Bola.com, Surabaya - Kinerja pelatih Philippe Troussier masih jadi sorotan bersama Timnas Vietnam. Berbagai media setempat menilai arsitek tim asal Prancis itu harus bertanggung jawab atas performa buruk Golden Star Warriors.
Timnas Vietnam mengalami periode yang buruk selama Piala Asia 2023 lalu. Mereka selalu kalah dalam tiga laga fase grup, yakni kontra Jepang (2-4), Indonesia (0-1), dan Irak (2-3).
Baca Juga
Advertisement
Hal itu berdampak pada ranking FIFA terbaru yang dirilis pada 15 Februari 2024. Vietnam mengalami penurunan drastis dengan turun 12 peringkat. Dari posisi ke-94, Timnas Vietnam kini ada di posisi ke-106.
Media Vietnam, Soha, menyebut hasil Piala Asia 2023 itu harus jadi evaluasi. Apalagi, kekalahan dari Timnas Indonesia membuat Troussier perlu mendapat kritik pedas. Lantas, mengapa tidak memecat Troussier?
“Sayalah yang menandatangani kontrak dengannya. Setiap kontrak memiliki persyaratan, peraturan, tanggung jawab dengan tujuan. Namun yang lebih penting adalah kesabaran dengan pelatih, kepercayaan dan dukungan kepada pelatih,” kata Duong Nghiep Khoi, Sekretaris Jenderal VFF, dilansir Soha, Sabtu (17/2/2024).
“VFF akan selalu bersama Bapak Philippe Troussier dan tim Vietnam untuk membantu perjalanan mencapai tujuan. Pada tahun 2024, tujuan utama tim Vietnam adalah lolos ke babak kualifikasi kedua Piala Dunia 2026 di Asia.”
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berbeda dengan Korea Selatan
Sebagai pembanding, Soha menyoroti keberanian federasi sepak bola Korea Selatan (KFA) yang baru saja memecat pelatih Jurgen Klinsmann, Jumat (16/2/2024). Padahal, Timnas Korea Selatan mampu menembus semifinal, meski tidak mencapai target di Piala Asia 2023.
Menurut informasi, KFA harus mengeluarkan dana hingga 10 miliar won (setara dengan lebih dari Rp117 miliar). Jumlah kompensasi ini termasuk gaji sisa dua tahun kontrak Klinsmann dan biaya penalti berdasarkan ketentuan lainnya.
Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit, setara dengan sekitar 8-20% anggaran operasional KFA pada tahun anggaran 2024. Namun, Presiden KFA Chung Mong-gyu tampak tak terlalu malu dengan kompensasi tersebut.
“Federasi Sepak Bola Korea sedang berdiskusi dan berbicara secara menyeluruh dengan pengacara dari pihak-pihak yang terlibat. Jika jumlah kompensasi yang timbul terlalu besar, saya mempertimbangkan untuk mengeluarkan uang saya sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kami belum membicarakan masalah ini. KFA akan berdiskusi dan bernegosiasi untuk menangani semuanya,” ungkapnya.
Advertisement
Bisa Rugi Banyak
Jurgen Klinsmann merupakan satu dari empat pelatih yang kehilangan pekerjaannya usai Piala Asia 2023, setelah pelatih tim Oman, China, dan Bahrain. Mereka adalah tim-tim yang tidak mendapatkan hasil yang diharapkan di Piala Asia 2023.
Soha menyebutkan bahwa pernyataan Duong Nghiep Khoi sudah cukup menunjukkan bahwa Timnas Vietnam akan tetap di bawah arahan Troussier. Ada faktor lain yang juga perlu diperhatikan matang-matang dalam kasus ini.
Kontrak Troussier berlaku mulai 1 Maret 2023 hingga 31 Juli 2026, dengan gaji sekitar 60.000 dollar per bulan. Jika pelatih ini langsung dipecat setelah Piala Asia 2023, maka VFF harus mengganti sisa gajinya selama 30 bulan.
“Tentu saja, kisah pemecatan pelatih Troussier perlu dicermati dengan sangat matang. Dan ketika Timnas Vietnam masih berpeluang memasuki babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, posisi pelatih Troussier akan tetap kuat karena resonansi berbagai alasan,” tulis Soha.
Penurunan peringkat FIFA yang dialami Timnas Vietnam sendiri sebenarnya sudah jadi bahan kritik media setempat. Terlebih, mereka kini sudah tak lagi jadi yang terbaik di Asia Tenggara. Thailand kini jadi tim ASEAN dengan posisi paling tinggi dengan menduduki peringkat 101 dunia.
Secara berturut-turut, setelah Vietnam terdapat Malaysia (132), Filipina (139), Indonesia (144), Singapura (155), Myanmar (162), Kamboja (179), Laos (189), Brunei Darussalam (194), dan Timor-Leste (200) di Asia Tenggara.
Merosot Terus
Kemerosotan prestasi Vietnam ini membuat banyak media menyalahkan kinerja pelatih Philippe Troussier. Dia dianggap sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas keterpurukan Vietnam di Piala Asia 2023 lalu.
Kekhawatiran publik Vietnam tentu cukup beralasan karena mereka masih akan menghadapi Grup F babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka akan berjumpa dengan Timnas Indonesia sebanyak dua kali beruntung pada 21 dan 26 Maret 2024 nanti.
Hasil Piala Asia 2023 telah menjadi cermin bagi Vietnam. Dari tiga kekalahan fase grup, pertandingan melawan Timnas Indonesia jadi sorotan. Sebab, itu jadi satu-satunya pertandingan bagi Vietnam gagal mencetak gol, berbeda saat bersua Irak maupun Jepang.
Bicara babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Vietnam sebenarnya mendapatkan hasil yang cukup apik dalam dua pertandingan sebelumnya dengan mengoleksi tiga poin.
Mereka sempat menang 2-0 atas Filipina (16 November 2023) sebelum akhirnya kalah 0-1 kontra Irak (21 November 2023).
Kini, Timnas Vietnam mulai serius untuk mempertimbangkan pertemuan dengan Timnas Indonesia pada Maret nanti. Mereka tak ingin kehilangan poin untuk setidaknya menduduki posisi runner-up di bawah Irak untuk melaju ke babak ketiga
Jika kalah pada Maret nanti, itu artinya Vietnam membiarkan Timnas Indonesia menambah enam poin. Situasi itu tentu akan semakin menyulitkan mereka.
Selain dua pertandingan beruntun kontra Timnas Indonesia, Vietnam masih akan menghadapi Filipina (6 Juni 2024) dan Irak (11 Juni 2024). Filipina mungkin masih bisa diatasi, tapi Irak tentu bukanlah tim yang mudah dikalahkan.
Advertisement