namanya paling populer punya capaian yang berbeda soal target.
Jauh sebelum era Shin Tae-yong, Timnas Indonesia pernah merasakan sentuhan magis dari Luis Milla selama kurang lebih dua tahun, yakni mulai tahun 2017 hingga 2018. Ketika itu, ia tak hanya menangani level senior saja.
Baca Juga
Advertisement
Sebab, juru taktik asal Spanyol itu juga mendapatkan tugas untuk mengasuh Timnas Indonesia U-23 yang dihadapkan pada dua hajatan yang prestisius, yakni SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Berbeda dengan Milla, Shin Tae-yong mendapatkan beban yang lebih banyak. Pasalnya, dia harus menangani tim nasional dari level U-20, U-23, hingga senior. Dari segi hasil, keduanya memiliki pencapaian yang berbeda.
===
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengenang Kinerja Luis Milla
Di bawah asuhan mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 itu, Timnas Indonesia memang punya gaya bermain yang menarik. Skuad Merah Putih mengutamakan karakter umpan-umpan pendek dan ball possession.
Ketika menunjuknya pada medio Januari 2017, PSSI memberikan dua target khusus untuk Luis Milla. Dia diminta mengantarkan Timnas Indonesia U-23 meraih medali emas SEA Games 2017 dan menembus semifinal Asian Games 2018.
Advertisement
Target Meleset
Target pertama Luis Milla gagal terpenuhi. Saat berlaga di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, skuad Garuda Muda gagal melenggang ke final setelah tumbang 0-1 dari tim tuan rumah.
Hasilnya, Timnas Indonesia U-23 yang diperkuat Evan Dimas dan kawan-kawan harus puas mendapatkan medali perunggu. Hasil ini diraih seusai menumbangkan Myanmar pada perebutan peringkat ketiga.
Adapun saat menghadapi Asian Games 2018, skuad Garuda Muda yang berstatus sebagai tuan rumah juga gagal meraih target PSSI. Luis Milla hanya mampu membawa Indonesia sampai di babak 16 besar karena kandas dari Uni Emirat Arab lewat drama adu penalti.
Seusai mengakhiri masa kontraknya, Luis Milla memang diharapkan mendapatkan perpanjangan kontrak. Namun, tawaran yang sudah diajukan oleh PSSI selama berkali-kali tak mendapat sambutan hangat.
Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong
Shin Tae-yong menjadi arsitek Timnas Indonesia yang kiprahnya cukup menarik. Di kalangan publik, terjadi pro-kontra yang cukup memanas soal cara mengukur kinerja juru taktik asal Korea Selatan itu.
Sebab, dari segi prestasi, sampai saat ini belum ada gelar juara yang mampu dipersembahkan oleh Shin Tae-yong. Di sisi lain, dia mendapatkan banyak apresiasi jika ukurannya adalah progres permainan skuad Garuda.
Dari dua kali ajang Piala AFF, yakni edisi 2020 dan 2022, Timnas Indonesia juga masih gagal juara di bawah asuhannya. Edisi 2020 berakhir dengan status runner-up, sedangkan edisi berikutnya kandas di semifinal.
Advertisement
Lebih Mujur
Ketika menangani Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2021, STY juga tak mampu mendapatkan medali emas. Saat itu, skuad Garuda Muda harus puas menyabet medali perunggu.
Yang paling baru, STY sudah berhasil mewujudkan target dari PSSI, yakni mengantarkan Marselino Ferdinan melaju sampai babak 16 besar Piala Asia 2023. Ini menjadi sejarah baru bagi pencapaian Timnas Indonesia di kejuaraan itu.
Target terakhir Shin Tae-yong berada di Piala Asia U-23 2024. Dia diharapkan bisa membawa Timnas U-23 melenggang ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Apabila dua target itu terpenuhi, STY kabarnya bakal mendapat perpanjangan kontrak hingga 2027.