Bola.com, Jakarta - Hamka Hamzah menjadi satu di antara mantan pemain Timnas Indonesia yang mendukung perpanjangan kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Tim Garuda. Apa katanya?
"Kalau dia bawa lolos Timnas Indonesia ke-16 besar Piala Asia, apa yang harus kita perbuat, pastikan kita lanjut lagi empat tahun," ujar Hamka Hamzah dalam wawancaranya dengan YouTube Sport77 Official pada Senin (5/2/2024).
Baca Juga
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Mengenal Alfan Suaib, Rivaldo Enero, dan Armando Obet Oropa, 3 Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Baru Kali Ini Dipanggil
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
Advertisement
"Karena sejarah dia buat, enggak ada tim nasional bisa lolos sampai 16 besar, jangan bilang harus piala, memang gampang Piala Asia. Kita juara AFF saja belum, kita empot-empotan. Iya kan belum pernah juara, final saja," sambungnya.
Seperti diketahui, nasib Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia tengah menjadi sorotan selepas Piala Asia 2023. Situasi tersebut tidak lepas dari situasi kontraknya yang akan habis pada Juni 2024.
Banyak suara sumbang pun bermunculan. Tidak sedikit yang menginginkan kontrak arsitek asal Korea Selatan itu tak diperpanjang.
Padahal, Shin Tae-yong baru saja mengantarkan Tim Merah-Putih lolos ke-16 besar Piala Asia 2023 untuk kali pertama. Langkah Tim Garuda terhenti pada fase itu setelah takluk 0-4 dari Australia (28/1/2024).
Meski begitu, masih saja banyak pihak yang meminta PSSI untuk menyudahi kerjasama dengan Shin Tae-yong. Satu di antara kritik pedas juga dilontarkan legenda Timnas Indonesia, Anjas Asmara, baru-baru ini.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kritik Boleh, Asal...
Soal kritikan yang dialamatkan untuk Shin Tae-yong, Hamka Hamzah sebetulnya tidak begitu mempersoalkan. Asal kritik itu bersifat membangun.
"Kritik itu diperlukan dalam bidang apapun tetapi mengkritik yang membangun, jadi siapapun boleh mengkritik Timnas Indonesia, tetapi jangan masuk sampai bisa menentukan ini tidak berhasil. Jangan bilang STY enggak berhasil, ini progresnya kan kelihatan," kata Hamka.
"Sabar dulu kasih kesempatan. Ya itu yang dibilang beberapa senior selalu, bahwa pelatih timnas itu butuh waktu lima tahun, dia membuat dulu fondasi. Nah ketika target lima tahun, dia enggak mendapatkan itu, ya berarti dia gagal."
"Ini kan baru empat tahun berikan kesempatan STY membuat pondasi, biar dia memilih pemain sesuai kebutuhan dia, sampai pemain-pemain keturunan itu bisa membela Indonesia jadi bukan naturalisasi ya," tambah Hamka Hamzah.
Â
Advertisement
Pemain Keturunan Punya Hak
"Pemain keturunan punya hak juga untuk memilih warga negara karena kan otomatis dari kakek dari neneknya dari orang tuanya. Memang saya pernah protes ketika pemain naturalisasi tidak mempunyai keturunan ya masak kita diam ya," ucap Hamka Hamzah.
"Ya harus juga kita mengkritik, bahwa pemain keturunan siapapun itu main di manapun ketika dia punya darah Indonesia, dia orang Indonesia. Kalau dia memilih kewarganegraan Indonesia," tegasnya.
Shin Tae-yong memang belum mampu mempersembahkan satupun trofi untuk Indonesia, namun, lanjut Hamka Hamzah, kedatangan juru taktik berusia 53 tahun itu membawa banyak perubahan bagi skuad Garuda. Dari segi teknis maupun non teknis.
Â
Pola Latihan Displin
Shin Tae-yong juga dikenal sebagai pelatih yang menerapkan pola latihan disiplin tinggi kepada pemainnya. Hal itu dibenarkan Hamka Hamzah.
"Kalau progresnya kita bisa lihat bahwa beberapa tahun ini cara bermain kita ketika ketemu tim-tim besar tidak down duluan, itu kan bukan hanya didalam lapangan yang harus kita lihat, itu belum berprestasi atau tidak," paparnya.
"Di luar lapangan itu juga sebuah prestasi ketika mengubah kebiasaan, kita lihat pemain nasional dulu masih bisa makan nasi goreng, mie ayam sekarang era STY makan sembarang dicoret. Itu kan sebuah keberhasilan juga yang harus dinilai jangan kita tutup mata."
"Sekarang fight sampai menit terakhir, nah saya rasa ya berikan kesempatan karena belum cukup lima tahun. Baru tahun berikutnya ketika tidak memberikan piala baru kita bisa bilang STY sudah selesai masa jabatan di untuk pegang Timnas Indonesia," pungkas manajer RANS Nusantara itu.
Sumber: YouTube Sport77
Advertisement