Bola.com, Gianyar - Arema FC gagal meraih poin di pekan 24 BRI Liga 1. Bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (5/2/2024), mereka dibantai PSIS Semarang 1-4. Padahal sebelum pertandingan, pelatih Fernando Valente sangat optimis bisa menekuk PSIS.
Kenyataannya, dua pemain lokal PSIS, Riyan Ardiansyah dan Alfeandra Dewangga sama-sama membuat brace. Sementara Arema mencetak gol hiburan lewat Charles Lokolingoy.
Baca Juga
3 Fakta Kesuksesan Arema FC Menang di Markas Semen Padang: Kandang Lawan Tak Lagi Angker, Posisi Terbaik Singo Edan
Sempat Diterpa Kritik di Piala AFF 2024, Arkhan Fikri Mencoba Bangkit: Bikin Assist saat Arema FC Menang di Markas Semen Padang
Hasil BRI Liga 1: Curi 3 Poin, Arema FC Benamkan Semen Padang di Zona Degradasi
Advertisement
Dari sisi permainan, sebenarnya Arema membuat peluang lebih banyak. Terutama di babak pertama. Beberapa kali Dedik Setiawan berhadapan dengan kiper PSIS. Tapi peluang emas tersebut terbuang sia-sia.
Sedangkan segi ball possesion, dari statistik Lapangbola.com, Arema juga lebih unggull. Mereka menguasai permainan 57 persen. Bisa dibilang statistik Singo Edan lebih bagus. Namun, lagi-lagi persoalan efisiensi bermain belum terselesaikan.
Sementara kiper Arema, Julian Schwarzer juga tak seperti biasanya. Dia hanya melakukan satu save. Sedangkan empat peluang lain PSIS berhasil menembus gawangnya. Pandangan Julian lebih sering tertutup para pemain yang ada didepannya. Karena tiga gol PSIS berasal dari tendangan jarak jauh.
Bola.com merangkum ada 4 fakta setelah Arema FC dipermalukan PSIS.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minus Gol Paling Banyak
Kekalahan ini membuat Arema jadi tim dengan jumlah minus kebobolan paling banyak, yakni 18 gol. Arema baru mencetak 26 gol. Sedangkan jumlah kemasukannya sudah 44 gol. Sementara untuk urusan kemasukan paling banyak, masih dipegang Persikabo dengan 46 gol.
Ini jadi sebuah sinyal jika permainan Arema belum efektif. Meski selalu memiliki ball possesion bagus, mereka tak bisa merapatkan pertahanan dan mempertajam lini serang.
Padahal dalam sesi latihan, dua hal itu jadi fokus utama pelatih Fernando Valente. Tentu pelatih asal Portugal tersebut harus memutar otak kembali untuk membenahi celah permainan timnya. Jika ingin meraih tiga poin, mereka harus memperbaiki gol dan jumlah kemasukannya.
Sebenarnya, Fernando memiliki ide memainkan ball possesion semaksimal mungkin agar lawan tidak punya kesempatan mencetak gol. Kenyataannya, PSIS masih bisa membuat 4 gol dan memperlihatkan permainan yang lebih efektif.
Advertisement
Debut Buruk Duet Stoper Amerika Latin
Dalam laga ini Arema menurunkan Charles Raphael dan Julian Guevara sebagai duet stoper. Padahal dua pemain itu berposisi asli sebagai gelandang. Sayang, debut duet pemain asal Amerika Latin ini memberikan hasil buruk. Mereka kemasukan 4 gol.
Meski bukan sepenuhnya kesalahan duet Guevara dan Charles, masih ada celah di sistem pertahanan Arema. Sehingga lawan bisa dengan mudah merobek gawang Arema.
Sebenarnya, Charles sejak putaran pertama lebih sering jadi stoper. Sedangkan Guevara baru kali ini di Liga 1 turun di posisi itu. Tapi, selama persiapan setelah tahun baru, pelatih sudah membiasakan Guevara bermain sebagai stoper.
Dengan tujuan, dua pemain ini bisa memainkan ball possesion sejak lini pertahanan. Keduanya juga punya umpan-umpan jauh yang akurat untuk memulai serangan balik. Namun, skema itu sudah diantisipasi PSIS sehingga Arema hanya bisa mencetak satu gol lewat Charles Lokolingoy.
PSIS Tetap Tajam Tanpa Fortes
Keraguan terhadap produktifitas gol PSIS sempat muncul jelang laga ini. Maklum, mereka ditinggal striker utama, Carlos Fortes yang hengkang ke Liga Uni Emirat Arab. Namun, PSIS berhasil memberi bukti jika mereka tak bergantung pada satu pemain untuk urusan mencetak gol.
Dua pemain lokal, Riyan Ardiyansyah dan Alfeandra Dewangga jadi solusinya. Masing-masing membuat brace ke gawang Arema. Bahkan tiga gol lahir lewat tendangan jarak jauh yang indah. Kiper yang ditaklukkan juga tidak sembarangan. Julian Schwarzer yang musim ini masuk dalam 3 kiper dengan jumlah save terbanyak di Liga 1.
Ketika serangan mereka agak sulit menembus pertahanan Arema, tendangan jarak jauh jadi solusinya. Lantaran jika mengirimkan crossing ke jantung pertahanan Arema, ada duet bek jangkung, Charles Raphael dan Julian Guevara sehingga PSIS menyiasatinya dengan tembakan jarak jauh.
Advertisement
Pertama Gapai Runner Up
Â
Kemenangan dari Arema membuat PSIS meraih posisi runner-up. Nilai 42 poin yang didapat membuat tim Laskar Mahesa Jenar itu melewati Persib Bandung dan Bali United. Namun, posisi ini hanya sementara. Jika Bali United menang dari Persik Kediri, PSIS akan tergeser.
Kendati demikian, ini jadi kali pertama PSIS ada di posisi kedua. Prestasi ini tentu membuat mereka jadi salah satu kandidat tim yang lolos ke empat besar. Ini tak lepas dari perjuangan skuat kebanggaan warga Semarang. Lantaran mereka sempat terlempar ke papan tengah.
Namun, setelah pelatih Gilbert Agius membuat tim lebih padu, mereka berhasil kembali ke papan atas. Tak menutup kemungkinan mereka bisa jadi kandidat juara musim ini.    Â